Polisi telah meringkus dua pelaku pembunuhan penjahit di negara bagian Rajasthan, kawasan barat laut India. Kedua laki-laki Muslim itu mengaku tersulut emosi karena korban dituduh mendukung komentar seorang politikus yang Islamofobik.
Dalam video yang direkam seorang pelaku, korban bernama Kanhaiya Lal sedang mengukur badan kawannya beberapa saat sebelum lehernya digorok. Menurut keterangan polisi, mereka berniat memenggal kepala korban tapi tidak berhasil. Aksi brutal ini terjadi pada Selasa, 28 Juni 2022.
Polisi menyatakan serangannya sebagai aksi teror, dan telah mengerahkan tim penyelidik anti-teror untuk mendalami kasusnya. Para pejabat setempat juga mencurigai kemungkinan adanya hubungan dua pelaku dengan organisasi teror ISIS.
Kematian penjahit telah memicu kemarahan yang meluas di seluruh negeri, serta kerusuhan di kota Udaipur, yang menjadi lokasi kejadian. Sebuah masjid dikabarkan menjadi target serangan pembakaran dan kekerasan massa.
Jasad korban baru bisa diambil pada Selasa (28/6) malam, lantaran akses menuju toko penjahit diblokir massa yang menuntut agar korban segera mendapat keadilan dan keluarganya diberi kompensasi.
Untuk mencegah meluasnya kerusuhan, pihak berwenang akhirnya memutus jaringan internet selama 24 jam dan melarang warga berkumpul dalam jumlah besar selama sebulan. Kepolisian Udaipur telah mengerahkan sebanyak 600 personel untuk menjaga ketertiban.
Kedua pelaku membuat video lain setelah melancarkan aksinya. Dalam video itu, mereka dengan bangga menyatakan telah melakukan pembalasan dendam terhadap korban, yang dituduh menyebarkan perkataan Nupur Sharma, mantan juru bicara partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata, yang menghina Rasulullah. Sharma dipecat dari posisinya awal bulan ini usai mengklaim Nabi Muhammad SAW menikahi istri termudanya saat ia baru enam tahun. India sempat mengalami krisis diplomatik akibat komentarnya.
Mereka juga mengancam akan membunuh Perdana Menteri Narendra Modi.
Menurut keterangan polisi, korban sempat diamankan polisi awal bulan ini karena “menyebarkan komentar kurang menyenangkan tentang Nabi Muhammad” sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan.
Penjahit dilaporkan berkilah komentar itu “tak sengaja” terkirim ke Facebook oleh putranya yang sedang main game di ponsel ayahnya. Dia lalu meminta perlindungan polisi karena menerima banyak ancaman kematian.
Polisi senior Rajasthan Hawasingh Ghumaria mengatakan, masalahnya telah diselesaikan secara kekeluargaan bersama umat Islam yang memberi ancaman. Pihak berwajib akan menyelidiki apa penyebab masalahnya berlanjut, dan telah menskors petugas karena lalai dalam bertugas.
Follow Rimal Farrukh di Twitter.