Jakarta-Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membagikan cerita menarik tentang momen ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan nama ‘Maung’ untuk kendaraan taktis (rantis) produksi dalam negeri. Prabowo dengan penuh rasa humor menjelaskan bagaimana Jokowi melibatkannya dalam pemilihan nama untuk rantis tersebut.
Mengawali cerita, Prabowo berbicara tentang perjuangannya dalam memproduksi mobil sendiri. Ia menceritakan bagaimana ia dihadapkan pada pilihan untuk membeli mobil dari negara asing atau membuatnya sendiri.
“Saya sebagai Menteri Pertahanan dihadapkan dengan opsi ‘Apakah kita beli mobil Jeep tentara dari luar negeri seharga 20 ribu dolar atau buat sendiri dengan biaya 60 ribu dolar’,” ujar Prabowo dalam akun Facebooknya 23 Agustus 2023
Pada awalnya, Prabowo menjelaskan bahwa kontrak untuk pembelian mobil itu hampir diberikan kepada negara India. Namun, setelah mempertimbangkan kembali, ia merasa tidak sepantasnya para pemimpin militer Indonesia menggunakan kendaraan buatan negara asing.
“Saya merenung, apakah para komandan di Indonesia, para panglima, harus menggunakan mobil buatan negara lain? Atau sebaiknya mereka menggunakan mobil buatan Indonesia yang lebih mahal?” tanya Prabowo.
Ia menekankan prinsip bahwa ekonomi Pancasila berlandaskan pada kepentingan nasional Indonesia. Bagi Prabowo, ini adalah tentang harga diri dan kebanggaan bangsa, dan bagaimana anak-anak Indonesia bisa bangga dengan kendaraan yang diproduksi oleh rekan-rekan sesama bangsa.
Akhirnya, Prabowo memutuskan untuk memproduksi rantis dalam negeri dan memberinya nama ‘Maung’. Nama tersebut, menurutnya, dipilih setelah ia menyampaikan lima opsi nama kepada Jokowi, termasuk “Kuda Pangeran Diponegoro” dan “Gentayu”.
Jokowi menginginkan nama yang sederhana, singkat, namun memiliki makna yang kuat. Prabowo mengungkapkan, “Akhirnya, beliau yang memutuskan untuk nama ‘Maung’.”
“‘Menteri Pertahanan, pilih nama yang sederhana tapi kuat, akhirnya ‘Maung’,” ujar Prabowo mengingatkan ucapan Jokowi.
Prabowo melanjutkan dengan berbicara tentang kekayaan sumber daya alam Indonesia dan kesempatan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Meskipun memiliki potensi yang luar biasa, Indonesia belum memiliki merek mobil nasional yang kuat.
“Kami hampir memiliki populasi 300 juta, memiliki sumber daya alam yang sangat berharga, tapi kita belum memiliki merek mobil nasional,” kata Prabowo.
Prabowo menunjukkan bahwa berdasarkan teori bisnis, Indonesia mungkin tidak memiliki merek mobil nasional. Namun, ia menegaskan bahwa ini adalah tentang bagaimana keputusan akan diambil untuk langkah ke depan.
“Jika kita menerapkan teori bisnis, mungkin kita tidak akan memiliki merek mobil nasional, karena biaya produksi mobil mencapai 60 ribu dolar per unit. Sedangkan ada negara yang hanya memproduksi dengan biaya 12 ribu dolar karena mereka memiliki industri mesin. Sekarang, pilihan ada di tangan kita. Apakah kita akan terus mengandalkan produk-produk asing?” jelasnya.