Infakta.com | Aceh Utara – Oknum rekanan proyek Rumah Layak Huni (RLH) untuk warga miskin dari PERKIM Aceh Tahun 2022 tampak dikerjakan asal jadi, sepertinya pihak rekanan ingin meraup untung besar dalam pembangunan rumah duafa di Aceh Utara.
Berdasarkan hasil investigasi media ini di lapangan, oknum kontraktor yang menang tender untuk pelaksanaan pembangunan rumah dhuafa di Aceh Utara tahun 2022 yang dilelang melalui e-katalog di Dinas PERKIM Aceh sepertinya sarat permainan dan diduga kuat bermain mata dengan PPTK dan konsultan pengawas.
“Ini akibat minim nya pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan rumah tersebut. Sehingga pihak kontraktor bisa leluasa mengurangi spekulasi dan bekerja tanpa harus memperhatikan spesifikasi terhadap pembangunan rumah layak huni yang di peruntukkan bagi masyarakat miskin,” kata Muhammad Azhar Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Rakyat Aceh Membengun (LSM- GRAM) Sabtu 28 Mei 2022.
Azhar mengatakan, ada sejumlah rumah duafa dibangun dengan mengurangi spekulasi, seperti mengurangi tiang.
“Kita sesalkan, bangunan rumah duafa dikerjakan tidak sesuai spesifikasi, dan terkesan asal jadi, seperti terlihat di sebuah rumah Dhuafa yang dikerjakan atas nama Idris di Desa Teungoh Geulumpang VII, pembangunan rumah di sana sangat tidak bermutu, ungkap nya.
Kita menduga kuat, hal tersebut terjadi karena tidak adanya konsultan pengawas yang turun kelapangan, sehingga banyak kita temukan rumah dhuafa yang dibangun asal jadi dan ada juga rumah bantuan yang dibangun tidak memenuhi spek sebagaiama yang tertuang dalam dokumen RAB, kata Azhar.
Ini jelas akibat minimnya pengawasan, sehingga pihak rekanan atau kontraktor lebih leluasa membangun rumah yang tidak memenuhi standar kualitas, dan mengurangi item material seperti ukuran besi, dan mengurangi jumlah tiang, Bahkan Banyak temuan rumah dhuafa tersebut digunakan Kosen kelas 6, padahal jelas di RAB disebutkan, kosen kelas 2, tapi banyak kita lihat kosen kelas 6, sebutnya.
Padahal sudah jelas tertulis di RAB jumlah tiang, ukuran besi, dan spekulasi kosen, tetapi yang kita lihat di sini jumlah tiang hanya 14, Kosen kayu kelas 6, bukan kayu kelas 2, kenapa Banyak temuan seperti ini dirumah Dhuafa kalo memang bukan karena ada kongkalikong antara PPTK, konsultan pengawas dan rekanan, apakah ini ini ada keterlibatan oknum Kabid di Perkim Aceh, tanya Azhar.
Reporter anak Serdadu