Pejabat di Jepang membuat pernyataan mengejutkan, bahwa Olimpiade Tokyo yang jadwalnya berlangsung Juli mendatang, masih bisa dibatalkan. Olimpiade seharusnya berlangsung 2020 dan terpaksa mundur ke tahun ini akibat pandemi Covid-19. Namun, karena Jepang kembali mengalami peningkatan jumlah kasus virus corona, ajang olahraga terbesar yang sudah mundur itu bisa sekalian dibatalkan.
“Kalau memang situasinya mustahil, jangan dipaksakan. Sebaiknya dibatalkan sekalian,” kata Toshiro Nikai, sekjen Partai Liberal Jepang, yang statusnya penguasa parlemen dan pemerintahan, saat diwawancarai stasiun TV TBS.
Situasi penanganan pandemi di Jepang memburuk sejak Januari 2021. Tercatat angka penularan Covid-19 rata-rata per hari mencapai 4.300 kasus per awal bulan ini. Gelombang keempat pandemi ini akibat masih rendahnya vaksinasi di Negeri Sakura. Kyodo News memperkirakan baru 1 persen populasi warga di seantero Jepang yang sudah menerima vaksin Covid-19.
Dalam suasana seperti itu, mempertahankan berbagai tahapan standar pra-olimpiade jadi sulit dilakukan. Salah satu pemkot di Prefektur Ehime membatalkan acara lari sambung pembawaan obor Olimpiade di wilayahnya karena ada peningkatan kasus Covid-19. Federasi Renang Internasional juga membatalkan kualifikasi di Jepang untuk cabang renang indah, lantaran faktor pandemi yang memburuk.
Masyarakat Jepang sendiri sebetulnya tidak setuju pemerintahnya dan Komite Olimpiade Internasional ngotot menjalankan kompetisi olahraga saat pandemi. Survei yang digelar Kyodo pada awal 2021 menunjukkan lebih dari 80 persen responden mendukung penundaan kembali atau sekalian membatalkan ajang Olimpiade di Tokyo. Sementara polling yang digelar Reuters pada Februari lalu menyimpulkan dua per tiga responden menentang Olimpiade Tokyo terus digelar.
Andai tetap dilangsungkan, Komite Olimpiade melarang warga negara asing datang menyaksikan pertandingan. Kontingen atlet dan tim pendukung tiap negara juga dibatasi agar tidak terjadi kerumunan.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.