Di LIPUTAN4 GROUP, kami ingin mengembangkan potensi wartawan kami dari tingkat “informan” atau pelapor informasi menjadi jurnalis sejati. Karena itu, penting bagi kami untuk mengembangkan diri dari skill jurnalistik bagi setiap Wartawan. Salah satunya adalah dengan pembekalan keahlian menulis yang rapi dan terstruktur untuk pemberitaan khususnya di media online
Yang paling memahami berita yang disampaikan adalah wartawan itu sendiri. Karena itu, seorang redaktur atau editor hanya bisa memastikan kebenaran dalam penggunaan tata bahasa dalam artikel berita yang diterima di redaksi. Begitu pun dengan hal lainnya, karena banyaknya artikel berita yang diterima, editor pun terbatas dalam waktu yang bisa diluangkan untuk melakukan proofread terhadap setiap berita. Maka tanggung jawab utama berada di pihak wartawan itu sendiri untuk menyusun artikel berita yang sebaik dan serapih mungkin, dimana mengandung informasi yang sebenar dan selengkap mungkin berdasarkan fakta di lapangan sesuai dengan slogan dari LIPUTAN4 GROUP
Menjadi Wartawan LIPUTAN4 GROUP
“Berani Mengungkap Fakta”. Demikianlah slogan dari LIPUTAN4. Berani artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut). Mengungkap artinya Membuka, yang artinya setiap berita LIPUTAN4 GROUP bisa membuka penting yang bisa dijadikan otoritas atau sumber informasi yang pantas bagi semua kalangan. Sedangkan Fakta artinya teks yang berisi sebuah peristiwa yang sebenarnya terjadi yang didukung dengan data, narasumber, dan informasi terpecaya untuk disampaikan lugas Liputan4 Group dalam bentu karya jurnalistik
Dalam menyajikan berita LIPUTAN4 GROUP, keakuratan informasi tidak boleh dikorbankan demi kecepatan atau demi menarik pembaca.
Diantara informasi yang harus dipastikan dalam pemberitaan adalah nama-nama orang, tempat atau institusi (berikut ejaan yang benar untuk nama tersebut), angka-angka, statistik, tanggal dan sebagainya.
Hati-hati dengan kesalahan ejaan untuk setiap kata. Keakuratan bukan saja berasal dari kebenaran fakta yang mendasari pemberitaan, tapi juga dari kebenaran dalam penyampaian kabar tersebut
Bagian 1: Struktur Berita
Tidak semua media memiliki standar yang sama dalam pemberitaan. Segmen pembaca yang ditargetkan menentukan bahasa yang digunakan dalam berita. Di LIPUTAN4 GROUP, sebagai media berita nasional, maka standar bahasa yang digunakan adalah standar bahasa pemberitaan yang baku. Tidak ada penggunaan bahasa sensasional dan sebagainya.
Di zaman internet masa kini dengan luasnya penggunaan media sosial, semua media online berpeluang menjadi otoritas berita yang bisa disebarkan oleh pembaca melalui Facebook, Twitter, Instagram, pinterests dan sebagainya. Pola ini mendobrak sistem segmentasi pasar dan kini kompetisi berada pada penyampaian berita yang akurat dengan bahasa yang rapih, dengan cepat.
Judul Berita
Judul yang benar, selain lebih menarik, juga membantu calon pembaca menemukan berita tersebut ketika mencari informasi di Google. Dalam penulisan judul, perhatikan peraturan- peraturan berikut:
Jangan menggunakan huruf kapital (huruf besar) semua, tapi gunakan kapital sesuai penggunaan dalam judul, seperti contoh:
SALAH: WAHYUDDIN BERKERINGAT MENGADUK SEMEN
BENAR: Wahyuddin Berkeringat Mengaduk Semen
Catatan: Perhatikan bahwa huruf depan setiap kata dalam judul menggunakan kapital, kecuali kata-kata sambung seperti: di, ke, dengan, dan
Berikan judul yang merinci tentang peristiwa dan tempat kejadian, seperti contoh:
SALAH: Seorang Bayi kecebur di Baskom
BENAR: Ibu Lengah, Bayi 1 Tahun Kecebur di Baskom
SALAH: Sebuah Mobil Bus Terguling
BENAR: Rem Blong, Mobil Bus Damri Terguling di Sungai
Kalau menyampaikan opini barasumber, cantumkan narasumber dalam judul, seperti contoh:
SALAH: Walikota Serang Sesat Konstitusi
BENAR: Aktivis Mahasiswa: “Walikota Serang Sesat Konstitusi”
SALAH: Kinerja Pemkab Incipme Jauh di Bawah Harapan
BENAR: Anggap Infrastruktur Masih Berantakan, FMBB Beri Rapor Merah Kinerja Pemkab Incipme
Struktur Artikel
Setiap media online atau cetak memiliki ciri khas sendiri dalam membuka setiap artikel berita. Di LIPUTAN4 GROUP, standar untuk pembuka artikel berita adalah
LIPUTAN4.COM, KABUPATEN/KOTA – ISI BERITA
Contohnya, untuk peristiwa yang terjadi di Kabupaten Takalar, pembukanya adalah “LIPUTAN4.COM, TAKALAR –
Kalimat Pembuka
Kalimat pembuka untuk setiap artikel merupakan rangkuman secara keseluruhan tentang rincian peristiwa yang diberitakan. Format penulisan mirip seperti kalimat pembuka yang dibacakan oleh pewarta berita di televisi. Kalimat pembuka menambahkan sedikit rincian lebih terhadap judul.
Contoh judul: “Sadiq Khan Menjadi Walikota Muslim Pertama Kota London, Inggris”
LIPUTAN4.COM, LONDON – Politisi Partai Buruh, Sadiq Khan telah memenangi pemilihan walikota di ibukota Inggris, London, dan dilantik menjadi walikota pada Sabtu 7/5. Anak dari seorang sopir truk, Sadiq Khan menjadi walikota pertama bagi kota besar di dunia Barat yang beragama Islam, dan berhasil mengatasi berbagai kontroversi yang dihembuskan tentang umat Islam di dunia Barat masa kini.
Contoh judul: “Kecelakaan Truk Tewaskan 2 di Nambo”
LIPUTAN4 GROUP, CIRUAS – Sebuah truk tangki bermuatan BBM Premium jatuh ke dalam jurang dan menewaskan sang sopir dan kernet di Jalan Raya Serang-Jakarta tepatnya di Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Pihak kepolisian menduga bahwa kecelakaan tersebut akibat rem blong sehinga sopir kehilangan kendali terhadap truk tersebut.
Foto Utama atau Foto dalam Berita
Setiap berita L4 GROUP harus disertai foto. Apabila tidak ada foto, maka boleh menggunakan ilustrasi, dengan mencantumkan nama sumber foto tersebut
Foto juga harus disertai dengan keterangan mengenai apa dan siapa yang terlihat di foto itu, serta tanggal pengambilan foto.
Bagian 2: Kaidah Pengetikan
Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital, atau huruf besar, hanya digunakan untuk huruf pertama kalimat, nama orang, nama tempat atau institusi, judul atau tema dari sebuah acara dan singkatan (seperti RT, RW, SMK, SMA dan sebagainya).
Huruf kapital tidak digunakan untuk mengawali angka-angka.
Dalam kata-kata akronim (seperti Polsek, Polda, Kapolsek, Kepsek, Kadiv humas dan sebagainya), cukup huruf pertama dijadikan kapital.
Penggunaan Spasi
Dalam mengetik berita, perhatikan standar dalam penggunaan spasi. Gunakan spasi setelah tanda baca, seperti koma, titik, tanda kurung, tanda kutip (kecuali tanda kutip pembuka) dan titik dua.
Penggunaan Tanda Kutip
Tanda kutip harus selalu digunakan apabila mengutip pembicaraan atau Press Release. Gunakan tanda kutip pembuka dan penutup, dan tanda koma atau titik harus selalu berada sebelum tanda kutip penutup, seperti ini:
“Kami akan lakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Presiden juga mengatakan bahwa pihaknya akan “terus mengupayakan pelepasan sandera lainnya.”
Penggunaan Titik dan Koma
Salah penggunaan titik dan koma bisa berakibat fatal ketika apa yang difahami oleh pembaca berbeda dengan apa yang dimaksud oleh wartawan. Maka gunakan titik dan koma sesuai penggunaan benarnya. Perhatikan penggunaan titik di akhir kalimat, dan kalimat jangan terlalu panjang (lebih dari 3 baris).
Bagian 3: Kaidah Bahasa Indonesia dalam Artikel Pemberitaan
Penggunaan kata “di”
Kata “di” masih seringkali salah penggunaannya. Harus diingat bahwa “di” dan kata benda atau tempat selalu dipisah, dan “di” dengan kata kerja selalu disambung, contohnya:
Kata benda/tempat: di Bogor, di tempat, di rumahnya, di atas, di depan, di dalam.
Kata kerja: diingat, dijatuhkan, dibuka, ditutup, dirinci, dilantik.
Pencantuman Gelar dan Pangkat
Dalam pemberitaan standar, biasanya gelar pendidikan tidak dicantumkan, sedangkan pangkat polisi atau militer dicantumkan. Baik dicantumkan atau tidak, gelar atau pangkat tersebut hanya perlu dicantumkan pada penulisan pertama saja, dan tidak diulang lagi, contohnya:
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menaikkan pangkat 20 perwira tinggi kepolisian di Mabes Polri, Selasa (12/4/21). Pada acara pelantikan tersebut, Kapolri menegaskan…
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Dr. Boy Ra i Amar, M.H., mengatakan pihaknya masih mengupayakan penangkapan gembong teroris Omar al- Faruq. Boy Ra juga menjelaskan bahwa saat ini kelompok al-Faruq sudah terisolasi.
Contoh lainnya: Presiden Joko Widodo (tidak perlu mencantumkan Ir. H. Joko Widodo), anggota DPR Ruhut Sitompul (tidak perlu mencantumkan gelar SH) dan sebagainya.
Ada kalanya gelar pendidikan dicantum, seperti dalam pro l atau periklanan, untuk mengangkat nama seorang guru
Penulisan angka
Tidak seperti dalam dokumen legal, penulisan angka cukup dengan karakter angkanya saja, jangan ditulis dalam huruf latin. Contohnya:
SALAH: Polisi menangkap 9 (sembilan) tersangka penyalahguna narkoba.
BENAR: Polisi menangkap 9 tersangka penyalahguna narkoba.
Dalam media online, penulisan angka dengan karakter angkanya dan bukan dengan huruf latin dianjurkan juga karena dianggap lebih efektif untuk meningkatkan popularitas sebuah artikel.
Penulisan waktu dan tanggal peristiwa
Dalam melaporkan peristiwa, biasanya cukup mencantumkan hari, tanggal dan tahunnya saja, tidak perlu mencantumkan waktu. Kecuali apabila pencantuman waktu itu penting sebagai detail peristiwa. Untuk penulisan tanggal, cukup mencantumkan tanggal dan bulannya, boleh tanpa mencantumkan tahunnya.
Misalnya, kejadian kecelakaan atau perampokan perlu dicantumkan waktu kejadiannya. Sedangkan liputan sebuah acara tidak perlu mencantumkan waktunya. Bila dirasa perlu, cukup mencantumkan pagi/siang/malam, misalnya: Sabtu siang (7/5).
Mengutip Perkataan Narasumber
Dalam menyampaikan kutipan perkataan narasumber, anda dapat menggunakan kata-kata berikut ini untuk mengakhiri kutipan: terangnya, pungkasnya, tutupnya, tegasnya, bebernya, jelasnya, lanjutnya, tambahnya, paparnya, katanya, ujarnya, tuturnya, ucapnya.
Perkataan narasumber, selain dari ungkapan lisan, bisa juga dari status sosial media seperti Facebook dan Twitter. Khusus Twitter, akhiri kutipan dengan cuitnya. Sertakan pula status sosmed tersebut dalam berita menggunakan tur “embed” atau “sematkan” di Twitter dan Facebook.
Mengutip Press Release
Seringkali kita menerima rilis pers atau “press release” yang bisa dikutip untuk pemberitaan. Presstutup release tidak boleh dimuat secara mentah. Tujuan dari press mengutip pernyataan sikap dari individu, institusi atau organisasi
Dalam mengutip press release, gunakan teknik yang sama seperti mengutip pembicaraan narasumber. Namun jangan gunakan kata-kata “ujarnya” dan “ucapnya”, karena kata tersebut hanya digunakan untuk ungkapan secara lisan.
Mengutip Media Lain
Di L4 GROUP, ada kalanya kita mendapatkan bahan berita yang mengutip media lain untuk mendapatkan detail tambahan atau kutipan.
Gunakan kata-kata “Dikutip Liputan4.com dari Kompas.com…”, atau “Dilaporkan oleh Kompas.com…”, atau “Menurut pemberitaan media Reuters…” di awal atau di akhir informasi tersebut.
Bagian 4: Hastag dan Kata Kunci
Penggunaan hastag dan kata kunci sangat penting bagi media online agar dapat terindeks oleh google. Membuat Hastag harus dipisahkan dengan KOMA dan SPASI pada setiap kata, dan kata kunci diambil dari salah satu kata yang dianggap viral pada judul. Contoh sebagai berikut:
Judul Berita:
Desa Botolempangan Dinyatakan Desa Pertama Di Kec.Bontoa Yang Lolos Verifikasi Pada Program Open Defecation Free (ODF)
HASTAG: Desa Botolempangan, Desa Pertama, Kec.Bontoa, Lolos Verifikasi, Program Open Defecation Free, ODF
KATA KUNCI: Karena Tema tersebut dibahas terkait Program Open Defecation Free, maka Kata kunci yang dianggap viral adalah Open Defecation Free
Berita dengan Judul: Pedoman Standar Penulisan Berita Media Liputan4 Group pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : REDAKSI