Beberapa kuburan di taman pemakaman Footscray, Kota Melbourne, Australia, mengalami perusakan. Potongan jasad di dalam kuburan turut dicuri oleh pelaku. Insiden unik tersebut terjadi dua kali dalam sepekan, menurut polisi motifnya masih terus didalami.
Juru bicara Kepolisian Negara Bagian Victoria menyatakan pencurian jasad pertama terjadi pada tanggal 27 Januari 2022. Sehari sesudahnya, kembali terjadi pencurian jasad di kuburan berbeda, masih di kawasan Footscray.
“Peristiwanya terjadi pada Senin malam, disusul kemudian pada Selasa pagi,” ujar polisi saat dikonfirmasi VICE World News. Pencuri hanya mengambil “beberapa potong jasad”, tapi tidak mengambil benda lain di kuburan seperti nisan atau sisa peti jenazah.
Muncul kabar dari saksi mata, bahwa jasad yang diambil adalah tengkorak kepala, namun polisi saat jumpa pers enggan mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut.
“Intinya, terjadi pencurian jenazah di kawasan pemakaman Melbourne, dan kami kini fokus mendalami motif pelaku,” demikian keterangan Inspektur Ben Jarman dalam jumpa pers pada 2 Februari 2022. Setidaknya, ada indikasi bila aksi pencurian jasad ini dipicu oleh keyakinan tertentu. Sebab dalam olah TKP yang dilansir 7 News, aparat menemukan lilin, salib, serta surat yang ditujukan untuk Setan. Selain dua makam yang sudah dirusak maling, ada dua makam lain yang diduga hendak jadi sasaran pencurian berikutnya.
Polisi sendiri belum berani menyimpulkan apakah pelaku terkait dengan organisasi pemuja setan. Jumlah pelaku, apakah sendirian atau berkelompok, juga belum dapat dipastikan.
“Kami tidak ingin berandai-andai dulu. Kejahatan ini terhitung kurang lazim, sehingga prioritas polisi sekarang adalah menangkap pelaku dan mendalami motifnya,” ujar Jarman.
Akibat pencurian ini, pengelola pemakaman memasang tambahan CCTV di sekitar pagar. Saat kejadian, nyaris tidak ada CCTV yang berfungsi, sehingga sosok pelaku tidak terpantau.
Merujuk hukum di Australia, mencuri jenazah serta merusak makam bisa dihukum maksimal lima tahun penjara. Aparat mengimbau masyarakat di sekitar pemakaman yang merasa melihat pelaku bisa memberikan informasi.
“Intinya, sulit untuk menggali sedalam itu demi mencari potongan jasad. Tapi belum tentu juga pelaku lebih dari satu orang,” tandas Jarman.
Follow Gavin Butler di Twitter.