Acara tarik tambang secara beramai-ramai yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan (IKA Unhas Sulsel) di Makassar berujung duku. Satu orang peserta meninggal dan sebelas lainnya luka-luka. Korban jiwa dalam acara yang hendak memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) ini bernama Masyita, yang diidentifikasi berusia 43 tahun.
Insiden tersebut terjadi pada Sabtu, 18 Desember 2022 di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar. IKA Unhas Sulsel mengumpulkan sekitar 5.000 peserta dari alumni dan warga sekitar. Dalam lomba tarik tambang ini, setengah berada di tim merah dan sisanya berada di tim putih.
Satu tim berada di Perempatan Jalan Sudirman-Jalan Ahmad Yani atau sekitar depan RSIA Pertiwi. Sementara tim lainnya berada di sekitar depan PT. Sangyangseri, Jalan Ratulangi ke titik tengah depan RSIA Pertiwi Jalan Jenderal Sudirman.
Sayangnya, acara yang diharapkan menyenangkan ini berubah menjadi petaka. Masyita terpental dan kepalanya membentur beton serta aspal. Menurut Kapolsek Ujung Pandang, Kompol Syarifuddin, acara tersebut belum mengatongi izin dari aparat.
“Kegiatan ini sebenarnya kami tidak tahu, karena tidak ada pemberitahuan ke pihak kepolisian,” kata Syarifuddin, dikutip dari CNNIndonesia.
Adapun terkait detail kronologi, kepolisian masih mengumpulkan informasi dari beberapa saksi serta tempat kejadian perkara. Meski belum ada keterangan resmi, beberapa pihak yang terlibat seperti peserta sampai panitia memiliki versi masing-masing terkait kronologi meninggalnya Masyita.
Salah satu peserta, Fahmi Erwin, mengatakan apabila peserta tarik tambang sudah bersiap di posisi sampai sekitar pukul 08.00 WITA. Meski sudah cukup lama bersiap, belum ada aba-aba dari panitia sampai jam tersebut.
Sayangnya, cuaca pagi itu kurang baik, terlihat awan hitam yang berpotensi menurunkan hujan. Erwin, Masyita, dan beberapa peserta lain hendak berteduh. Sehingga apabila hujan turun, mereka sudah dalam kondisi aman.
Namun di saat itulah, Erwin mengatakan petaka itu bermula. Tiba-tiba tali yang membentang tertarik keras. Tali tambang itu juga sempat putus. Korban terpental dan kepalanya membentur beton pembatas jalan.
“Setelah terbentur, dia masih tertarik sampai ke aspal. Sampai dia terbaring di aspal dan kepalanya pendarahan banyak di situ,” katanya.
Masyita merupakan Ketua Rukun Tetangga tempat Erwin tinggal di Jalan Kelapa Tiga, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sulsel.
Salah satu saksi lain, Ikram Saputra, mengatakan apabila korban meninggal pada mulanya hendak jogging di Lapangan Hasanuddin. Lokasi lapangan tidak jauh dari lokasi tarik tambang. Melihat adanya lomba tersebut, yang salah satunya untuk memecahkan rekor MURI, korban kemudian ikut serta.
“Sebenarnya mau jogging, ternyata ada acara lomba tarik tambang, rekor MURI,” kata Ikram.
Dalam perlombaan tarik tambang, kelompok korban kalah saat bertanding. Sehingga korban tertarik ke depan dan terbentur di aspal.
Keterangan berbeda berasal dari panitia acara. Salah satu panitia, Nursalim, mengatakan apabila korban memang peserta lomba tarik tambang. “Peristiwa ini tidak diinginkan, bukan kelalaian kami panitia,” katanya.
Nursalim juga mengatakan apabila dia melihat korban berbaris dengan peserta lain. Dalam momen itu, dia melihat korban sedang berswafoto setelah acara tarik tambah selesai. “Setelah itu dia main selfie-selfie, ibu-ibu ini, pegang-pegang tali main selfie. Seakan-akan dia baku tarik tambang begitu. Jadi tidak ada unsur kesengajaan,” katanya.
Hadir dalam acara lomba tarik tambang, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto yang juga Ketua IKA Unhas Sulsel. Menurut Danny, korban tewas setelah lomba tarik tambang selesai. Pada saat itu, korban sedang berdiri di atas tali tambang. Tidak lama setelahnya, tali tambang tertarik sehingga korban terpental ke beton.
“Kejadian pas mulai hujan. Saya kan di tengah, itu sudah selesai [acara tarik tambangnya]. Rupanya [tali] tambang itu kan menyimpan energi [atau masih tertarik setelah acara]” kata Danny, dikutip dari Detik.