LIPUTAN4.COM,JAKARTA-Polemik yang menyelimuti rencana pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E masih terus menuai reaksi. Tidak hanya dikalangan anggota DPRD DKI Jakarta yang berencana menggelar interpelasi kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, namun juga oleh Pengamat Kebijakan Publik Sugiyanto.
Menurut pria yang disapa SGY, lomba balap mobil Formula E telah menjadi buah simalakama bagi Gubernur Anies Baswedan. Pasalnya bila Formula E kembali gagal digelar pada Juni 2022, maka akan sangat beresiko bagi Gubernur Anies Baswedan. Sebab setelah tanggal 16 Oktober 2022, Anies Baswedan sudah bukan lagi Gubernur DKI Jakarta.
Gubernur pengganti Anies atau pejabat Gubernur DKI Jakarta nantinya kata SGY, belum tentu mau melanjutkan Formula E. Dari sinilah Formula E bisa menjadi kasus besar yang sangat pelik.
“Dana APBD DKI Jakarta yang telah digunakan untuk penyelenggaraan Formula E sebesar Rp 983,31 milyar akan berpotensi menimbulkan kerugian negara. Dampak paling buruk, boleh jadi akan menyeret Anies Baswedan kedalam kasus hukum karena dianggap gagal menyelenggarakan Formula E,”tuturnya.
Seharusnya menurut pria berkaca mata ini, lomba mobil bertenaga listrik ini sudah digelar di Jakarta pada 6 Juni 2020. Namun Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menunda penyelenggaraannya karena terjadi pandemi Covid-19.
“Jadi dapat dimaklumi Gubernur Anies Baswedan tak punya pilihan lagi kecuali dia harus dapat menyelenggarakan Formula E di Jakarta pada Juni 2022,”
Tetapi dengan keputusan Anies merencanakan Formula E pada Juni 2022 juga tidak serta merta menyelesaikan masalah. Anies Baswedan masih harus menghadapi dilemma. Saat ini dan mungkin sampai tahun 2022, Jakarta masih dalam kondisi pandemi Covid-19,”tutur SGY.
Menurut SGY, hal ini sesuai dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar, Selasa (24/8/21) yang menyebut peluang persoalan Covid-19 masih berlangsung dalam dua tahun ke depan.
Sebelumnya terkait dengan batas waktu pemberlakuan aturan PPKM, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga telah mengatakan bahwa penerapan PPKM akan terus dilakukan selama pandemi.
“Perlu kita ketahui bersama, bahwa PPKM ini akan terus berlaku selama pandemi. Ini alat kita untuk menyeimbangkan pengendalian pandemi Covid-19 dengan ekonomi dan lapangan kerja buat masyarakat,” kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (23/8/2021).
Gubernur Anies Baswedan sendiri juga merupakan orang yang paling mengerti bahwa pandemi Covid-19 itu akan berlangsung lama. Hal ini pernah dikatakan langsung oleh Anies saat melakukan wawancara podcast dengan Karni Ilyas di Channel YouTube Karniilyas Club Jumat, (30/7/21).
“Ketika WHO menyatakan ini pandemi, bukan lagi epedemi, tapi ini pandemi, maka siapapun yang pernah belajar sejarah Bang. Siapa pun belajar sejarah, ketika denger kata pandemi, bukan epeidemi, maka itu tahunan. Itu bukan peristiwa yang terjadinya, hitunggannya, minggu atau bulan. Ngak mungkin,” seru Anies Baswedan. Kemudian Anies melanjutkan.
“Siapapun, siapapun kalau pernah belajar sejarah pasti tau, begitu dengar pandemi, maka itu hitunggannya tahunan. Nah, jadi kami, ketika meminta. Karena dunia sudah mendeklarasikan ini pandemi. Lain kalau ini masih berstatus epedemi, seperti ketika flu burung, itu kan, Sars, itu adalah epedemi. Dan begitu pandemi, ini bahaya,” tegas Anies Baswedan ketika itu.
Meskipun saat ini jumlah kasus baru harian Covid-19 di Jakarta dan daerah lainnya telah turun, dan vaksinasi di Jakarta sudah hampir mencapai 100 persen, tetapi tidak berarti Covid-19 sudah lenyap dari Jakarta dan Tanah Air. Setiap saat selalu ada ancaman serangan dari varian baru Covid-19.
Ledakan kasus baru Covid-19 bisa saja kembali terjadi seperti yang kita alami pada beberapa minggu sebelumanya. Hal ini juga terjadi pada negara-negara seperti, Brazil, India, Inggris, Spayol dan negara lainnya, dimana kasus Covid-19 sudah melandai tetapi kembali terjadi serangan yang lebih besar dan menyebabkan banyak korban meninggal.
Saat ini kita memasuki “New Normal,” dimanan kita akan hidup berdamping dengan Covid-19. Oleh karenanya harus selalu waspada dan berhati-hati. Kita wajib selalu mengikuti ketentuan aturan Protokol Kesehatan (Prokes). Oleh karenanya menurut SGY kegiatan Formula E yang bisa menghadirkan banyak orang dari Jakarta, daerah serta luar negeri akan berpotensi menjadi serangan gelombang baru Covid-19.
“Dengan demikian, bila masih pandemi, maka sepertinya Formula E kembali tak bisa diselenggarakan pada Juni 2022. Tetapi bila Formula E tak diselenggarakan pada Juni 2022, maka kesempatan itu hilang dan berpotensi menjadi masalah besar.
Dengan kondisi seperti ini, lalu mungkin saja ada orang yang bertanya, apakah Formula E bagi Gubernur Anies Baswedan bagaikan bertemu makanan buah simalakama?
Dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati. Seperti menghadapi keadaan yang serba salah. Apa pun yang dilakukan akan mendatangkan kesulitan.
Ya, tentunya logis bila ada orang yang bertanya seperti itu, tetapi tentu jawabnya adalah, “Wallahu A’lam Bisshowab.”,”terangnya.
Berita dengan Judul: Pengamat : Lomba Balap Mobil Listrik (Formula E) di Jakarta Simalakama Buat Anies pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : taufik