Liputan4.com, Pamekasan – Pekerjaan proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Desa Branta Tinggi sampai Desa Tlesah, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur APBD tahun anggaran 2020. Resmi dilaporkan ke Satreskrim polres Pamekasan.
Dalam rangka mendorong terbentuknya tata kelola pemerintahan yang baik, transparan dan profesional dengan berorientasi pada pelaksanaan program pembangunan konstruksi yang sesuai amanat perundang-undangan. JCW membantu program yang direncanakan oleh pemerintah dalam hal pengawasan dan pelaporan.
“Dalam pekerjaan proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Kabupaten (PEN) Desa Branta Tinggi-Desa Tlesah (84). Pekerjaan ini leading sektor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pamekasan APBD TA 2020. Pelaksana proyek CV. DEMIRA JAYA, Jln. Wilis No.39 RT.04/RW.03 Kelurahan Rong Tengah, Kabupaten Sampang dengan Anggaran sebesar Rp 1.601.504.112,34,” kata Abdurrahem selaku Ketua Koordinator Investigasi dan Pengawas JCW Jawa Timur, Kamis (18/3/2021).
Di lokasi pekerjaan tersebut menemukan beberapa pekerjaan yang diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Satuan Anggaran Biaya (SAB). Yang mana pekerjaan proyek tersebut baru selesai dikerjakan dan sudah ada yang rusak.
Kerusakan pekerjaan proyek PEN di Jalan Desa Branta Tinggi – Desa Tlesah diakibatkan karena Kadar Aspal tidak sesuai Job Mix Formula (JMF), komposisi material penyusun agregat aspal yang dibuat di laboratorium sebelum pelaksanaan dilapangan dimulai. JMF ini dijadikan acuan untuk pekerjaan agregat pekerjaan aspal di lapangan.
“Jika dalam JMF menyebutkan kadar aspal yang harus dipakai minimal 6,2%. Maka kadar aspal yang digunakan dilapangan minimal atau lebih 6,2% juga. Apabila kadar aspal yang digunakan dilapangan lebih kecil dibanding kadar aspal di JMF akan berakibat fatal pada mutu agregat aspal di lapangan hal itu disebabkan adanya kerusakan dan fleksibilitas akan menjadi tidak maksimal,” ungkapnya.
Tambah Rahem, yang juga lulusan teknik sipil ini menguasai dalam aturan dalam spesifikasi teknik secara per item. Dalam hitungan ramen mengatakan apabila jumlah passing dilapangan lebih sedikit dari saat trial maka tingkat kepadatan berkurang (density) sesuai spesifikasi 98% jika kurang dari itu akan dikhawatirkan lapisan air tidak 100% kedap Air.
Jumlah passing pemadatan kurang yang menggunakan alat berat. Pemadatan aspal biasa menggunakan 2 (dua) alat yaitu tandem roller dan PTR (pneumatic tire roller).
“Diduga kuat dalam pekerjaan tersebut telah terindikasi ada kerugian dalam keuangan Negara. Tidak maksimalnya pekerjaan disebabkan karena pejabat pembuat kometmen (PPK) dari instansi terkait dan begitu juga dari konsultan pengawas dilapangan dan pelaksana proyek lalai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana yang tela disepakati didalam buku kontrak proyek. Sehingga hasil dari pekerjaannya tidak sesuai dengan mutu standart yang sesuai dengan ketentuan,” ulasnya.
Berita dengan Judul: Proyek PEN di Branta Tinggi Sampai Tlesah, Sudah Berada di Meja Satreskrim Polres Pamekasan Terbit juga di: LIPUTAN4.COM. Reporter: Syarif Hidayat