Pada 17 Oktober 2022, Ibu Kota Kiev di Ukraina dihantam serangan bom dari sebuah drone alias pesawat tanpa awak. Drone tersebut menabrakkan diri dengan bomnya, sehingga mirip pola serangan kamikaze seperti yang dilakukan pilot tempur Jepang di masa Perang Dunia II.
Serangan drone tersebut menewaskan tiga orang warga sipil. Insiden ini hanya berselang beberapa hari, dari pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berjanji membombardir semua titik penting Ukraina, sebagai balasan atas diledakkannya jembatan kawasan Crimea.
Dinas Intelijen Ukraina menyebut drone ‘kamikaze’ yang menyerang Kiev adalah jenis Shahed-136 buatan Iran. Namun dalam konfirmasi terpisah, juru bicara Iran membantah bila negara mereka memasok senjata jenis apapun dalam konflik Rusia-Ukraina.
Menurut Ukraina, pecahan drone sejenis mereka temukan dalam berbagai titik peledakan yang melanda Ukraina sepekan terakhir. Pemakaian drone sekali pakai tersebut menandai babak paru perang antara dua negara tersebut yang kini sudah berlangsung lebih dari delapan bulan.
Dalam rekaman video amatir, nampak prajurit Ukraina menembaki drone yang terbang rendah di langit Ibu Kota Kiev. Mayoritas drone tersebut menyasar bangunan sipil dekat pembangkit listrik, termasuk apartemen warga. Pemerintah Ukraina meyakini serangan drone ini adalah taktik sabotase Rusia terhadap jaringan pembangkit listrik mereka, untuk menakut-nakuti warga. Sebab sebulan lagi musim dingin tiba, dan listrik sangat dibutuhkan penduduk untuk menghangatkan rumah.
Rusia mengakui bahwa itu memang target mereka. Namun Moskow menambahkan bila target drone yang mereka kirim mencakup “markas militer.”
Adapun drone jenis shahed sangat mudah dibuat, dengan ongkos minim. Drone rancangan insinyur Iran dari satuan Garda Revolusi Islam tersebut sudah dipakai berulangkali oleh berbagai pihak dalam konflik di Timur Tengah, sejak 5 tahun terakhir, mencakup wilayah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta Irak. Drone serupa dipakai dalam insiden penyerangan kilang minyak, bandara, hingga target militer.
Pemerintah Amerika Serikat dilaporkan menjatuhkan sanksi ekonomi anyar ke Iran, atas dugaan memasok terknologi perang dirgantara ke Rusia. Teknologi yang dimaksud adalah stok drone shahed seperti yang muncul di Ukraina. Kementerian Luar Negeri Iran menyebut tudingan AS itu sebagai “propaganda asing.”