Perdana Menteri Jacinda Ardern mengomentari laporan viral soal perilaku pasien di salah satu Rumah Sakit Rujukan Kota Auckland, yang berhubungan seks di bangsal perawatan. Tindakan itu dianggap tak sesuai aturan, dengan atau tanpa situasi Covid-19. Lebih-lebih, karena sekarang Selandia Baru masih dalam kondisi siaga menghadapi pandemi, tindakan sang pasien dianggap “berisiko tinggi”.
Publik Selandia Baru sedang menggunjingkan laporan salah satu pasien yang protes ke pengelola RS Auckland, karena teman satu bangsalnya berhubungan seks. Menurut pelapor, pada pukul 5 pagi pekan lalu, seorang perempuan masuk ke bangsalnya, menuju kasur salah satu pasien, lalu bersenggama. Belum jelas apakah perempuan itu termasuk pasien, atau justru pengunjung RS.
“Mereka berdua menutup tirai dan sangat jelas apa yang sedang mereka lakukan,” kata si pelapor, yang memilih anonim, saat diwawancarai TV Selandia Baru 1News. “Ada empat orang lain di dalam bangsal selain mereka berdua. Jadi situasinya sangat tidak nyaman.”
Si pelapor mengaku bukannya risih atau terganggu melihat orang bersenggama di dekatnya. Namun karena asal-usul perempuan itu tak jelas, dia merasa ada protokol karantina Covid-19 yang dilanggar. “Itu sebabnya saya memilih melapor ke staf rumah sakit, karena khawatir ada efeknya pada penanganan pandemi.”
Media massa lantas meminta komentar PM Ardern mengenai laporan tersebut, saat dia menggelar jumpa pers penanganan Covid pada 10 September 2021. Dalam jumpa pers itu, turut hadir Menteri Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield, yang menilainya sebagai “kegiatan berisiko tinggi di tengah situasi pandemi seperti sekarang.”
Ardern lantas menyebut hubungan seks dengan pasien sebetulnya tidak masuk kategori bezuk yang sesuai aturan resmi. Dia pun menyesalkan insiden ini, bila memang benar terjadi dan meminta agar pasien bisa memahami gentingnya situasi sekarang sehingga tidak nekat berhubungan seks di RS.
Dari laporan soal seks itu, terungkap pula bila banyak rumah sakit di Selandia Baru terlalu longgar mengizinkan keluarga atau kenalan pasien berkunjung. Karenanya, otoritas kesehatan Negeri Kiwi kini merilis panduan batas maksimal kunjungan keluarga pasien di masa Covid-19.
Selandia Baru adalah salah satu dari sedikit negara di dunia ini yang efektif menangani efek pandemi. Sepanjang 2020 hingga awal 2021, penularan Covid-19 di negara tetangga Australia itu amat minim, sehingga mayoritas warga bisa beraktivitas secara normal.
Varian Delta, yang marak sejak pertengahan tahun ini, sempat memicu lockdown nasional di seantero Selandia Baru. Kebijakan itu diambil, setelah ada kasus positif varian delta menimpa seorang warga. Berkat penanganan yang disiplin dan ketat tersebut, Selandia Baru tidak merasakan dampak penyebaran Covid varian Delta. Lockdown nasional pun telah dicabut PM Ardern sejak awal September ini, dengan pembatasan serta karantina hanya berlangsung di kota Auckland yang menjadi pusat bisnis negara tersebut.
Follow Gavin di Twitter.