TIMIKA | Meningkatnya Kasus Covid 19 varian baru (Omicron) di Kabupaten, Mimika, Kembali mengalami peningkatan 4 kali lipat sejak 5 februari 2022.
Dinkes kabupaten Mimika kembali Merilis data terbaru setelah adanya peningkatan jumlah kasus. Namun hingga kini masih banyak Masyarakat yang menolak untuk melakukan vaksinasi, dan aturan terkait PPKM.
Menyikapi hal itu, Warga Net kembali mempertanyakan peningkatan jumlah kasus yang datang setelah Iven besar diselengarakan.
“ Trus yang vaksin guna-Nya untuk apa, Nagapain kita vaksin lw masih terdampak korona,” tulis akun Irul Aj.
Sementara warga net lain pun turut berkomentar, “ Jgn PPKM aja Kita pasti dukung sepenuhnya PPKM, To pemerintah Daerah harus lihat masyarakat yg kurang mampu,” tulis akun saul Siburian.
Menaggapi peningkatan Kasus yang menjadi keluh kesah masyarakat, Prof. Hironimus Taime saat dihubungi liputan4.com berpendapat bahwa, Angka kemiskinan terus meningkat akibat dari kebijakan PPKM, dilain sisi pemerintah secara sepihak membatasi ruang kegiatan sosial ekonomi masyarakat, ini menjadi masalah besar, sementara di negara lain ketika meniliti Virus covid mereka dapat menyimpulkan Bahwa Corona sama halnya dengan penyakit biasa yang dapat di tangani,” tutur Hiro Taime melalui sambungan telepon Senin, (7/2/2021).
Selain itu kata Hiro, selama ini pemerintah hanya bicara peningkatan kasus Covid 19 dan penerapan level PPKM, tetapi secara ril selama ini pemerintah hanya bicara peningkatan, tapi solusi untuk menolong kehidupan masyarakat ini seperti apa, ini juga perlu dipikirkan.
“ Kita ini Negara pancasila yang mengedepankan Tuhan yang maha esa sehinggah kalau biacara soal tempat ibadah maka seharusnya masyarakat itu wajib beribadah di rumah tuhan ( Tempat Ibadah) rumah tuhan itu perintah wajib oleh tuhan untuk umat datang bertemu dengan tuhan guna berinteraksi. Hanya saja tetap dengan penerapan protokol kesehatan,” tandasNya.
Selain tempat Beribadah, ekonomi juga harus sejalan. Sebab bagi Hiro jika ekonomi tidak sejalan pemasukan Negara darimana, Jika Negara tidak ada pemasukan pastinya negara akan Bangkrutlah, karena dari sisi anggaran belanja kebutuhan Alkes dan obat obatan, dan pemenuhan akibat dari kebijakan pemerintah itu menggunakan anggaran.
“ Wajar kalau Masyarakat saat ini mengeluh, akibat kebijakan Pemerintah yang mempersulit masyarakat. Sehinggah perlu pemerintah menyikapi keluh kesah-Nya masyarakat. Dilain sisi Bayangkan saja kalau masyarakat berkumpul dirumah akibat PPKM, lantas yang kasih makan mereka dari mana, siapa kasih makan. Misalnya dalam satu rumah tangga 5 orang semua pada tinggal dirumah, bahan makan yang dperlukan tentu akan meningkat, sehingga diperlukan sentuhan Pemerintah, sebab suplai dari pemerintah bukan saja Vaksin dan obat obatan saja. Tidak bisa, manusia tidak hidup hanya dengan Vaksin dan obat tapi mereka juga butuh makan tiap hari untuk Imun, untuk ketahanan tubuh. Kalau tidak ada stok dalam rumah terus mau makan apa nanti bisa mati kelaparan juga. jadi tidak boleh hal itu terjadi, “tegasnya.
Hiro menambahkan, kita bayangkan saja contoh DKI Jakarta yang memiliki hampir 80 Triliun Pendapatan, begitu setahun lebih saja pemasukan hanya 40 triliun ini menunjukan pendapatan DKI menurun 60% sementara DKI tidak punya lahan untuk menanam pisang atau apa, sebab DKI bergantung pada sektor jasa saja.
“ Jadi perlu ada kesimbangan agar ekonomi sejalan dan juga penanganan kesehatan juga sejalan, “tambah Dia. (redaksi)
Berita dengan Judul: Peningkatan Kasus Covid 19 di Mimika, Ancaman Kesehatan Atau Ekonomi pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Redaksi