Liputan4.com, Jakarta – Masyarakat sepertinya rindu pulang ke kampung halaman setelah dua tahun dilarang pemerintah, karena pandemi covid-19. Tidak heran jika lonjakan angka pemudik tahun ini diprediksi tembus puluhan juta jiwa.
Sebelumnya Kementerian Perhubungan telah melakukan survei, puncak mudik akan terjadi pada tanggal 29-30 April, dan 8 Mei 2022. Di mana ada puluhan juta orang meninggalkan rumahnya untuk menuju tanah kelahiran.
Untuk mengantisipasi kemacetan yang memakan waktu saat perjalanan, Presiden Jokowi menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudik jelang akhir bulan ini, tepatnya pada tiga hari terakhir, yaitu Kamis, Jumat, dan Sabtu.
“Oleh karena itu saya mengajak masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik pada tanggal 28 (Kamis), 29 (Jumat), dan 30 (Sabtu) April 2022,” ujar Jokowi kepada wartawan dikutip Viva.co.id, Selasa 19 April 2022.
Lebih lanjut mantan Gubernur DKI itu mengatakan, hasil survei Kemenhub akan ada 23 juta mobil, dan 17 juta motor yang digunakan pemudik. Jumlah yang sangat besar, sehingga diperkirakan terjadi kemacetan parah.
“Dalam mengantisipasi itu pemerintah telah menyiapkan rekayasa lalu lintas melalui aturan ganjil-genap pemberlakuan satu arah atau one way dan larangan truk masuk jalan tol. Untuk itu saya mengajak masyarakat untuk mudik lebih awal tentu saja menyesuaikan dengan jadwal libur dari tempat bekerja,” tuturnya.
Meski banyak transportasi umum, namun kendaraan pribadi masih menjadi primadona saat musim mudik, terlebih saat pandemi. Ada beberapa alasan yang membuat masyarakat menggunakan mobil, atau motor.
Diantaranya lebih mudah berpindah tempat sesuai keinginan, bisa menentukan waktu istrahat ketika di perjalanan, dan tidak tergantung waktu keberangkatan seperti halnya menggunakan pesawat, kapal laut, kereta api, atau bus.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan, setelah melakukan survei pada Maret tahun ini, hasil sebelumnya minggu pertama jelang lebaran ada 50 juta pemudik, dan bertambah menjadi 79 juta.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan, berdasarkan prediksi tersebut, sebanyak 13 juta penduduk yang mudik berasal dari wilayah Jabodetabek. Jumlah yang sangat banyak, sehingga perlu pengaturan lalu lintas yang tepat.
“Beberapa hal yang menjadi perhatian kita dan juga catatan bapak presiden bahwa yang menggunakan kendaraan pribadi, mobil dan motor sebanyak 40 juta,” kata Budi Karya Sumadi.
Berdasarkan hasil survey, masyarakat yang memanfaatkan transportasi umum hanya 26 juta, terbagi menjadi 8 juta pengguna pesawat terbang, kereta api 8 juta, kapal laut 1,1 juta, dan yang lainnya.
Berita dengan Judul: Presiden Jokowi: Jangan Mudik Hari Kamis, Jumat dan Sabtu pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : REDAKSI