Irigasi atau pengairan merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia.
Istilah irigasi berasal dari bahasa Belanda yaitu irrigate atau dalam bahasa Inggris irrigation yang memiliki arti pengairan atau penggenangan. Menurut UU No. 7 Tahun 2004 pasal 41 ayat 1 tentang Sumber Daya Air, irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian
Seperti halnya Irigasi di Desa Tanjung Brugo kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, Irigasi yang Panjang nya 1.600 Meter yang berhulu di Sungai Siau kecil dan bermuara ke Sungai Banken disekitar Desa Tanjung Brugo. Sawah tada Hujan yang diAliri Pengairan ini sekitar 25 hektar Sawah warga dan desa ini miliki kelompok Tani Bernama Air Terjun.
Menurut Muhamad Amin Petani/Warga Desa Tanjung Brugo, Lebar Irigasi sekitar 80 cm Atas dan lantai 60cm.
Saat ini irigasi ini tak berpungsi mengalirkan Air, sebab terjadi kerusakan jebol pada beberapa titik.
Pahrul.Sp. Kepala Desa Tanjung Brugo, Senin 20 September 2021, Melalui Pesan Singkat Whatsapps dan Via Telpon,Saat komfirmasi pada Awak Media Liputan4.com Merangin Jambi.
Desa kami memiliki jumlah Jiwa 973 orang, beberapa persen memiliki Sawah tadahujan.namun saat ini Petani Sawah kami tak bisa mengolah Sawah lagi, hanya sebagian kecil saja, sebab Sawah tak memiliki air dan aliran air /Tali Air rusak atau jebol di beberapa titik, kami sudah coba perbaikan Gotong Royong, namun titik kerusakan sangat banyak, jadi kami kewalahan.
Area Sawah sekitar 25 hingga 27 Hektare, hampir satu tahun ini area Persawahan sangat tidak maksimal dalam pengolahan. Kami membutuhkan Pengairan maksimal, jantung sawah adalah Air.
Beberapa bulan lalu ada Perbaikan oleh P3A Provinsi dengan Nilai Kegiatan Rp 290 juta., Kami sangat mengApresiasi Pekerjaan tersebut, namun Pelaksanaan Perbaikan itu menurut kami tidak tepat Sasaran perbaikan, Area yang di Perkirakan Akan rusak tidak di lakukan Antisipasi perbaikan, namun Area Pengairan yang tidak sepatut nya di perbaiki, malah di bangun oleh kegiatan Rehab itu.
Saat ini Saluran Sekunder tidak berpungsi dan Lonsor, bagaimana petani kami akan bersawah.
Estimasi Hasil Gabah Kering Panen berjumlah 6 ton Perhektare dan Estimasi menjadi Beras 3,5 ton hingga 4 ton per hektar.. 3,5 ton X 26 Hektare = 91 Ton beras pada Sawah yang tak bisa petani kami hasilkan ungkap Pahrul.
Kami berharap baik pada Pemerintah Daerah Merangin maupun Provinsi, kami sangat butuh pengairan itu.
Irigasi atau pengairan merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia.
Istilah irigasi berasal dari bahasa Belanda yaitu irrigate atau dalam bahasa Inggris irrigation yang memiliki arti pengairan atau penggenangan. Menurut UU No. 7 Tahun 2004 pasal 41 ayat 1 tentang Sumber Daya Air, irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian
Seperti halnya Irigasi di Desa Tanjung Brugo kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin, Irigasi yang Panjang nya 1.600 Meter yang berhulu di Sungai Siau kecil dan bermuara ke Sungai Banken disekitar Desa Tanjung Brugo. Sawah tada Hujan yang diAliri Pengairan ini sekitar 25 hektar Sawah warga dan desa ini miliki kelompok Tani Bernama Air Terjun.
Menurut Muhamad Amin Petani/Warga Desa Tanjung Brugo, Lebar Irigasi sekitar 80 cm Atas dan lantai 60cm.
Saat ini irigasi ini tak berpungsi mengalirkan Air, sebab terjadi kerusakan jebol pada beberapa titik.
Pahrul.Sp. Kepala Desa Tanjung Brugo, Senin 20 September 2021, Melalui Pesan Singkat Whatsapps dan Via Telpon,Saat komfirmasi pada Awak Media Liputan4.com Merangin Jambi.
Desa kami memiliki jumlah Jiwa 973 orang, beberapa persen memiliki Sawah tadahujan.namun saat ini Petani Sawah kami tak bisa mengolah Sawah lagi, hanya sebagian kecil saja, sebab Sawah tak memiliki air dan aliran air /Tali Air rusak atau jebol di beberapa titik, kami sudah coba perbaikan Gotong Royong, namun titik kerusakan sangat banyak, jadi kami kewalahan.
Area Sawah sekitar 25 hingga 27 Hektare, hampir satu tahun ini area Persawahan sangat tidak maksimal dalam pengolahan. Kami membutuhkan Pengairan maksimal, jantung sawah adalah Air.
Beberapa bulan lalu ada Perbaikan oleh P3A Provinsi dengan Nilai Kegiatan Rp 290 juta., Kami sangat mengApresiasi Pekerjaan tersebut, namun Pelaksanaan Perbaikan itu menurut kami tidak tepat Sasaran perbaikan, Area yang di Perkirakan Akan rusak tidak di lakukan Antisipasi perbaikan, namun Area Pengairan yang tidak sepatut nya di perbaiki, malah di bangun oleh kegiatan Rehab itu.
Saat ini Saluran Sekunder tidak berpungsi dan Lonsor, bagaimana petani kami akan bersawah.
Estimasi Hasil Gabah Kering Panen berjumlah 6 ton Perhektare dan Estimasi menjadi Beras 3,5 ton hingga 4 ton per hektar.. 3,5 ton X 26 Hektare = 91 Ton beras pada Sawah yang tak bisa petani kami hasilkan ungkap Pahrul.
Kami berharap baik pada Pemerintah Daerah Merangin maupun Provinsi, kami sangat butuh pengairan itu.
Berita dengan Judul: Pengairan Sekunder Jebol, Petani Padi Sawah Tanjung Brugo Bersedih pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Hambali