JAKARTA, Liputan4.com | Perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan bagian yang sangat penting dan signifikan bagi percepatan pembangunan ekonomi nasional serta memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan nilai ekspor.
Total luas areal kebun kelapa sawit tahun 2019 yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian berdasarkan hasil rekonsiliasi perhitungan luas tutupan kelapa sawit nasional adalah 16,38 juta ha.
Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas hasil panen tandan buah segar (TBS) untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dan produksi bioenergi (Pahan, 2008; Lubis, 2008).
Menurut Peneliti Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia Dr Laksmita Prima Santi, Pemerintah dalam hal meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang bersumber dari perkebunan kelapa sawit dengan arah pengembangan, menempatkan komoditas ini sebagai unggulan nasional melalui pengembangan industri serta produk samping secara industrial.
Disamping itu juga BioSilAc merupakan produk pengembangan riset di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (Santi & Goenadi, 2017; Santi et al, 2017; Santi et al, 2018a; Santi et al, 2018b; Santi et al, 2018c).
Selanjutnya, dimana aplikasi BioSilAc untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi (N, P, K, dan unsur mikro lainnya) serta meningkatkan ketahanan tanaman kelapa sawit terhadap cekaman kekeringan dan penyakit, ungkap Dr Laksmita kepada Liputan4.com di Jakarta, Jumat (1/7).
Untuk itu dijelaskan ahli peneliti ini Dr Laksmita, adapun spesifikasi produk ini mengandung SiO2 Total (17-20%), Silika tersedia (H4SiO4) sebesar min. 5%, kadar air 2-5%, pH 7,5-9,5 dan fungi pelarut silika.
Kemudian dalam upaya meningkatkan pertumbuhan, produktivitas serta mengurangi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas kelapa sawit konsep yang ditawarkan dalam penggunaan BioSilAc adalah: (1) meningkatkan daya dukung lahan dengan cara meningkatkan kesehatan tanah dan ketersediaan hara (2) meningkatkan ketahanan tanaman kelapa sawit terhadap cekaman kekeringan, (3) mendorong pertumbuhan vegetatif, dan (4) meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
Maka itu dengan melihat potensi dan kemudahan dalam aplikasi secara luas produk BioSilAc hasil dari pengembangan riset ini, hal ini dipandang perlu untuk mensosialisasikannya kepada para stakeholder perkebunan kelapa sawit sekaligus melaksanakan sharing teknologi budidaya pengelolaan
lahan kelapa sawit dan precision farming lainnya yang terkoordinasi.
Hal ini sejalan dengan mandatori yang telah dicanangkan bahwa output dari riset diharapkan dapat dimanfaatkan dan terdelivery kepada para stake holder secara berkelanjutan, terangnya.
Ditambahkan Dr Laksmita, adapun dosis untuk aplikasi BioSilAc adalah:
1. TBM 1-2 : 75% pupuk NPK rekomendasi kebun + 2 tablet BioSilAc/pokok/tahun
2. TBM 3-TM : 75% pupuk NPK rekomendasi kebun + 4 tablet BioSilAc/pokok/tahun.
Dr Laksmita menerangkan, bahwa pengamatan pertumbuhan vegetatif untuk bibit pindah tanam/TBM 1-3 dilakukan pada 6 dan 12 bulan setelah aplikasi awal (BSA). Parameter pengamatan mencakup tinggi tanaman, jumlah daun, tebal petiola, lebar petiola, pertambahan panjang dan jumlah pelepah, serta kekerasan pelepah.
Sementara itu untuk TM dapat dilakukan pengamatan produktivitasnya setelah dilakukan aplikasi BioSilAc secara rutin serta konsumsi air dari pokok kelapa sawit.
Sementara itu kata Dr Laksmita, melalui dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) selama periode tahun 2016-2020 tim riset di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia
(PPBBI) PT Riset Perkebunan Nusantara telah mengembangkan teknologi tepat guna untukmengatasi permasalahan di atas berupa pupuk silika yang diperkaya dengan bakteri/fungi pelarut silika (biosilika).
Penggunaan silika dalam bentuk H4SiO4 (asam silikat) yang tersedia bagi tanaman serta diperkaya dengan bakteri/fungi pelarut silika ini selanjutnya disebut dengan Bio-Silicic Acid (Bio-SilAc), sambungnya.
Kemudian dijelaskan Dr Laksmita lagi, pengembangan prototipe produk BioSilAc.
(Doli)
Berita dengan Judul: Pupuk Biosilac Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Fredi Andi Baso