JAKARTA- Dewasa ini publik sering mendengar tokoh-tokoh yang menyebutkan istilah bonus demografi. Salah satunya adalah Presiden RI, Joko Widodo.
Melalui akun Instagram pribadinya, Jokowi menyatakan bonus demografi bukanlah beban. Namun, hal tersebut merupakan sebuah modal penting untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Diketahui, Bonus Demografi adalah dimana suatu negara memiliki usia produktif lebih tinggi dari pada usia non produktif. Usia produktif itu 15-64 tahun lebih banyak dari usia non produktif 0-14 tahun, kondisi ini terjadi adanya angka kematian Dan kelahiran di suatu negara berkurang.
Di prediksi, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040.
Direktur Eksekutif Pemuda DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Iqnal Shalat Sukma W menyatakan, bonus demografi adalah momen emas Indonesia sebagai negara maju karena dalam sejarah hanya terjadi satu kali akan terjadi dalam satu bangsa.
Menurutnya, apabila Indonesia berhasil memanfaatkan bonus demografi ini maka Indonesia akan mengalami lompatan ekonomi dengan jumlah *Gross Domestic Product (GDP)* tertinggi dan masuk dalam jajaran negara dengan pendapat tinggi.
“Jika Indonesia gagal dalam memanfaatkan moment ini dampak yang akan terjadi jumlah pengangguran akan bertambah dan kenaikan kemiskinan akan naik secara drastis tinggi,” kata Iqnal kepada wartawan, Senin (14/11/2022).
Iqnal menyebutkan, contoh negara yang gagal dalam memanfaatkan bonus demografi adalah negara Afrika Selatan dan Brazil pada tahun 1970-2018 karena Brazil gagal mempersiapkan diri maka terjadi pengangguran di usia produktif hasilnya defisit pada negara tersebut.
Kemudian, contoh negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi, Iqnal mencontohkan China dan Korea Selatan pada tahun 90an berhasil memanfaatkan bonus demografi dengan menciptakan industri rumah tangga yang memproduksi berbagai komponen-komponen peralatan electronik yang membuat negara ini lompat menjadi negara maju dan macan Asia.
Guna menghindari gagalnya memanfaatkan bonus demografi, Iqnal menyatakan pemuda Indonesia harus benar-benar mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.
“Anak muda di Indonesia tidak boleh gagap teknologi dalam menyambut bonus demografi,” ujarnya.
Mengutip dari *Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)*, ada empat syarat yang harus dilakukan sesuai agar Indonesia berhasil memanfaatkan bonus demografi, yang pertama harus dikuatkan kualitas terbaik dari sisi pendidikan dan kesehatan. Kedua, tenaga kerja produktif yang besar yang harus di imbangin dengan lapangan pekerjaan yang besar pula.
Yang ketiga, keluarga harus memiliki tabungan keluarga yang dapat di investasikan untuk Hal yang produktif dan yang terakhir neningkatnya porsi perempuan dalam pasar kerja.
Jika semua unsur di atas terpenuhi, Iqnal menyatakan Indonesia akan mengalami kemajuan ekonomi yang dahsyat.
“Pertanyaannya yang akan muncul apakah Indonesia sudah menyiapkan diri untuk mencapai empat syarat tersebut, jika belum mari kita membangun bersama-sama para generasi muda untuk Indonesia Sejahtera,” pungkasnya.
Berita dengan Judul: Pemuda Perindo: Bonus Demografi Jangan Sampai Gagal pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : taufik