Jakarta, Acara pelantikan Pengurus dan Rakernas Asosiasi Pemerintahan Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo), digelar Kamis (24/2/2022) di Hotel Discovery Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Acara ini dibuka langsung secara online oleh Wakil Presiden RI Bapak Ma’aruf Amin, dihadiri Menteri Kelautan & Perikanan Ir Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketum Aspeksindo Dr Andi Harun, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksmana TNI Yudo Margono, Kapolri yang diwakili Brigjen Pol Agus Pranoto, Dubes Niko Barito, Ketua Dewan Pakar Prof Dr Rohmin Dahuri, Sekjen dan Bendahara Aspeksindo, para Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Ketua Dewan Pembina Aspeksindo, dan jajaran pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi seluruh Indonesia.
Pelantikan pengurus Aspeksindo mengusung tema “Kolaborasi Memajukan Indonesia Dari Pinggiran”. Ketua Umum Aspeksindo Dr. H. Andi Harun, S.T., S.H., M.Si, mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki posisi geografis yang sangat strategis. Jumlah pulau di Indonesia yang resmi tercatat 16.056 pulau. Garis pantai Indonesia sepanjang 99.093 km persegi. Luas laut indonesia 75,7 pers.
“Melihat luasnya laut Indonesia dengan begitu banyak sumber daya alam di dalamnya, memiliki potensi yang amat besar, baik dari segi kekayaan alam maupun jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi pada tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Dari sisi sumber daya laut, potensi sumber daya perikanan laut diperkirakan sebesar 6,2 juta ton per tahun. Namun hingga kini baru dimanfaatkan 62 persen,” ujar Andi Harun.
Mantan menteri kelautan RI Prof Rohmin Dahuri menegaskan bahwa selama ini sumber daya laut hanya menyumbang 20 persen terhadap pendapatan domestik bruto. Sehingga masyarakat perlu membuka peluang usaha kelautan yang lebih besar lagi dan lebih terbuka.
Pada potensi sumber daya laut tidak hanya secara ekonomis, tetapi juga strategis di dalam penyediaan bahan pangan dan protein dari laut. Dan di sisi lain, sebagian daerah tertinggal di Indnesia berada di pesisir kepulauan, padahal dukungan sumber daya alam kita sangat melimpah, yang mestinya bisa memberikan kesejahteraan lebih berlipat-lipat. Kuncinya, butuh perspektif membangun Indonesia dari pinggiran.
Kita juga perlu memperhatikan bidang keamanan dan keselamatan bangsa. Gelombang pasang di laut kita semakin meninggi. Permukaan laut naik. Sementara 120 juta penduduk indonesia tinggal di daerah kepulauan dan pesisir.
Pada 2021, Presiden AS Joe Biden melontar pernyataan bahwa dalam 10 tahun ke depan, Jakarta berada dalam bahaya tenggelam. Bukan saja Jakarta, melainkan juga hampir semua daerah pesisir lainnya. Ini pertanda saatnya negara harus hadir di tengah daerah kepulauan dan pesisir.
Sementara Menteri KKP Ir. Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kita ingin menjadikan ekologi dan ekologi sebagai perhatian utama.
Pertama, dengan mengimplementasikan penangkapan ikan berbasis kuota. Ikan yang diambil harus diekspor dari tempat itu, bukan dikirim lagi ke Jakarta baru diekspor ke negara lain. Tenaga kerja juga diambil dari daerah itu. Ada 6 zona, dan 4 zona industri kita tawarkan ke investor.
Kedua, kita usahakan reklamasi pesisir dengan tidak merusak lingkungan. Laut adalah halaman depan kita. Generasi muda perlu bekerja di laut, jangan hanya di darat. Anak muda harus mulai bergerak bahwa laut adalah halaman depan negara kita.
Berita dengan Judul: PELANTIKAN PENGURUS DAN RAKERNAS ASPEKSINDO: LAUT HALAMAN DEPAN NEGARA KITA pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Rika Jakarta