Teror robot pembunuh M3GAN sedang bergentayangan di sejumlah bioskop Tanah Air sejak akhir pekan lalu. Berjudul M3GAN, film horor garapan rumah produksi Universal Pictures berkutat pada hubungan antara manusia dan robot pendamping yang membawa petaka begitu teknologinya semakin canggih.
Film ini mengikuti kisah hidup Cady yang didampingi robot bertenaga AI setelah anak gadis itu kehilangan kedua orang tuanya. M3GAN sengaja diciptakan menyerupai manusia supaya bisa menjadi teman anak-anak di rumah. Tapi siapa sangka, robot berwujud boneka mampu mengembangkan nalar dan merasakan ikatan batin dengan tuannya. M3GAN bisa jadi pembunuh demi melindungi mereka.
M3GAN bukan film pertama yang memanfaatkan kecerdasan buatan. Sebelumnya sudah ada 2001: A Space Odyssey dan Ex Machina yang menceritakan robot hidup berdampingan dengan manusia. Namun, film satu ini muncul tepat ketika teknologi AI mendapat berbagai penolakan, dari dunia seni hingga sektor pendidikan. Sosok M3GAN pun digambarkan terlalu realistis dan dekat dengan manusia, sehingga robot ini terasa begitu menakutkan bagi sebagian orang. Tak sedikit pula yang bertanya-tanya, gimana jadinya jika M3GAN benar-benar ada suatu saat nanti?
VICE menyampaikan kekhawatiran ini kepada Roman Yampolskiy, profesor muda Speed School of Engineering di University of Louisville, Amerika Serikat, yang mendalami keamanan penggunaan AI di tingkat lanjut. Kami berbincang tentang potensi terciptanya robot seperti M3GAN di dunia nyata, dan masa depan teknologi yang mengandalkan AI.
VICE: Kamu sudah tahu tentang M3GAN?
Roman Yampolskiy: Sudah, nih. Saya pernah membagikan video trailer-nya beberapa bulan lalu. Film ini terlihat cukup mengerikan, agak mirip Chucky Returns dan [Bride] of Chucky gitu ya sepertinya.
Menurutmu, mungkin gak sih kita punya teknologi secanggih robot AI ini suatu saat nanti?
Dunia teknologi sudah punya semua yang dibutuhkan untuk menciptakan robot yang berwujud dan bertingkah laku seperti manusia. Sejauh ini, sudah tercipta humanoid, atau robot yang bisa menari dan melompat seperti ciptaan Boston Dynamics. Ada juga teknologi AI seperti ChatGPT yang dapat “bercakap-cakap” dengan manusia secara online. Sudah ada keinginan mewujudkannya, tapi sampai sekarang belum ada yang berhasil menyatukan semua kemampuan itu.
Kira-kira berapa lama lagi kita akan memiliki teknologi semacam ini?
Masa depan tidak bisa diprediksi, sehingga sulit memastikan kapan robot semacam M3GAN akan terwujud. Keterbatasan yang kita miliki saat ini masalahnya bukan soal teknis saja, tetapi juga ada keterbatasan dalam hal pemasaran. Teknologi AI mungkin semakin canggih dalam 2-3 tahun mendatang, tapi belum tentu bisa dijual saat itu juga.
Sepertinya, Sophia satu-satunya robot mirip manusia yang sudah kita miliki.
Betul, tapi robot ini bisa berbicara seperti manusia karena telah diprogram sebelumnya. Sophia tidak bertindak secara mandiri. Strategi pemasaran robot ini memang keren, tapi kemampuannya tidak sehebat itu.
Apakah masuk akal jika robot bisa merasakan ikatan batin dengan pemiliknya?
Robot dikembangkan untuk menjalankan tugas tertentu. Jika fungsinya melindungi pemilik, robot akan dilatih supaya mengenali manusia yang menjadi tuannya. Jadi ya, benar. Ada semacam ikatan di antara mereka.
Bagaimana kalau kasusnya seperti dalam film? M3GAN mampu menghapus data agar tidak ketahuan telah membunuh orang yang menyerang tuannya. Mungkinkah itu terjadi di dunia nyata?
Semua tergantung gimana robotnya diprogram. Jika robot dilatih untuk memusnahkan ancaman, maka masuk akal robot akan membunuh semua yang membahayakan pemiliknya. Ibaratnya seperti manusia kayak kita-kita. Kamu pasti akan melakukan segala cara untuk melindungi anak yang telah dititipkan kepadamu. Oleh karena itu, sangat mungkin sistem yang cerdas dilatih mengambil keputusan rasional terhadap bukti yang ditujukan kepadanya.
Jadi, haruskah kita mewaspadai munculnya robot-robot jahat seperti M3GAN? Apakah ini masalah nyata?
Ya, ini masalah nyata. Saat kamu menciptakan robot dengan tujuan tertentu, kamu sebenarnya punya maksud mulia di balik tindakanmu. Yang menjadi pertanyaan adalah gimana cara robot menghadapi targetnya. Ada segudang cara agar robot dapat memenuhi tugasnya, salah satunya membunuh.
Kamu mungkin berpikir itu konyol, dan mustahil ada yang senekat itu melatih robot untuk membunuh. Tapi pada kenyataannya, membunuh jadi cara paling gampang dan masuk akal untuk sistem yang hanya memahami tujuan akhir dan cara mewujudkannya.
Karya ilmiah yang saya tulis mendalami kegagalan penggunaan AI, dan banyak pembaca terkejut mengetahui solusi yang mampu ditemukan oleh sistem AI. Manusia yang menciptakannya tak pernah mempertimbangkan opsi-opsi itu, tapi robot bisa mewujudkannya.
Ancaman apa yang paling kamu khawatirkan sekarang?
Sistem teknologi yang ada saat ini semakin canggih dan hebat. Orang berlomba-lomba menjadi yang pertama menciptakannya. Kita tak memahami cara kerjanya, dan tak mampu memprediksi perilakunya. Kita juga tidak bisa menjelaskan kemampuan yang dimiliki robot itu. Saya khawatir kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi jika robot secerdas manusia beneran ada.
Robot AI sering sekali digambarkan “jahat” dalam film. Menurutmu, kenapa jalan cerita seperti ini mendominasi dunia perfilman?
Barangkali karena kita sadar sudah gagal sebagai manusia, bahwa kita tak berhasil mengembangkan sistem yang etis. Kita tidak punya prototipe yang mampu mengendalikan robot cerdas, bahkan pada tingkatan manusia sekalipun. Mustahil menciptakan sistem yang aman jika tidak ada pedoman moral atau tanpa dilatih memahami prosedur yang menjamin keselamatan.
Penulis cerita fiksi ilmiah kerap menjadi orang pertama yang menyadari pergerakan dunia, jauh sebelum dunia sains memikirkannya. Internet, televisi dan kapal selam sudah digambarkan dalam cerita fiksi, padahal kita belum menciptakannya. Tapi dengan munculnya berbagai teknologi dan penemuan baru, kita akan sampai pada titik di mana penulis takkan lagi bisa memprediksi masa depan. Manusia tidak mengetahui segalanya. Makanya seperti yang saya bilang tadi, saya khawatir dengan ketidaktahuan ini. Saya khawatir akan muncul sesuatu yang tidak dapat saya antisipasi.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah terwujudnya robot yang tidak dapat dikendalikan dan lebih cerdas daripada manusia?
Hasil riset saya menunjukkan, masalah ini tidak ada solusinya. Makhluk dengan kecerdasan rendah seperti manusia takkan mampu mengontrol teknologi yang kecerdasannya di atas rata-rata. Yang bisa kita lakukan hanyalah menunda penciptaannya, atau menghapusnya dari domain tertentu. Kita cuma bisa pasrah kalau di masa depan beneran tercipta robot super intelijen.
Apa kesalahpahaman yang paling sering muncul di masyarakat tentang AI?
Saya rasa kebanyakan orang tidak sepenuhnya memahami kemampuan sistem AI, bahkan para penciptanya pun tidak benar-benar memahami ciptaannya sendiri. Kesalahpahaman yang paling sering muncul yaitu orang awam mengira ilmuwan dan para ahli sudah menyadari semua risiko dari ciptaan mereka, sehingga kita tidak perlu khawatir teknologinya akan kehilangan kendali.
Kehadiran teknologi ini akan memengaruhi kehidupan 8 miliar jiwa di seluruh dunia, jadi seharusnya orang-orang ikut berpartisipasi dalam pengujiannya untuk memastikan teknologinya dapat dikendalikan. Tapi kebanyakan dari mereka tidak pernah menyetujui eksperimen itu.