Sumut Liputan4.Com – Orang tua murid atas nama Swa Ika kecewa dengan pernyataan sikap Oknum Kepala Sekolah YPSA yang mengatakan kalau tidak bisa mengikuti peraturan sekolah silahkan tarik anak Bapak dari Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA).
Hal itu disampaikan Swa Ika kepada beberapa awak media di sekitar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA), Sabtu (11/12/2021) Sekira siang.
Kejadian tersebut bermula pada saat anak Swa Ika yang berinisial KSAD berumur 4 tahun melakukan gangguan – gangguan terhadap murid lainnya di kelas.
Menurut Swa Ika bahwa kejadian – kejadian yang terjadi di sekolah hanyalah hal yang biasa dan bisa di selesaikan secara internal oleh pendidik(Mis), karena anaknya masih berumur sekitar 4 tahun.
“Sedari awal saya pilih dan percaya sekolah Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) karena
nuansa keagamaan, karena saya ingin anak saya ini di didik akhlak ilmu, maupun membentuk karakternya secara keagamaan,” jelasnya.
Namun Swa Ika menyayangkan kebijakan yang terjadi di YPSA, kejadian yang terjadi disekolah tidak bisa diselesaikan secara internal, Swa Ika kerap di telpon atas tingah laku perbuatan anaknya disekolah.
“Coba bayangkan, anak seusia ini ikut kegiatan zoom, dia sudah pasti tidak bisa ikut dengan tertib Sehingga dalam waktu yang lama tidak bisa ikut kegiatan Zoom, beberapa hari berturut-turut tidak mengikuti zoom tidak ada pantauan dari wali kelas, itu kami pertanyakan, apa sih tugas dari wali kelas terhadap anak-anak yang tidak bisa ikut zoom,” ucapnya.
“Karakter anak kecil kan macam-macam, ada yang jahil dan secara fisik anak saya yang paling besar di dalam kelas, Tetapi kondisi kondisi yang terjadi di dalam kelas saya anggap tidak bisa diselesaikan oleh wali kelas secara internal, bolak-balik saya dihubungi bolak-balik saya ditelepon,” sambungnya.
Terkait kejadian tersebut, diduga muncullah ghibah yang mengarah ke anak saya yang dilakukan oleh orang tua murid yang lain.
“saya dipanggil oleh Yayasan, tetapi cara penyampaian kepada kami lebih bersifat introgatif seolah-olah anak saya Ini salah, muncul statement dari kepala sekolah, apabila keanu tidak bisa mentaati aturan tatap muka 3 kali dalam seminggu silakan tarik dari shafiyatul, statement ini Sangat-sangat menusuk perasaan saya, menyinggung perasaan saya,” ungkapnya.
Swa Ika menganggap kepala sekolah mengatakan seperti itu seperti mengusir dirinya dan anaknya.
Swa Ika juga menganggap pihak Kepala Sekolah YPSA dalam hal ini
Ade Muthia Nainggolan,S.Pd tidak adil, Swa Ika meminta kepada kepala sekolah untuk mengembalian dana yang sudah dibayarkan ke pihak YPSA, karena Swa Ika sudah merasa diusir, dalam hal ini bukan mereka yang menarik diri dari YPSA.
Swa Ika juga merasa terkejut, ketika menjemput anaknya dari sekolah, Swa Ika mendapat laporan dari pengasuh anaknya bahwa KSAD tidak diperbolehkan masuk kelas, dan harus menunggu di luar atau didalam ruangan tertentu.
Swa Ika akan kembali lagi hari Senin, Tanggal 13 Desember 2021, namun kedatanganya nanti untuk memberikan surat kepada pihak YPSA, karena Swa Ika yakin bahwa kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak diketahui oleh pihak pimpinan yayasan.
Dikesempatan yang sama, pihak kepala sekolah Ade Muthia Nainggolan,S.Pd, didampingi bagian humas, Rudi Sumarto dan Wakil kepala sekolah serta lainnya memberikan penjelasan bahwa,”Kita memanggil orang tua KSAD karena anaknya melakukan pemukulan dengan teman-temannya, bukan hanya teman yang satu mungkin ada beberapa teman lain yang melakukan pembalasan tapi ini anaknya diam dan kebutuhan khusus yang tidak pernah mengganggu teman,” jelas Ade.
Menurut Miss Ade selaku Kepala Sekolah bahwa semua yang dilakukan terhadap anak Swa Ika itu sudah dibuatkan laporan secara tertulis. itulah Cara penanganan pihak sekolah terhadap anak yang melakukan perbuatan yang memukul temannya, dengan cara tersebut mengajak orang tua untuk kerjasama.
“Saya menyampaikan kalau kita ini tidak bisa tatap muka sering-sering, kita mau buat peraturan tiga kali seminggu, namun orang tua KSAD tanya sampai kapan? dan Saya tidak bisa menjawab itu sampai kapan karena peraturan pemerintah berubah-ubah,” ucap Ade.
Menurut Ade, Orang tua KSAD memaksakan agar anaknya tetap belajar tatap muka setiap hari.
Kepala Sekolah, Ade Muthia Nainggolan membenarkan bahwa kalau bapak tidak bisa mengikuti peraturan kita, silakan tarik anak bapak.
“saya mengucapkan seperti itu, orang tua murid emosi, seakan-akan saya mau bilang mengusir anaknya, bahasa seperti itu apakah saya mengusir, itu kan kalau Bapak tidak bisa bekerja sama dengan sekolah, kita kan di sekolah itu ada yang namanya peran orang tua,” sambung Ade.
“Kalau dari orang tua saja tidak bisa kerjasama, bagaimana kita mau mendidik anak ini,” jelasnya.
“Wali kelas itu harus menyampaikan apa yang terjadi kepada anaknya. apalagi anak TK, harus sekecil apa pun harus kita sampaikan, itu prosedur dari kita karena setiap orang tua berbeda – beda,” terangnya.
Ade Muthia Nainggolan juga menjelaskan bahwa kejadian yang terjadi disekolah tidak disebar luaskan kepada orang tua lain, kemungkinan anak yang dipukul oleh KSAD mengadu kepada orang tuanya.
Ade menyebutkan bahwa kejadian tersebut tidak bisa dikontrol keseluruhannya, karena ketika dilakukan baris berbaris, dibelakang barisan sudah terjadi pemukulan.
“Ini kejadiannya setiap anak bapak itu masuk, kalau anak bapak itu tidak masuk tidak ada kejadian gini,” ucapnya.
“Kita awasi terus, tapi tetap namanya anak-anak, kadang kalau udah dekat sama temannya tiba-tiba udah dilakukan,” jelasnya.
“kita juga tidak mendoktrin anak-anak itu untuk membenci anak yang sudah dipukulnya, kita bilang sayang temennya tidak sengaja, tapi kan namanya anak – anak pasti ngadu sama orang tuanya, itu yang tidak bisa dalam jangkauan kita,” ucapnya.
Ade Muthia Nainggolan juga merasa kaget ketika orang tua yang sudah tidak mau diajak kerja sama, namun pagi – pagi sudah datang ke sekolah
“Anaknya saya ajak konsultasi ke psikolog, saya ajak jalan-jalan ke Raz Garden,” ucap Ade.
“kami izinkan masuk, tidak benar bahwa anak itu dibiarkan, diajak kasih makan ikan di kebun, KSAD juga mengucapkan saya senang, besok saya ke sini lagi ya Miss, senang dia kami ajak kasih makan ikan,” ungkapnya.
“Waktu itu Ibu KSAD minta pengembalian dana administrasi, kita bilang boleh Ibu, sebenarnya itu tidak boleh mengembalikan administrasi di pertengahan jalan. Karena kita kan sudah berusaha memperbaiki bukan kita mengusir lagi. karena sudah ada SOP nya di di waktu pendaftaran,”
“saya bilang Ibu buatkan surat permohonan untuk pengembalian dana, Kalau masalah permohonan itu kita kan juga ada kebijakan. Bukan hanya ini, kalaupun ada juga orang tua yang pindah tugas,” ucapnya.
“memang dari Yayasan tidak boleh kembali, namun ada kebijakan-kebijakan lain, kebijakan kita kembalikan 50%,itu kebijakan dari yayasan,” tegasnya.( 413/Tim)
Berita dengan Judul: Orang Tua Siswa Kecewa Atas Ucapan Kepala Sekolah Yayasan Pendidikan Syafiyyatul Amaliyyah pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Abdi Sumarno