Liputan4.com, Banjarmasin – Balogo merupakan salah satu permainan tradisional yang mungkin hanya orang tua saja yang pernah memainkannya saat kecil. Seiring perkembangan zaman era digital permainan anak-anak zaman dulu ini perlahan tapi pasti mulai ditinggakan.
Nama balogo sendiri diambil dari kata logo, karena permainan itu menggunakan logo. Permainan tradisional Suku Banjar ini biasanya dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa, baik secara beregu maupun perorangan. Jumlah pemain terdiri atas dua hingga lima orang.
Merasa rindu akan permainan tradisional ini, mencoba menghidupkannya kembali dengan mengelar sosialisasi balogo. Acara ini dilaksanakan untuk menggali kembali tradisi kearifan lokal yang kian tergerus, dengan mencoba mengenalkan permainan ini kembali kepada generasi muda.
Atas inisiatif mandiri dari tokoh masyarakat yang peduli tradisi lokal, permainan balogo diadakan setiap malam dan setiap ada kegiatan perkawinan atau acara lainnya.
Antusias warga pun sangat terlihat kala setiap pemain melancarkan aksinya. Semua lapisan masyarakat ikut. Laki laki, perempuan, dewasa dan anak-anak ikut serta menyaksikan sosialisasi. Riuh penonton semakin menambah suasana hangat dan kekeluargaan.
Nah untuk itu, Sejumlah Pengurus Gabungan Olahraga Balogo Indonesia (GOBI) Kalsel yang dipimpin Ketua Umum Haji Sarlan S.Ag melakukan kunjungan silaturahmi kediaman H Suriani, Minggu (12/9/2021). Seperti melalui kegiatan yang dilaksanakan di kampung bermain Bina Banua Pendamai Jalan Teluk Tiram, Banjarmasin.
Turut hadir Dra Hj Siti Nursiah SE.Ak (Banjarmasin), Wahidah Ony (Banjarmasin), H Suriani (Banjarmasin), Jayadi SE (Tanah Bumbu), Fuad Ridha (Balangan) dan Akhmad Anshori S.Pd (Balangan)
Ketua Umum Gabungan Olahraga Balogo Indonesia (GOBI) Kalimantan Selatan (Kalsel), Haji Suwardi Sarlan S.Ag, berharap salah satu permainan tradisional ini bisa berkembang dan masuk dalam cabang olahraga (cabor) rekreasi bahkan di akui secara nasional.
Impian ini tentu menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi kepengurusan, terlebih balogo bukan permainan baru karena sejak dulu sangat digemari mulai anak-anak hingga orang dewasa.
“Intinya kami ingin memperkenalkan permainan tradisional hingga tingkat nasional, agar nantinya menjadi salah satu cabor dalam olahraga rekreasi,” kata Suwardi.
“Kami juga akan melaksanakan konvensi untuk menasionalkan permainan ini, setelah konvensi akan terbentuk PB (Pengurus Besar) dan juga kami berharap sinergitas dengan pemerintah dan pihak-pihak yang peduli dengan permainan masyarakat ini,” ujar Suwardi.
Ia menambahkan, dulu balogo bisa dibuat dari bekas tempurung kelapa, plastik bekas yang dibakar di buat dalam wadah kaleng bekas atau sejenisnya selanjutnya didiamkan sampai dingin lalu dikeluarkan, bahkan alat pemukulnya bisa dibuat sendiri dari paring atau kayu yang dibuat khusus secara kreatif.
“Orang-orang dulu sangat kreatif dalam membuat mainan balogo ini,” tambah anggota Komisi III DPRD Kalsel ini.
“Harapannya, semoga dapat memberikan ruang bagi para penggiat olahraga di Kalsel dalam melatih skill dan talenta untuk mempersiapkan menghadapi event-event olahraga di Tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional kedepannya”.
Dengan adanya olahraga ini anak-anak yang saat ini lagi disibukan oleh aktifitas daring dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif seperti bermain game online dan lainnya sehingga mereka dapat lebih melakukan aktifitas yang positif seperti olahraga”, pungkas Suwardi
Sementara itu penggiat dan pemerhati olahraga tradisional Balogo asal Balangan, Yudi Aulia Rahman mengungkapkan,
Kedepannya balogo ini bisa di minati di seluruh indonesia dan olahraga tradisional, terutama balogo bisa berlaga di event nasional (target), dan internasional, bahkan sasarannya tidak menutup kemungkinan kedepannya olahraga tradisional balogo akan menuju olah raga prestasi, karena balogo adalah salah satu olahraga tradisional yang jadi hit, booming di kalsel dan salah satu kebanggaan kita semua, beber Yudi.
Diharapkannya balogo ini lebih berkembang dan disukai masyarakat terutama bisa diperkenalkan lebih luas kepada generasi penerus.
“Anak-anak kita harus mengenal permainan khas daerah jangan sampai mereka hanya terpaku pada gadget saja,” pungkasnya.
Senada Wahidah Ony, Harapannya dengan terbentuk organisasi balogo ini semoga permainan olahraga tradisional bisa terus di lestarikan dan di kembangkan dengan baik dan bisa menjadi olahraga yang bisa mengukir prestasi untuk even-event olahraga tradisional
Sebagai sekretaris siap mendukung penuh untuk kemajuan dan penggembangan baik sebagai pegiat maupun sebagai penggiat olahraga tradisional balogo, ucap Wahidah Ony.
Amat warga, begitu gembira saat bermain. “Balogo adalah salah satu permainan sewaktu kecil, akunya. “Melihat acara ini jadi ingat masa kecil dan saya berterimakasih saat ini masih ada yang peduli dengan kebudayaan, komentar Amat mengenai lomba ini.
Melansir laman http://beautiful-indonesia.umm.ac.id, nama permainan balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat logo.
Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm dan kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat.
Bentuk alat logo ini bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun dan bundar.
Dalam permainnannya harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa ,yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm.
Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain.
Permainan balogo ini bisa dilakukan satu lawan satu atau secara berkelompok.
Jika dimainkan secara berkelompok, maka jumlah pemain yang “naik” (yang melakukan permainan) harus sama dengan jumlah pemain yang “pasang”
Jumlah pemain beregu minimal 2 orang dan maksimal 5 orang.
Dengan demikian jumlah logo yang dimainkan sebanyak jumlah pemain yang disepakati dalam permainan.
Cara memasang logo ini adalah didirikan berderet ke belakang pada garis-garis melintang.
Karenanya inti dari permainan balogo ini adalah keterampilan memainkan logo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang.
Regu yang paling banyak dapat merobohkan logo lawan, mereka itulah pemenangnya. (NdL4)
Berita dengan Judul: Pererat Tali Silaturahmi, Pengurus GOBI Kalsel Lakukan Anjangsana ke Komunitas Permainan Balogo di Kota Banjarmasin pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Tornado