Berita  

Peluang Sebuah Asteroid Berbahaya Menabrak Bumi Semakin Meningkat

peluang-sebuah-asteroid-berbahaya-menabrak-bumi-semakin-meningkat

Peluang asteroid paling berbahaya menghantam Bumi dalam beberapa abad mendatang telah naik, tapi masih sangat rendah. Menurut penelitian yang dibahas dalam telekonferensi NASA pada Rabu waktu setempat, kemungkinan dua benda langit berbenturan sebelum tahun 2300 kini menjadi 0,057 persen.

Para ilmuwan antariksa telah memantau pergerakan asteroid 101955 Bennu sejak ditemukan pada 1999, sebagian karena orbitnya terkadang mendekatkan asteroid ke Bumi — meningkatkan kemungkinan tabrakan di masa depan. Memiliki lebar sekitar 500 meter, Bennu dapat menghancurkan satu kota apabila jatuh di area berpenduduk, meski itu tidak akan menimbulkan kerusakan seperti Chicxulub, yang membentang setidaknya 10 kilometer dan mengakhiri era dinosaurus.


Untuk lebih memahami Bennu, NASA mengambil beberapa sampelnya dari permukaan menggunakan wahana antariksa Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer (OSIRIS-REx).

OSIRIS REx sudah dalam perjalanan pulang ke Bumi sambil membawa materi batuan dari asteroid, bersama dengan pengamatan orbit baru yang lebih tepat. Ilmuwan kemudian menyusun “penilaian bahaya” Bennu dalam penelitian yang terbit di jurnal Icarus pada Rabu.

Sementara penelitian sebelumnya menyebut kemungkinan tabrakan Bennu pada abad ke-22 sekitar satu banding 2.700, penelitian terbaru memperkirakan risiko tabrakan sekitar satu banding 1.750 pada 2100-an. Kerangka waktu yang telah diperbarui ini menyebut Bennu memiliki peluang satu banding 2.700 untuk menabrak Bumi pada 24 September 2182. (Ini suatu kebetulan bahwa perkiraan tabrakan sebelumnya pada abad ke-22 dan perkiraan tabrakan baru pada 2182 sama dengan angka satu banding 2.700.)

“Kami sudah memiliki wawasan yang lebih baik tentang jalur tabrakan yang dapat terjadi, dan yang paling signifikan akan menyebabkan tabrakan pada 2182,” terang peneliti utama Davide Farnocchia, engineer navigasi di Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEO), dalam telekonferensi.

“Tapi kita harus ingat kemungkinan tabrakan secara keseluruhan sangat kecil,” imbuhnya. “Faktanya, probabilitas tabrakan keseluruhan yaitu 0,06 persen, dengan kata lain ada kemungkinan 99,4 persen Bennu tidak ada pada lintasan tabrakan. Jadi, tidak ada alasan untuk khawatir.”

Farnocchia juga mencatat, pengamatan OSIRIS REx telah membatasi kemungkinan lintasan Bennu hingga 2135, ketika asteroid akan melintas sangat dekat dengan Bumi. Meskipun tabrakan tidak terjadi dalam waktu dekat, Bennu akan bergerak sekitar dua kali lebih dekat ke Bumi seperti Bulan, yang berarti asteroid dapat melewati “lubang kunci gravitasi” yang akan menempatkannya pada jalur tabrakan dengan Bumi pada 2100-an. Lubang kunci ini adalah bentangan kecil ruang di sekitar Bumi, yang gaya gravitasi Bumi dapat mendorong asteroid ke jalur yang lebih berbahaya.

Tim peneliti menggunakan berbagai pengamatan OSIRIS REx untuk “memodelkan lintasan Bennu ke tingkat yang belum pernah dicoba asteroid sebelumnya,” tutur Farnocchia. Sementara ilmuwan sebelumnya telah mengidentifikasi 26 lubang kunci berukuran lebih dari satu kilometer yang dapat mengirim Bennu ke jalur tabrakan, penelitian baru telah mempersempit risiko menjadi dua lubang kunci saja.

“Dengan melacak pesawat itu selama dua tahun operasi kedekatan, kami memperoleh kendala posisi yang fantastis pada posisi Bennu,” kata Farnocchia. “Kami mengukur jarak antara Bumi dan Bennu, yang terkadang sama besarnya dengan jarak antara Bumi dan Matahari, dengan presisi dua meter. Setinggi pemain basket. Dengan begitu, kami bisa membatasi posisi Bennu.”

Walaupun peluang Bennu menghantam lubang kunci rendah, penelitian ini menyebut asteroid tersebut sebagai benda paling berbahaya di luar angkasa. Satu-satunya asteroid paling berbahaya selain Bennu adalah asteroid 1950 DA, yang berukuran dua kali lipat lebih besar daripada Bennu dan memiliki peluang sekitar 0,17 untuk menabrak Bumi pada 2880.

“Misi OSIRIS REx telah memberikan data yang sangat tepat pada posisi dan pergerakan Bennu di luar angkasa ke tingkat yang belum pernah ditangkap sebelumnya di asteroid mana pun,” ujar Lindley Johnson, staf Planetary Defense NASA, dalam telekonferensi. “Selain memahami jalur Bennu di masa depan dan kemungkinan ancamannya bagi Bumi, pengamatan ini juga memungkinkan kami untuk menguji dan meningkatkan teknik pemodelan keseluruhan yang bisa digunakan pada semua asteroid di dekat Bumi.”