Sudah bosan dengan kehidupan kota yang sibuk? Capek ngekos di tempat sumpek nan sempit? Jepang punya solusi buat kalian semua.
Rumah asri di pedesaan Jepang dipasarkan mulai $460 (Rp6,6 juta). Pemerintah sengaja menjual murah supaya rumah kosong yang lama ditinggalkan pemiliknya segera terisi kembali.
Pejabat setempat telah melakukan berbagai cara untuk menarik calon pembeli ke komunitas mereka yang semakin berkurang. Mereka menghabiskan jutaan yen untuk merenovasi rumah, melonggarkan batasan zonasi dan bahkan bagi-bagi rumah gratis. Dengan meningkatnya peluang kerja jarak jauh dan ketertarikan pindah ke tempat baru, rumah pedesaan yang luas tampak lebih menarik daripada apartemen atau kontrakan.
“Orang asing sudah tertarik membeli akiya (rumah kosong),” ujar Kenji Nishimaki, penasihat emigrasi dan pemukiman untuk balai kota Nagano. Sama seperti di sejumlah tempat lain, Nagano juga menawarkan akiya dengan harga miring.
Berdasarkan statistik pemerintah, 361.091 orang Jepang pindah dari wilayah Tokyo Raya ke pinggiran kota tahun lalu, naik 2,56 persen dibandingkan pada 2019.
Nishimaki menjelaskan Nagano tidak terlalu jauh dari Tokyo, sehingga daerah ini sangat strategis untuk ditinggali.
“Nagano setengah kota, setengah pedesaan. Ada shinkansen (kereta cepat) yang beroperasi di kota, jadi bisa sampai di Tokyo kira-kira dalam satu setengah jam,” tuturnya. “Pemandangan alam kami juga indah.”
Hasil data Survei Perumahan dan Tanah Jepang pada 2018 menunjukkan, Negeri Sakura memiliki lebih dari delapan juta rumah kosong, naik 3,2 persen sejak 2013.
Sebagian besar rumah kosong karena penghuninya meninggal dunia atau pindah ke tempat lain. Jumlah rumah yang terbengkalai terus bertambah seiring dengan menurunnya populasi dan meningkatnya migrasi ke daerah perkotaan.
Pemerintah kota Nagano sampai membuat situs “akiya bank” dengan slogan “Tinggal di Nagano, yuk!” untuk memasarkan rumah kosong di daerahnya.
Diluncurkan lima tahun lalu, situs tersebut mencantumkan daftar rumah kosong dan bantuan dana yang disediakan pemerintah. Otoritas siap memberikan hingga 500.000 yen (Rp65 juta) untuk biaya renovasi rumah di daerah metropolitan, dan satu juta yen (Rp129 juta) untuk memperbaiki rumah di pedesaan.
Salah satu rumah yang diiklankan di “akiya bank” Nagano bisa dibeli seharga 80.000 yen (Rp10 juta). Rumah tradisional itu memiliki delapan kamar tidur, satu kamar mandi yang baru direnovasi, dan balkon yang menghadap pegunungan Nagano.
Lalu ada rumah seharga 50.000 yen (Rp6,5 juta) yang dilengkapi tujuh kamar dan taman yang luas. Kalian bisa menikmati pemandangan sawah dari kamar yang menghadap selatan. Kamar mandinya pun luas.
Selain Jepang, beberapa negara juga menjual murah rumah kosong di pedesaan.
Pada 2008, kota Salemi di Sisilia, Italia menjual rumah tua seharga satu euro (Rp17 ribu) saja. Wali kota saat itu, Vittorio Sgarbi, berusaha meramaikan lagi kota yang kosong dengan rumah murah.
Awal tahun ini, kota Biccari di Italia tenggara ikut program rumah satu euro untuk mengatasi penurunan populasi. Pemerintah juga menjual rumah yang telah direnovasi dengan harga mulai 7.500 euro (Rp130 juta). Menurut wali kota Gianfilippo Mignogna, jumlah warga Biccari tak sampai 2.000 jiwa. Dia menyebut depopulasi sebagai “luka terbuka”, dikutip CNN.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.