Popularitas Bitcoin sebagai bentuk investasi menjanjikan semakin terbukti setelah berhasil digunakan seorang pria asal Riau untuk melamar perempuan idamannya. Radja Muhammad Hasbi, pria 47 tahun asal Kabupaten Bengkalis, Riau, meminang Andi Bau Tenri Abeng, rekan kerjanya berusia 31 tahun, dengan dua keping Bitcoin.
Sebagaimana syarat menikahi putri Bugis, Tenri harus “ditebus” dengan uang panai untuk bisa dipinang. Radja meresponsnya dengan cukup nyaman, mengirimkan seserahan digital seharga Rp1,7 miliar tersebut kepada Tenri.
Pernikahan ini jadi perbincangan setelah akun Facebook Mismaya Alkhaerat, kerabat Tenri sekaligus pembawa acara pernikahan, mengunggahnya di Facebook. Acara lamaran dilakukan pada Selasa minggu lalu (6/4), sementara akad nikah dilakukan di Makassar dua hari kemudian.
“Kak Tenri dilamar dengan dua Bitcoin sebagai panai. Satu Bitcoin harganya Rp800 juta. Selain itu mahar tiga keping logam mulia, satu setel emas, dan seperangkat alat salat,” kata Mismaya saat dikonfirmasi Kompas. Sungguh mas kawin yang luar biasa. Kenapa pakai Bitcoin, penjelasannya karena mata uang ini punya sejarah personal buat kedua mempelai. Tenri dan Radja mengaku dipertemukan karena sama-sama ikutan bisnis tersebut pada 2019 di Jakarta.
Alasan keduanya memilih mahar cryptocurrency atau mata uang kripto tampaknya juga dipengaruhi nilai investasinya. “Kalau aset digital kan setiap detik naik. Kayak kemarin waktu lamaran, itu masih di harga Rp700 juta satu koin, hari ini saya cek sudah Rp865 juta satu koin,” kata Tenri kepada Detik, Senin lalu. Ketika tulisan ini dibuat, harga Bitcoin di angka Rp930 juta. Tapi Tenri tidak menyangka berita pernikahannya viral karena dihelat secara tertutup. “Saya itu di-WA sama teman SMA. [Ditanya] ‘Kau nikah? Ini kau viral di medsos.’ Di situ saya kaget juga, saya tidak tahu itu [kalau saya viral].”
Pernikahan Tenri-Radja bukan yang pertama yang melibatkan Bitcoin di Indonesia. Sebelumnya pada 2017, pria bernama Fajar Widi sudah menggunakan satu keping Bitcoin untuk mempersunting Mustika, kekasihnya. Kisah keduanya mungkin membuat pembaca segera berhitung berapa keuntungan yang mereka dapat.
“Sebenarnya memang ingin jadi [pengantin] yang pertama menjadikan Bitcoin sebagai mahar. Kalau dipikir-pikir, iya juga, kenapa enggak? Kayaknya belum pernah ada yang begini. Yang minta itu istri. Aku emang udah main kripto. Istri sebenarnya kesal karena terlalu excited [mainan Bitcoin]. Lalu, istri malah men-challenge kenapa enggak dijadiin mahar sekalian?” kata Fajar kepada Kumparan.
Ia pun memutuskan memberi mas kawin 1 Bitcoin yang saat itu dibeli seharga Rp90 juta. Menurut Fajar, keluarga tidak keberatan dengan mas kawin tersebut, namun juga tidak terlalu mengerti apa itu Bitcoin.
Merasa pengen ikut meramaikan dunia 4.0, tapi enggak punya pengetahuan soal Bitcoin? Tenang, kita bisa contoh Linda Novianti dan Insan Syamsudin. Pada Oktober 2020 lalu, Linda dan Insan juga ikut meramaikan pernikahannya dengan kehadiran uang digital sebagai mahar. Bedanya, pilihan keduanya bukan jatuh Bitcoin, namun sesuatu yang lebih praktis dan relatable kepada milenial: saldo GoPay sebesar Rp10 juta.
Cara nyeleneh ini viral di media sosial setelah unggahan video Lukas Oktavianus, teman mempelai, disebar ulang oleh akun Instagram Lambe Turah. Mengingat esensi mahar adalah yang harus dipakai oleh si istri, saldo dompet digital emang praktis sih buat difoya-foyain.