Kalau kebanyakan dari kita mengeluhkan naiknya harga besi dari waktu ke waktu, komplotan pencuri besi justru merayakan dan menantikannya. Semakin tinggi harga, semakin kuat motivasi dan capaian ambisi mereka.
Premis ini terlihat dari kasus pencurian besi di lokasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCIC) di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Selama enam bulan, 12 orang pencuri ditaksir menciptakan modus hampir tak terendus sehingga sukses menggasak total 118.081 kilogram besi. Iya, lebih dari 100 ton besi untuk proyek KCIC diangkut gratisan oleh gerombolan pelaku.
Kerja-kerja penyamunan ini terungkap waktu aksi pencurian mereka pada 30 Oktober 2021 kemarin dipergoki karyawan PT Wika, perusahaan BUMN konstruksi pelaksana proyek kereta cepat. Pelaku yang panik langsung meninggalkan lokasi beserta mobil pick up berisi besi curian. Polisi membutuhkan empat hari sampai akhirnya menangkap 5 dari 12 pelaku: DY (46), SA (24), SU (24), AR (30), dan LR (24).
“[Pencurian] ini cukup mencengangkan,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Erwin Kurniawan pada konferensi pers, Senin (8/11) lalu, dilansir Tempo. Melihat mulusnya operasi selama enam bulan terakhir, Erwin menduga ada orang dalam yang membantu pencurian besi material. “Masalah ini menjadi melebar karena kereta cepat masuk dalam proyek strategis nasional, dan kelima [pelaku] masuk dalam penyelidikan lebih lanjut tentang siapa saja yang terlibat.”
Aparat menyita barang bukti dari pelaku, berupa satu mobil pick-up, enam buah besi besar, dan lima buah besi kecil. Polisi memperkirakan kerugian akibat hilangnya 100 ton besi mencapai Rp1 miliar. Kanit Reskrim Polsek Makassar, Jakarta Timur, Moch. Zen mengatakan komplotan ini sudah terorganisir. “Jadi, mereka itu jam operasinya antara jam dua sampai jam lima subuh. Mereka udah terorganisir, ada yang bongkar akses masuk proyek, ada yang ambil [besi], ada yang siapkan mobil,” kata Zen.
Kelima tersangka kini dijerat KUHP Pasal 363 tentang Pencurian dengan ancaman hukuman penjara maksimal 7 tahun. Polisi masih memburu tujuh tersangka lain, berinisial GN, FR, G, IB, RM, DR, dan HA.
Kasus pencurian jadi masalah lanjutan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang sedang dibanjiri kritik. Penyebabnya adalah Presiden Joko Widodo yang ingkar janji bahwa proyek ini tak akan memakan uang negara.
Dengan diterbitkannya Perpres 93/2021, kereta cepat Jakarta-Bandung kini akan dibiayai APBN. Pembelaaan dari Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, perusahaan yang awalnya siap patungan kena imbas pandemi sehingga negara terpaksa diminta ikut patungan. Ongkos proyek ini juga membengkak, dari semula diperkirakan memakan Rp86,8 triliun. Diperkirakan proyek butuh dana tambahan Rp27 triliun supaya bisa rampung.
Menggelembungnya anggaran ini membuat proyek kereta cepat ramai dikritik pengamat. “Buat saya ini proyek yang merugikan. Investasinya sampai Rp100 triliun, belum lagi operasionalnya. Memangnya [nanti] tiket mau dijual berapa? Rp1 juta? Nanti pakai subsidi [tiket] lagi, beban lagi kan [ke APBN]. Memang mau pakai duitnya siapa,” kata pengamat kebijakan publik Agus Pambagio kepada Katadata.
Balik ke pencurian material proyek, masalah satu ini emang udah akut di Indonesia. April lalu, VICE telah melaporkan kasus pencurian besi jembatan gantung di Kota Pangkalpinang, Pulau Bangka. Padahal, jembatan itu baru diresmikan dua minggu sebelumnya. Lewat pencarian singkat, kita bisa menemukan kasus serupa di Pekanbaru, Palembang, Surabaya, dan Madiun.