Dalam beberapa tahun terakhir, industri musik Korea Selatan semakin unjuk gigi di dunia internasional, menelurkan bakat-bakat terbaik dari BTS dan BLACKPINK hingga lagu viral macam Gangnam Style” dan “Baby Shark”.
Seoul bukan sebatas surganya penggemar K-pop. Kesannya lebih kokoh dan dingin, tak melulu seceria lagu hits TWICE “Alcohol-Free”. Budaya tradisional yang telah dipadukan dengan modern, Korea Selatan lebih beragam dari yang sering kalian lihat di video klip dan drakor.
Musik indie mengintai di balik dunia K-Pop yang gemerlap dan penuh kegembiraan. Coba sebut “musik indie” ke orang Korea, dan mereka akan langsung memikirkan suara yang khas. Kancah musik indie sudah lama eksis di Negeri Ginseng, tapi band-band seperti Busker Busker dan HYUKOH baru menarik perhatian publik sekitar pertengahan dekade terakhir. Keberadaan mereka semakin diakui begitu masuk TV.
Kualitas produksi yang apik serta vokal yang lembut telah mewarnai jenis musik indie yang lebih populer pada 2021. Sementara K-Pop menawarkan fantasi, kebahagiaan dan escapism (pelarian), industri K-indie yang berkembang memberikan sesuatu yang lebih relevan dengan pendengar. Contoh yang paling menggambarkan ini adalah Hwang So-yoon dari Se So Neon. Bintang pop generasi baru tersebut memancarkan aura Janis Joplin yang lebih membumi. Sementara itu, band-band macam Silica Gel dan Adoy menciptakan musik pop yang terdengar rapi, mendorong mereka ke arah yang lebih mainstream.
Banyak musisi K-indie yang menemukan kesuksesannya, meski gaya bermusik mereka agak menyimpang dari arus utama. Band surf rock Busan Say Sue Me dan lo-fi shoegaze Parannoul jauh lebih kasar dari musisi Korea sezamannya, keduanya sangat terkenal dan dikagumi secara internasional.
Band-band ini mengarahkan kita ke lapisan lain yang lebih organik di kancah indie Korea Selatan: musik underground. Gali lebih dalam dan kalian akan menemukan dunia counterculture Korea yang berkiblat di distrik Hongdae, Seoul.
Sudah seperti ini sejak akhir 90-an dan awal 2000-an, ketika band-band macam Crying Nut dan No Brain memelopori gerakan indie akar rumput yang membuat mereka menjadi pusat perhatian. Ini adalah masa keemasan Hongdae dan band-band Korea yang independen, kreatif dan tanpa kompromi.
Sejak itu, kancah indie Korea berturut-turut membawa gaya dan reaksi mereka sendiri terhadap masyarakat Korea Selatan yang berkembang pesat, melalui dorongan kuat untuk mengekspresikan pandangan unik mereka tentang dunia di sekitar.
Mereka tak mengikuti tren apa pun. Ada sensasi “apa saja bisa” yang kuat di setiap karya mereka, sebuah mentalitas yang membebaskan musisi untuk membuat lagu sesuka hati mereka.
Rentetan band baru melestarikan pola pikir ini—dari band grunge Riot grrrl-esque Beacon, Youthlim yang berdentum, hingga band post-rock yang menggelegar macam Desert Flower. Band-band ini bersatu dalam satu kancah bukan karena genrenya, melainkan pandangan dan sikap: indie di atas estetika.
Di salah satu masyarakat paling homogen di dunia, melawan arus jelas sangat menantang. Hanya segelintir yang mampu melakukannya, membuka jalan bagi kancah musik yang sangat dinamis dan bervariasi.
Kalian mau mendengarkan musik indie Korea yang populer?
Mari berkenalan dengan band-band yang memimpin masa depan industri musik Korea. Memang paling cocok mendengarkan lagu-lagu mereka ketika bosan dengan K-Pop. Yang pertama ada HYUKOH. Tak dipungkiri lagi, mereka band indie paling sukses di Korea. Dari sinilah gelombang musik indie mulai bermunculan. Lalu ada Se So Neon, jenis idola Korea baru yang mampu melintasi kepekaan pop dengan solo gitar blues pemadu genre. Playlist pun mengalir ke 10cm dan JANNABI yang bikin pikiran jadi lebih kalem.
Dengarkan lagu-lagu ini kalau kalian… ingin pamer punya selera musik keren.
Cocok buat yang suka: Coldplay, Ed Sheeran, Maroon 5, Adele, Beyoncé
Playlist: “TOMBOY” – HYUKOH / “NAN CHUN” – SE SO NEON / “Kyo181” – Silica Gel / “Baby” – ADOY / “Gibberish” – Alary-Kansion / “Americano” – 10cm / “After a tumultuous night” – JANNABI / “What a Wonderful World” – PARKMOONCHI, Young K / “Ray” – Kim Sawol / “0415” – Yerin Baek
Kalian mau mendengarkan musik indie underground Korea?
Kancah bawah tanah Korea Selatan didominasi band-band yang menerapkan prinsip semau gue dan mempertaruhkan segalanya demi kesenangan satu malam yang bergelora. Dari trio Look Purple Stars sampai band lo-fi cadas SUDAL, tak ada yang bisa menyebutkan apa genre musiknya. Mereka menciptakan apa yang mereka inginkan.
Dengarkan lagu-lagu ini kalau kalian… butuh band yang unik abis.
Cocok buat yang suka: Car Seat Headrest, Pavement, The Strokes, My Bloody Valentine, The Replacements, Animal Collective, Mogwai, The Cribs
Playlist: “I am a bear” – SUDAL / “Sunstroke” – Youthlim/ “(Across the) Unisex” – Sark / “Old Town” – Say Sue Me / “Time travel” – Look Purple Stars / “Jaguar” – 2 Day Old Sneakers / “Cold noodlin’” – Sick Jeff / “Analogue Sentimentalism” – Parannoul / “The King of Dance” – The Next Generation / “The Universe pt ii (Unsaid)” – Desert Flower
Kalian mau mendengarkan musik indie folk Korea?
Selanjutnya, ada genre musik yang sangat kontras dan lain daripada yang lain. Kebangkitan musik akustik Korea baru-baru ini berasal dari lagu-lagu protes pada 1980-an, ketika lagu rakyat menjadi jantung gerakan pro-demokrasi yang mendorong pergolakan terakhir dari pemerintahan diktator.
Saat itu, K-Pop yang kita kenal sekarang hanyalah sebuah harapan. Tapi kini musisi indie folk macam Ye Ram dan Xeuda menghidupkan kembali apa yang telah terlupakan di bawah kemilau musik pop. Sementara itu, Kim Il Du dan GOKDOO terdengar seolah-olah mereka berasal dari masa lalu Korea yang telah hilang.
Dengarkan lagu-lagu ini sambil… berjalan kaki menyusuri jalanan sepi.
Cocok buat yang suka: Nick Drake, Elliott Smith, Neil Young, Captain Beefheart, Beck
Playlist: “Over The Sea” – Ye Ram / “Until I’m 88 Years Old” – Kim Il Du / “Living Things” – Siot and Breeze / “Atopy” – Lee Hyungjoo / “A Certain Day” – Xeuda / “Makgeolli” – GOKDOO / “I Am” – YUHA / “Still We Are” – Kang Asol / “Arirang” – Yeoyu And Seolbin / “Believer” – Jinu Konda
Kalian butuh musik indie punk dari Korea?
Musik punk identik dengan semangat pemberontakan di mana pun kalian berada. Begitu pula halnya di Korea Selatan. Tak seperti band-band di atas, yang liriknya penuh metafora dan percintaan, kancah punk mencabik-cabik pandangan politik masyarakat Korea. Billy Carter mengkritik segala ketidakadilan yang mencemari negara mereka—rasisme, seksisme dan homofobia. Di tempat lain, Beacon berpengalaman dengan musik grunge, sedangkan pendatang baru Merry Hey Day dan Dead Chant menunjukkan kancah ini sangatlah luar biasa.
Dengarkan lagu-lagu ini saat kalian… menghabiskan malam penuh semangat.
Cocok buat yang suka: Black Flag, Fugazi, X-Ray Spex, Green Day, Hole
Playlist: “I See You” – Billy Carter / “Trash” – Beacon / “Rich Family’s Dog” – Vanmal / “Young And Stupid” – Merry Hey Day / “I’m a Fool” – Dead Chant / “Goodbye Song” – RUMKICKS / “Tiny Hope” – Idiots / “Sixty-Eight, Twenty-Two” – …Whatever That Means, Jonghee Won / “Your Crush on Me” – No Brain / “Struggles” – Smoking Goose
Kalian mencari musik indie Korea yang legendaris?
Percaya atau tidak, band indie dan K-Pop sama-sama tenar saat pergantian abad. Band Crying Nut, khususnya, sering tampil di televisi bersama bentuk paling awal dari K-Pop. Lagu mereka yang berjudul “Oh! What a Shiny Night” bisa dibilang versi Korea-nya “Smells Like Teen Spirit”. Melintasi budaya dan generasi, ini masih menjadi lagu favorit anak muda dan orang tua di Korsel.
The Black Skirts meraih kesuksesan besar dengan sentuhan emo pop ala Weezer. Asian Chairshot membangkitkan gaya tradisional Korea dengan raungan gitar yang ganas. Danpyunsun and the Sailors memadukan gaya musik Korea yang sama dengan sentuhan modern freak-folk yang edgy. Band-band ini masih aktif — diam-diam mengawasi generasi mendatang.
Dengarkan lagu-lagu ini saat kalian… ingin bernostalgia.
Cocok buat yang suka: The Smiths, Weezer, The Cure, Devendra Banhart, Dinosaur Jr., Mudhoney
Playlist: “Antifreeze” – The Black Skirts / “Ready” – Wedance / “Round and Round” – Asian Chairshot / “Psycho” – Galaxy Express / Walk with Me – Danpyunsun and the Sailors / “Blanket World” – Uhuhboo project / “Breaking of the Day, Today” – 3rd Line Butterfly / “Suck You Asshole” – Yamagata Tweakster / “Too Much Sunshine” – CHS / “Oh! What a Shiny Night” – Crying Nut
Follow Tommy Powell di Instagram.