Jakarta || Infakta.com – Belum jelasnya kasus dugaan korupsi pengadaan 488 toilet sekolah senilai Rp 98 milliar di Kabupaten Bekasi yang hingga saat ini belum juga menemui ujung pangkalnya, Ruang Jurnalis Nusantara Bekasi Raya dan LSM MASTER (Masyarakat Terpadu) kirimi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karangan bunga sebagai bentuk kecewa dengan penanganan statusnya, tentang siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut dan para tersangka. Senin, (24/07/2023).
Pelaksana tugas Deputi Penindakan KPK Asep Guntur mengatakan, penanganan kasusnya masih terus berjalan dan penyelidik sebentar lagi hampir menuntaskan kerjanya dan saat ini menuju final, tapi saat ini KPK belum mau mengungkap siapa saja kira – kira tersangka dalam kasus ini.
Asep Guntur Rahayu menjelaskan, mengapa proses penyelidikan di KPK berlangsung panjang dalam kasus tersebut, karena penyelidik KPK memerlukan waktu panjang untuk menilai potensi kerugian negara yang muncul dari pengadaan toilet tersebut.
“Toilet 488 itu kan tidak sedikit dan ini satu Bekasi ya. Kalau misalkan hitung satu hari dapat 5 aja bisa berapa gitu,?? Jadi kita waktunya ini agak panjang itu dalam rangka melakukan penilaian terhadap masing-masing objek itu,” ujar Asep seperti dikutip dari YouTube Metro TV dalam transkripnya.
“Ada 488 WC seperti artinya apakah memang sudah bisa dimulai, misalkan pemanggilan pihak-pihak, minimal kalau dilidik si sudah,” katanya.
“Kemudian ini juga kan sudah pada tahap kita mencoba koordinasi dengan auditor atau pihak yang mendukung untuk mencoba berapa sih atau apa yang kira-kira di apanya tidak sesuai,” jelasnya.
Sebagai masyarakat Bekasi, Hisar Pardomuan yang juga Ketua Ruang Jurnalis Nusantara (RJN) Bekasi Raya dalam pernyataan Persnya mempertanyakan keseriusan KPK menangani kasus dugaan korupsi WC Sultan yang menelan anggaran Rp. 98 M di Kabupaten Bekasi.
“Bukankah KPK dalam menangani kasus WC Sultan Kabupaten Bekasi sudah berlangsung terlalu lama?,” kata Hisar.
“Kenapa dari tahun 2021 sampai 2023 KPK belum juga menuntaskan kasus dugaan korupsi ini?,” Tambahnya.
“Oleh sebab karena itu, alasan kami RJN Bekasi Raya bersama LSM Masyarakat Terpadu (Master) mengirimkan ucapan melalui karangan bunga kepada KPK,” jelas Hisar.
Tujuannya adalah, lanjut Hisar. KPK segera menuntaskan kasus toilet mewah ini agar masyarakat Bekasi mengetahui kepastian hasil penyelidikan KPK itu seperti apa.
“Masyarakat Kabupaten Bekasi jangan terus-menerus dibohongi apalagi dibodoh-bodohi. Ini dapat menimbulkan mosi tidak percaya pada KPK, yang katanya lembaga independen, lembaga anti rasua. Maka buktikan hal tersebut,” gusar Hisar.
“Diharapkan juga KPK tetap menjaga kredibilitas dan ke profesionalannya sebagai pemberantas korupsi,” tegas Hisar.
Dikesempatan yang sama, Arnol Ketua LSM Master mengatakan bahwa pernyataan Asep Guntur itu tidak konsisten dan terkesan hanya menakut – nakuti para pihak karena sampai sekarang kabar kasus tersebut hilang begitu saja.
“Masyarakat sudah lama menunggu hasil penyelidikan kasus tersebut. Dan sebagai pejabat negara terlebih penegak hukum, seharusnya berhati-hati mengeluarkan statement karena akan jadi pedoman masyarakat dan tentu saja akan ditunggu,” jelasnya.
“Sama halnya dengan kasus pengadaan WC Sultan Kabupaten Bekasi ini, tentu masyarakat akan menunggu hasilnya dan berkeyakinan pasti ada tersangka mengingat pernyataan Asep Guntur Direktur Penindakan KPK itu sebelumnya,” pungkasnya.