Seperti kebanyakan anak muda di seluruh dunia, Jatin Thanvi sempat termakan tren joget TikTok yang meledak selama pandemi. Mahasiswa arsitektur asal India mengikuti berbagai tantangan populer, dengan harapan bisa merasakan secuil ketenaran di platform tersebut. Namun, dia segera menyadari untuk bisa terkenal, dia harus tampil beda dan menonjol di antara jutaan konten kreator lainnya. Dari situlah tebersit ide menirukan Mr. Bean, karakter paling ikonik era 90-an. Kalau dipikir-pikir lagi, dia sering dibilang mirip tokoh yang diperankan Rowan Atkinson.
Sesuai dugaannya, video pertama Thanvi sebagai “Jr Mr Bean” ditonton hingga puluhan juta kali dalam semalam. Dan sejak TikTok diblokir di India, dia memerankan tingkah Mr. Bean yang konyol dan kocak di Instagram dan YouTube. Dia tak lupa menambahkan sedikit unsur India dalam kontennya.
“Sejak kecil, orang bilang saya mirip Mr. Bean,” katanya saat berbicara kepada VICE. “Saya juga sering berdandan sepertinya saat ada lomba kostum.”
Yang paling dia sukai dari karakter ini adalah Mr. Bean mampu membuat orang terpingkal-pingkal meski jarang ngomong. Justru perbuatan ajaibnya yang menghibur siapa saja.
Atkinson sendiri bahkan menganggap karakter itu menjadi sangat legendaris berkat “sifat kekanak-kanakannya yang anarkis”. “Saya selalu yakin ‘Mr. Bean’ memiliki peluang yang sangat bagus untuk sukses dan terkenal sepanjang masa, sebagian karena komedinya bersifat visual dan Mr. Bean pada dasarnya seorang anak-anak di dalam tubuh lelaki dewasa,” ujar Atkinson dalam wawancara dengan PTI. “Perilaku anak-anak cenderung sama di seluruh ras dan budaya, jadi mudah dikenali dan ditertawakan.”
Dalam video, Thanvi selalu mengenakan dasi dan blazer untuk menyerupai Mr. Bean. Dia juga menirukan suaranya yang berat tapi tidak jelas. Boneka beruang Teddy tak pernah ketinggalan; selalu ada bersama Thanvi layaknya boneka yang menemani karakter asli. Gambar wajah Mr. Bean di tembok—yang pernah di-retweet sang aktor—terpampang di belakangnya.
Kebanyakan videonya menampilkan sikap masa bodoh Mr. Bean dengan latar khas India. Dari menari garba (tarian asal Gujarat) sampai adegan makan popcorn di bioskop yang telah diganti camilan merek Kurkure, Thanvi berusaha membuat karakter tiruannya lebih relevan bagi orang India.
Dia melakukan ini tak sebatas karena ingin viral, tetapi juga untuk keluar dari zona nyaman. Semasa kecilnya, Thanvi mengaku sangat pemalu dan gampang minder. Dia kemudian terlibat pertengkaran dengan teman-teman, membuatnya takut kehilangan satu-satunya orang terdekat yang dia miliki.
Tapi setiap kali karakter Mr. Bean—yang tak sesuai dengan norma masyarakat—muncul di layar, dia merasa kecanggungan itu sedikit demi sedikit menghilang.
“Mr. Bean tidak butuh siapa-siapa,” tutur Thanvi. “Dia tidak peduli omongan orang karena sudah puas dengan diri sendirinya. Menonton aksinya lalu menirukannya telah mengajarkan saya untuk hidup mandiri dan mengabaikan apa kata orang.”
Thanvi ingin sekali membangun komunitas online yang menekankan pentingnya menjadi diri sendiri, seperti yang secara tak langsung diajarkan oleh Mr. Bean. Selain itu, kehidupan sosial Thanvi semakin membaik sejak berperan sebagai “Jr Mr Bean”
“Sekarang orang sering mengajak saya selfie kalau berpapasan di jalan,” katanya. “Senang rasanya bisa menghibur mereka.”
Thanvi kini tak hanya beken di medsos, dia juga telah menerima berbagai tawaran iklan. Belum lama ini, dia mempromosikan kartu kredit Slice It dan KFC. Dia bisa menghasilkan sekitar 20.000-50.000 Rupee (Rp3,7-9,4 juta) dari situ.
“Kami berusaha menciptakan [karakter] Mr. Bean di era digital,” terang Thanvi. “Sekarang saya berfokus menyempurnakan karakter dan menjadikannya lebih India supaya bisa diterima orang India di mana saja dan menginspirasi mereka untuk menjadi diri sendiri, tak peduli apa yang dipikirkan masyarakat tentang mereka.”
Follow Shamani di Instagram dan Twitter.