Melalui akun Twitter pribadinya, Elon Musk membantah kabar yang menyebutkan dirinya telah berbincang dengan Vladimir Putin sebelum ngetwit opsi damai Rusia-Ukraina. Dia menegaskan terakhir kali bertemu Presiden Rusia sekitar 18 bulan yang lalu, dan itu pun mereka mendiskusikan soal luar angkasa.
Berita tersebut pertama kali disiarkan oleh Ian Bremmer kepada pelanggan newsletter Eurasia Group. Menurutnya, dia mengetahui soal diskusi Elon dan Putin dari bos Tesla langsung, bahwa Putin “siap bernegosiasi” dengan Ukraina selama wilayah Krimea tetap menjadi bagian negara mereka, dan Ukraina menerima netralitas yang permanen. Selain itu, Ukraina juga mesti mengakui aneksasi provinsi Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia.
Bremmer mengatakan, Putin memberi tahu Elon bahwa pihaknya siap melakukan segala cara untuk mencapainya, termasuk melancarkan serangan nuklir jika Ukraina menginvasi Krimea, wilayah yang dicaplok Rusia pada 2014. Sementara itu, menurut pengakuan Bremmer, Elon menyarankan risiko tersebut sebisa mungkin harus dihindari.
Bremmer telah menarik klaim awalnya dan membuat klarifikasi lewat Twitter.
“Elon Musk memberi tahu saya, dia telah membicarakan soal Ukraina bersama Putin dan Kremlin. Dia juga memberi tahu tentang ‘garis merah’ Kremlin,” bunyi twitnya.
Bremmer mengatakan, dia sudah 24 tahun lebih meliput tentang geopolitik di newsletter mingguannya. Menurutnya, dia selalu menyampaikan informasi “secara jujur, apa adanya dan tidak memihak mana pun”.
Elon menyampaikan usulan serupa di akun Twitter-nya pekan lalu. Namun, ia menganjurkan referendum di wilayah yang dianeksasi seharusnya dilakukan di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Elon sempat menantang Putin bertarung lewat Twitter pada Maret. Baru-baru ini, dia juga mengklaim telah melakukan konferensi video bersama Presiden Rusia tahun lalu. Namun, ia tak pernah sekali pun menyinggung tentang obrolannya bersama Putin.
Miliarder AS terlibat adu twit dengan sejumlah pejabat Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy, akibat opsi damai yang diusulkan olehnya di Twitter. Sementara itu, Kremlin mendukung sarannya untuk mengakhiri perang. Twit lelaki terkaya di dunia itu juga dikutip di media nasional Rusia.
VICE telah meminta Elon dan Tesla berkomentar, tapi tak kunjung menerima balasan saat artikel ini diterbitkan.