Liputan4.Com – Lombok Timur – Petani temabakau Virginia, pada musim tanam tahun 2021 ini, berhadapan dengan musim kemarau basah, dengan perkiraan hujan akan turun saat petani sedang menanam tembakau. Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan jenis tanaman yang tidak menghendaki intensitas air yang banyak.
Hal itu terbukti ribuan petani tembakau Virginia Lombok, merasa hawatir dengan kemarau basah tersebut, dan pada kenyataannya tidak sedikit petani tembakau Lombok, terutama yang ada diwilayah Lombok bagian selatan, terpapar dan hampir mati tembakaunya disebabkan pada akhir juni hingga awal juli hujan lebat melanda pulau Lombok.
PT.Djarum Gudang Lombok, sebagai salah satu Perusahaan yang tetap pada komitmennya untuk membina petani tembakau Virginia lewat jalur kemitraan, telah bersiap sedia untuk menghadapi kemarau basah tersebut.
Agung Sofani Pimpinan PT.Djarum Gudang Lombok kepada wartawan menerangkan, menghadapi musim kemarau basah ini, pihaknya jauh hari sebelum petani binaannya mulai menanam, mereka sudah diinformasikan bahwa tahun 2021 ini, akan terjadi kemarau basah, yang akan mendatangkan hujan.
“Kami sudah mengingatkan petani binaan kami akan adanya kemarau basah pada tahun 2021 ini, sehingga kami mengingatkan mereka untuk membuat saluran irigasi yang selalu terbuka dan air harus dibuang kurang dari 2×24 jam, karena pada prinsipnya tembakau itu tidak boleh tergenang,karena pembentukan nikotin itu kan diakar semua,”ungkap Agung di kantornya. Rabu(07/07/2021)
Akibat antisipasi yang baik, hampir dapat dikatakan tidak ada petani tembakau binaan PT.Djarum yang rusak tembakaunya akibat guyuran hujan yang melanda pulau Lombok beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah meskipun hujan lebat mengguyur Lombok beberapa hari lalu, tidak berdampak banyak kepada petani tembakau binaan kami, karena kami bersama petani sudah siap untuk menghadapi musim kemarau basah ini, dengan drainase yang baik. Kalau ada yang rusak berarti saluran irigasinya tidak baik dan mungkin tekstur tanahnya adalah tanah liat sehingga kandungan airnya tinggi,”katanya, yang diamini pula oleh Sri Suyamto yang mendampingi Agung.
Agung juga menambahkan, kalaupun ada petani yang rusak tembakaunya, pihaknya terus mendampingi petani untuk memulihkan tembakaunya yang terdampak hujan lebat.
“Kalaupun ada yang layu daun tembakaunya, akibat hujan tersebut, kami terus melakukan pendampingan, untuk memulihkan kembali tembakau yang terendam air tersebut, bahkan kami juga mensupport dengan obat-obatan dan pupuk untuk membantu petani kami agar tembakaunya pulih atau segar kembali,”terangnya.
Agung Sofani yang baru beberapa hari menjabat sebagai Pimpinan pada PT.Djarum Gudang Lombok itu, mengajak semua petaninya untuk melakukan efisiensi, agar nilai usaha petani sebanding dengan hasil yang didapatkan.
“Karena market share kita konsumsinya rokok menengah kebawah,karena usaha yang dihulu akan bergantung kehilir, tapi bukan berarti rokok premium kita tidak butuh tembakau yang baik, karena tetap ada penjualan meskipun agak turun,”katanya.
Itulah sebabnya kami mengajak petani kami untuk berdiskusi dalam mengelola biaya usaha tembakau mereka, karena secara umum sedang terjadi phenomena kebutuhan tembakau yang kwalitasnya premium, sedikit terkoreksi karena Covid-19 yang mengakibatkan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan.
“Akibat Covid banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan, sehingga untuk tetap dapat merokok otomatis harus menurunkan kelas rokoknya, kan tidak proporsional namanya mengeluarkan biaya besar tetapi hasilnya belum tentu besar,”jelas Agung.
Ia menambahkan, itulah sebabnya PT.Djarum Gudang Lombok, mengajak petaninya untuk melakukan efisiensi dalam usaha budidaya tembakau Virginia, karena persoalannya bukan soal besar dan kecilnya keuntungan.
“Usaha ini sebenarnya bukan persoalan besar dan kecilnya keuntungan, tetapi yang penting proporsional dengan hasil,tidak seperti yang dulu-dulu itu, modalnya besar tetapi tidak sesuai dengan hasilnya,lebih baik efisien dalam makna proporsional, modal kecil tapi dapat untung,”tuturnya.
Sementara itu, Sri Suyamto yang mendampingi Agung Sofani juga menambahkan, bahwa pada musim tanam tahun 2021 ini, PT.Djarum Gudang Lombok, melakukan kemitraan dengan sekitar 800 orang petani, dengan luas areal 2.000 hektar dengan target pembelian tembakau kering 4.000 ton, dan diperkirakan mulai minggu ke tiga Juli ini, akan ada petani binaannya yang mulai panen tembakau.(Bul).
Berita dengan Judul: PT.Djarum Gudang Lombok, Ajak Petani Mitra, Lakukan Efisiensi Usaha, Diera Covid-19. pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Makbul