Jimmy Harijanto tak pernah menyangka, bahwa situs buah kesuntukan menjaga lab komputer di kampus bakal membuatnya tenar di kalangan pecinta primbon. Saat itu, ia adalah mahasiswa semester akhir jurusan teknik kimia. Alih-alih mengulik rangkaian molekul atau menghitung rumus, Jimmy justru lebih tertarik pada hal-hal seputar klenik. Jimmy merasa terasing pada masa-masa perkuliahannya. Sebab, jarang orang Tionghoa seperti dirinya mendalami perkara gaib.
Primbon didirkan Jimmy pada tahun 1999. Dalam waktu yang nisbi singkat, situs yang ia kelola sendiri itu meledak dan digandrungi pengguna Internet. Di balik bilik warnet, orang-orang berjejal untuk menguji nyali menonton foto-foto obskur yang di dalamnya berkelebat cahaya putih, atau kemunculan penampakan. Sebagian lain iseng-iseng meramal nasib, menghitung weton, atau memprediksi kelanggenan dengan pasangan.
VICE menemui pria berusia 45 tahun itu di dan nongkrong bareng di pujasera milik keluarga Jimmy, di bilangan Tambaksari, persis di depan stadion Gelora 10 November, Kota Surabaya. Kami berbincang tentang bagaimana mula ketertarikan Jimmy dengan hal-hal mistik, sekaligus mengulik cerita jatuh bangun Jimmy mengelola situs yang digandrungi para pengunjung warnet seantero Indonesia itu.
VICE: Om Jimmy, gimana sih dulu awalnya kok akhirnya jadi gandrung banget sama hal-hal yang berkaitan dengan klenik begini?
Aku tertarik sama klenik begini karena Papaku. Jadi, dia dulu adalah juragan tembakau, dan menjadi penyuplai di salah satu perusahaan rokok besar di Kediri. Nah, karena itu, Papaku dekat dengan para petani di Nganjuk sana. Waktu kecil kami tinggal di sana.
Mulai dari situ, ia sering diberi keris dan beberapa pusaka lainnya. Mulai jadi kolektor-lah istilahnya. Saya ini kan anak yang paling dekat dengan Papa. Jadi sering dengar obrolan mereka, jadi tertariklah saya. Saya juga sering datang ke wayangan. Meskipun keluarga saya murni Tionghoa, saya belajar bahasa jawa kromo [halus] dari Papa saya.
Pusaka pertamaku diberi sama Papa, waktu aku kelas 4 SD. Disuruh simpan dan rawat baik-baik. Jadi kerisnya itu bukan dari besi, ya. Tapi karena enggak pernah saya urusin, akhirnya keris itu hilang dengan sendiri. Waktu aku tanya Papa, dia bilang itu artinya enggak jodoh. Sejak saat itu saya percaya kalau kekuatan ini bukan mitos belaka.
Sampai akhirnya, waktu kuliah, saya gabung komunitas keris. Ya bareng orang-orang tua gitu. Memang itu sesuatu yang asing ya. Beberapa anggota itu bilang kalau anak muda tapi suka keris itu hal yang aneh. Katanya ‘Orang muda yang suka keris itu jiwanya tua’. Waktu itu yang ngomong sama saya itu orang Hindu. Dia percaya reinkaransi. Kata dia, saya bisa jadi adalah reinkarnasi dari leluhur saya. Saya sih iya iya aja hahaha..
Pengalaman dengan ortu itu berarti yang menginspirasi bikin situs Primbon.com?
Iya. Ini mulanya adalah blog pribadi. Saya sering nulis tentang filosofi jawa, pengalaman mistis, dan menjabarkan hitung-hitungan tanggalan Jawa. Jadi ini saya bikin seperti majalah Liberty, tau kan? Saya penggemar maajalah itu. Nah, karena banyak yang visit, jadi akhirnya saya hapusi tulisan-tulisan saya yang dulu. Saya pun akhirnya memutar otak, gimana caranya bikin konten yang sulit ditiru? Kalau itu saya jabarkan via teks, gampang di copy-paste.
Jadi akhirnya saya nyusun algoritma biar visitor website saya bisa meramal apa-apa yang mau mereka ketahui. Sumbernya itu kitab primbon Betaljemur Adammakna. Nah itu juga kebetulan. Saya kan beli rumah ya di daerah Surabaya. Nah, ternyata rumah yang saya beli itu ternyata penulis buku itu. Gak tau kok bisa serba tepat gitu. Kitab itulah kemudian saya ramesi [analisis] satu-satu dan saya buatkan search engine-nya. Jadi orang bisa praktis kalau mau meramalkan diri mereka. Itu mungkin ya yang bikin website ini rame?
Emangnya, seberapa ramai pengunjung situsnya?
Rame banget! Sampai sekarang pun juga masih banyak visitor-nya. Sehari itu rata-rata adalah kalau 30.000 orang. Per orang rata-rata buka 5 halaman. Nah tinggal kalikan aja itu. Kalau bulanan, ya jutaanlah. Angkanya memang menurun, tapi hitunganya tetep rame, kan? Kalau di masa jaya-jayanya, waktu tahun awal-awal 2000, ya bisa tiga sampai empat kali lipat.
Wah, lumayan juga dong monetizing-nya..
Iya, tapi saya kan pilih-pilih kalau ads. Enggak mau [iklan] yang berunsur judi. Sekarang lagi kenceng game Slot tuh [info chip?!], judi bola, togel, dan lain-lain, tapi saya enggak mau. Soalnya juga buat apa? Ads biasa pun udah dapetnya lumayan. Pernah pecah rekor tahun 2014 per bulan bisa dapat Rp28 juta, dan itu bertahan beberapa tahun itu pendapatan dari iklan bertahan sekitaran Rp20 juta-an. Sekarang turun, mungkin karena situs horor juga udah banyak kali, ya?
Kenapa sih kok enggak mau dipasang ads dari judi? Kan lumayan…
Wah nanti udah beda dari tujuan awalnya, dong? Orang tanpa iklan-iklan gitu aja, orang itu sering tanya ke saya tebakan nomer togel. Saya bilang, ‘maaf saya bukan dukun’. Biasanya enggak saya tanggepin. Atau kalau mau nanggepin, ya saya kasih ke teman saya yang dukun betulan. Kolektor keris kan belum tentu dukun? Bisa juga memang orang yang suka banget dengan budaya leluhur. Seperti saya misalnya. Lagian kalau websitenya malah dibuat judi, saya kurang suka judi orangnya. Pokoknya apa yang dilarang sama negara, saya manut [mengikuti] aja..
Oh ya, kan setiap hari selalu ada entah foto atau video penampakan baru di Primbon. Itu gimana cara dapatnya? Bikin tim atau kiriman pembaca?
Waduh kalau cari sendiri, saya enggak ada waktu. Saya sehari-hari bekerja sebagai penyuplai ikan. Website ini sampingan aja. Kadang dapet kiriman dari pembaca. Itu sehari bisa dapat sekitar 50-an, lalu saya pilih-pilih sendiri. Kadang juga ada yang palsu. Sering juga dapat kiriman yang seluruhnya itu palsu. Jadi sehari enggak update foto baru. Saya bisa tahu mana yang asli mana yang palsu. Jadi ya gak saya muat. Banyak lho penggemar fanatik Primbon ini.
Jim, website-mu ini kan banyak sekali pembaca setianya. Nah, apa cerita-cerita lucu yang pernah sampai ke kamu?
Oh ya, jadi ada itu pasangan yang hampir putus karena berdasarkan hitung-hitungan jawa di Primbon itu enggak cocok. Kan kalau mau menikah, di budaya Jawa itu dihitung dulu wetonnya. Ketika dijumlah, nanti ketemunya berapa. Ada angka-angka hasil penjumlahan itu yang bisa bikin sial. Misalnya kalau jumlahnya 25, itu biasanya akan mati, atau hubungannya gak bertahan lama. Nah, ada pembaca yang panik. Terus mereka konsultasi ke saya. “Enaknya hubungan ini dilanjut apa enggak?”
Akhirnya saya bilang bisa, tapi ada beberapa syarat-syarat kayak bikin ritual keagamaan gitu di Jawa. Tapi enggak tahu akhirnya mereka gimana.
Kamu sendiri, emangnya percaya dengan ramalan ala Jawa begitu?
Percaya, dong. Ada ilmunya, ada bukunya juga. Meskipun jaman bisa dikatakan modern, tapi kita juga enggak bisa lupakan hal-hal gitu. Saya ini juga kolektor pusaka, lho. Dan ada sih pengalaman yang bikin aku jadi percaya kalau memang pusaka bertuah itu nyata. Bukan cuman mitos. Tapi yang palsu, enggak ada ‘isinya’ juga banyak.
Punya berapa banyak?
Dulu sih puluhan. Sekarang cuman sekitar belasan.
Apa pengalamanmu dengan pusaka itu dan kemudian bikin kamu percaya, kalau itu memang punya kekuatan magis?
Jadi dulu itu saya pernah punya pusaka bethok sigar jantung. Besarnya seukuran rokok ini, bentuknya kayak ujung tombak gitu. Itu tiga tahun saya rawat. Nah, kebetulan, ada teman saya yang minat. Saya lepas deh di dia. Setelah dia beli pusaka saya, di itu dari Surabaya lalu mau ke anaknya, ke Jogja. Nah, waktu lewat sebuah hutan, di daerah Madiun, ada hutan namanya Saradan. Terus di tengah jalan, dia itu merasa kayak mobilnya ada yang nabrak. Keras sekali dari belakang. Tapi anehnya, setelah dicek, itu enggak ada apa-apa. Mereka lanjutlah jalan. Tiba-tiba di tengah jalan, istrinya kesurupan di sepanjang hutan itu.
Teman saya itu langsung telepon saya. “Pak Jimmy, selama pak Jimmy dengan keris ini, apakah pernah ada kejadian aneh”. Saya jawab enggak pernah. Dia lalu cerita tentang kejadian yang barusan ia alami. Bukannya mau mengembalikan, dia malah menyimpan soalnya semakin percaya dengan pusaka itu. Sampai di tiap celana yang ia punya, dia itu sampai bikin saku khusus buat simpan itu pusaka.
Sampai suatu ketika, dia sedang marah ke anak buahnya. Dia itu orangnya tidak pernah marah. Tapi kok waktu itu, sampai meledak-ledak. Anak buahnya ia tuding-tuding gitu. Lah kok pulangnya, pegawainya yang tadi dimarahin langsung kena stroke. Kemungkinan itu yang marah bukan dirinya, tapi roh yang ada di dalam pusaka itu. Dia sampai akhirnya ngerawat anak buahnya itu diobatin sampai sembuh. Emang dahsyat kekuatannya.
Terakhir, aku mau dong diramal? Kira-kira aku nih kapan suksesnya, ya…
Kalau dari weton yang diambil dari hari, tanggal, dan jam lahirmu, nasibmu akan menghadapi banyak kendala dalam hidup. Keberhasilan bisa kamu capai, asal kamu mau bekerja keras. Kamu gak boleh mati akal. Dan mesti berhati-hati sebab kamu adalah orang yang sembrono [sembarangan]. Tapi kalau kamu berhati-hati, bisa jadi kamu jadi orang sukses. Kira-kira puncak usia suksesmu adalah umur 36 tahun ke atas. Nanti turun lagi, dan akan kembali sukses diumur ke 66 dan 95 ke atas Kalau usia sekarang sampai usia 30 nanti, ya hidupmu akan gini-gini aja. Jadi sabar, ya?
Yah, kalau suksesnya umur segitu, keburu mampus dong. 🙁
Makasih atas obrolannya Om Jimmy!
Reno Surya adalah jurnalis lepas sekaligus pegiat kancah musik di Kota Surabaya. Follow dia di Instagram, dan hibur dia supaya tidak sedih mendengar peruntungan wetonnya.