Lebih dari 30 penyu yang masuk kategori langka di Jepang ditemukan dalam kondisi luka parah akibat tusukan di leher dan sirip kakinya. Polisi bersama organisasi perlindungan satwa yang melakukan evakuasi menyebut tusukan itu dilakukan secara sengaja oleh manusia.
Penemuan penyu-penyu dengan luka tusuk itu pertama kali disadari pada 15 Juli 2022, oleh warga di pesisir Pulau Kumejima, Prefektur Okinawa, kawasan selatan Jepang. Mayoritas korbannya adalah penyu hijau, kebanyakan sudah meregang nyawa di pasir pantai dan tidak bisa bergerak akibat kehilangan banyak darah.
Surat kabar Mainichi Shimbun menyebut terduga pelakunya adalah salah satu nelayan setempat. Penyu-penyu tersebut terjerat jaring ikan. Kemudian nelayan tersebut mengaku kepada koleganya terpaksa menusuk tubuh penyu untuk melepas mereka dari jaring.
Menurut Lembaga Konservasi Internasional, nyaris seluruh jenis penyu masuk kategori terancam punah. Di Jepang sendiri, populasi penyu hijau terus menyusut dan akhirnya ditetapkan sebagai hewan yang amat dilindungi. Sudah banyak lembaga konservasi mencoba menyelamatkan populasi penyu hijau di kawasan Okinawa serta Kagoshima. Sebab, di pesisir dua prefektur itulah biasanya penyu bertelur.
Dulu, penyu banyak diburu oleh nelayan Jepang karena dagingnya dianggap mengandung khasiat kesehatan. Berkat perjuangan banyak aktivis selama 30 tahun terakhir, termasuk patroli pantai untuk mencegah pencurian telur penyu, konsumsi penyu sudah menyusut drastis di Negeri Sakura. Namun ternyata yang sekarang jadi “musuh” populasi penyu yang pelan-pelan merangkak naik adalah para nelayan.
Yuji Tabata, Kepala Serikat Koperasi Nelayan Kumejima, mengakui ada banyak nelayan yang kini menjaring penyu secara tidak sengaja setelah populasi penyu mulai meningkat. Sebagian nelayan itu tidak memiliki kemampuan melepas penyu yang tersangkut jaring. “Belum lagi kalau perahu motor nelayan tak sengaja menabrak penyu, sudah ada beberapa kecelakaan terjadi akibat insiden macam itu,” ujar Tabata saat dihubungi VICE World News.
Sebagai gambaran, seekor penyu hijau dewasa bisa memiliki bobot 136 kilogram, dengan tempurung yang terkuat dibanding jenis penyu lain. Alhasil, perahu motor seakan-akan menabrak karang kecil dan bisa terbalik.
Meski begitu, Tabata mengecam bila insiden penusukan di Okinawa dilakukan oleh nelayan yang berdalih ingin melepas penyu dari jaring.
“Tidak ada dasarnya memakai alasan penusukan untuk melepas penyu yang tersangkut jaring. Jika terjadi seperti itu, jaringnya yang dipotong, bukan malah penyunya dilukai,” kata Tabata.
Dia mendapat laporan bila para nelayan di koperasinya semakin sering menjaring penyu. Sekali berlayar, tiap kapal bisa tak sengaja menjaring minimal tiga penyu. Tapi baru kali ini dia mendengar ada nelayan yang menusuki puluhan penyu sekaligus.
Sejauh ini, baru satu penyu yang dilaporkan tewas akibat penusukan tersebut. Namun polisi, seperti dilansir NHK, masih terus menyelidiki berapa penyu yang tewas akibat penusukan yang disengaja ini.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.