TIMIKA | Pulau kecil yang hanya berpenduduk kurang lebih 800 jiwa ini, memiliki sejarah awal penyebaran Injil di wilayah Irian Jaya, (Papua) pada umumnya, Mansinam menjadi pulau bersejarah dan menjadi bukti sejarah peradaban bagi umat kristiani saat ini.
Dua tokoh Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlor Geissler dibalik peradaban orang Papua, mereka tak lain, lantaran terpanggil oleh lembaran sejarah yang dinilai membuat orang Papua mengenal Tuhan (Yesus).
Sementara ada tokoh lain yang tak kala penting untuk kita ketahui.
Manokwari saat itu merupakan salah satu teritorium Kesultanan Tidore di Papua. Sultan yang mengetahui misi dari Ottouw dan Geisser mempersilakan keduanya untuk melanjutkan perjalanan menuju Mansinam. Dia (Sultan) bahkan memerintahkan para kepala suku melindungi dan membantu kedua misionaris tersebut.
Sejarah itu bermula saat misionaris Jerman Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler, Februari 1855, mulai menginjakkan kaki di Pulau Mansinam. Setelah menerima bantuan tumpangan perahu (Kora- kora) dari Kesultanan Tidore kala itu.
Tentunya Sultan Tidore turut andil membantu menghantar orang Papua menuju peradabannya, meskipun hanya sekedar memberikan tumpangan perahu kepada kedua misionaris itu. Tanpa itikad baik Sultan Sultan Tidore, kedua misionaris tersebut tak akan sampai ke pulau Mansinam.
Perahu Kora- kora dan para pengawal kesultanan Tidore yang di utus oleh Sultan kala itu, tanpa memikirkan siapa yang di antar dan apa Bangsanya, serta apa agamanya, hal ini menunjukkan bahwa dimasa kerajaan saat itu, sudah mengajarkan tentang etika bertoleransi antar sesama.
Jika kita merenung dan menelisik jauh ke dalam lembaran sejarah tersebut, ada sebuah benang merah. Bahwa ketiga ini anak manusia itu sebenarnya telah menjahit indahnya toleransi, umat beragama semasa itu jauh sebelum diterpa peradaban-peradaban berikutnya.
Perlu diketahui, sebelum Misonaris Ottouw-Geissler mendaratkan kaki di Papua, seperti ditulis oleh tirto.id, perjalanan mereka berdua terlebih dahulu berlabuh di Batavia, lalu berlanjut ke Makasar, lalu , ke Ternate kemudian diakhiri di Pulau Mansinam (Papua Barat).
Lamanya kedua Misionaris berderap di tanah Papua, khususnya Pulau Mansinam. Menyisakan sisa-sisa peninggalan sejarah mereka, yakni bangunan Gereja.
(Redaksi)
Berita dengan Judul: Perahu Kora – Kora Sultan Tidore dan Peyebaran Injil di Papua, Menjadi Bukti Toleransi pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Redaksi