Liputan4.com – Lombok Barat NTB – Kepala SMKN 2 Lembar, Ali Mustofa menilai pengerjaan DAK Fisik Dikbud NTB secara swakelola lebih baik dari pada sistem tender. Karena dalam sistem swakelola ini semuanya bisa terlibat baik dari Dinas, sekolah dan masyarakat setempat sehingga kualitasnya jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan sistem tender.
‘’Kualitas bangunan dengan sistem swakelola tipe 1 jauh lebih bagus sebab banyak yang kontrol pekerjaanya,’’ ungkap Ali Mustofa. Selasa (03/01/2022).
Menurutnya, material toko, pabrikan pihaknya selalu berkoordinasi dengan fasilitator agar speknya sesuai.
‘’ Kalau sepengetahuan saya dengan sistem tender banyak keluhan. Terutama pekerjaan yang tidak terselsaikan sehingga mengabaikan kualitas, sehingga wajar belum satu tahun banyak yang rusak,’’ Terangnya.
Oleh sebab itu, dengan pekerjaan tahun ini karena sekolah yang menggunakan maka kualitas diutamakan.
Ditempat yang sama Kepala Tukang SMKN 2 Lembar, Muhasim menegaskan bahwa progres ruang praktik siswa (RPS) secapatnya dapat diselesaikan.
‘’Sekarang ini peroses Finising untuk RPS SMKN 2 Lembar, dan InsyaAllah pada minggu ke dua bulan Januari ini sudah rampung,”Terangnya.
Dipaparkan lebih jauh, dengan sistem swakelola tipe 1 ini kemanfaatanya lebih banyak. Terbukti tukang maupun pladen yang bekerja semuanya dari Kecamatan Lembar.
‘’Bagus sistem swakelola ini, masyarakat setempat bisa langsung bekerja untuk menafkahi keluarga,’’ ujarnya.
Untuk diketahui, sekitar 30 orang bisa terserap bekerja selama proyek ini berlangsung. Mudah-mudahan sistem swakelola ini ditetapkan oleh pemerintah.
‘’Kita berharap sistem ini ditetapkan oleh pemerintah sebab kualitas jauh lebih bagus dan keterserapan para pekerja lokal bisa merasakan manfaat proyek DAK Fisik Dikbud NTB,’’ Harapnya.
Sementara Fasilitator Mahatir Muhammad menegaskan bahwa RPS di SMKN 2 Lembar saat ini progresnya sudah masuk tahapan Finising.
‘’ Insyallah, pekan kedua Januari sudah selsai dikerjakan,’’ Akunya.
Selain itu, sistem swakelola tipe 1 ini jika bicara kualitas pekerjaan bangunan bisa mengikuti spek yang ada di rancangan anggaran biaya (RAB). Berbeda dengan kontraktual.
‘’Kalau kontraktual spesifikasinya banyak dikurangi namun keuntungan yang banyak. Berbeda dengan swakelola kuntungan sedikit tapi kualitas pekerjaan cukup bagus serta pekerja yang digunakan pekerja lokal,’’ Jelasnya.
Oleh sebab itu, kualitas bangunan dengan swakelola jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan kontraktual atau tender.
‘’Kalau tidak percaya silahkan di cek mana yang swakelola dan mana yang kontraktual. Saya yakin akan ketemu perbedaanya,’’ katanya.
Senada dengan Ali Mustafa, Kepala SMKN 1 Lembar Ahmad Quroni menegaskan Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dengan sistem swakelola tipe 1 jauh lebih bagus hasilnya jika dibandingkan dengan sistem Tender. Pasalnya, dengan sistem swakelola dari sisi kualitas bangunan bisa di cek oleh semua pihak.
‘’Alhamdulillah, kami bersyukur dengan sistem swakelola tipe 1 ini semua bisa merasakan manfaatnya. Termasuk ekonomi masyarakat yang ada disekitar bisa merasakan manfaat dengan sistem swakelola,’’ Ungkapnya.
Menurutnya, dari sisi kualitas bisa dibandingkan dengan proyek DAK Fisik tahun 2021. Dimana tahun 2021 dengan sistem tender sehingga intervensi sekolah tidak ada.
‘’Wajar, bangunan tidak memenuhi standar yang telah ada, sebab dengan sistem tender. Berbeda kalau dengan sistem swakelola yang dilaksanakan tahun ini tentu kaulitasnya lebih baik,’’ pungkasnya.(red)
Berita dengan judul: Pengerjaan DAK Fisik Dikbud NTB Sistem Swakelola Lebih Bagus Dibandingkan Dengan Sistem Tender, Karena Banyak Yang Mengontrolnya. pertama kali tampil pada LIPUTAN4.COM. Reporter: Makbul