Berita  

Ngobrol Bareng Eks Trainee Big Hit, untuk Tahu Rasanya Nyaris Jadi Anggota BTS

ngobrol-bareng-eks-trainee-big-hit,-untuk-tahu-rasanya-nyaris-jadi-anggota-bts

Sepanjang Februari 2022, VICE mengupas tuntas segala hal tentang K-pop dari industri, fandom hingga para idolanya.

Kim Ji-hun pantang menyerah tuk menggapai cita-citanya sebagai idola K-Pop. Dia latihan siang malam guna mengasah teknik vokal dan nge-rap, serta kemampuan koreografi. Setahun waktu yang dihabiskan agar ia bisa debut bersama anggota trainee lain.


Namun, sementara teman-temannya tergabung dalam satu grup yang kini dikenal sebagai BTS, Kim harus pulang dengan tangan kosong.

“Tentu saja saya iri, tapi bukan karena kesuksesan atau ketenaran mereka. Saya iri melihat mereka masih terus bersama,” tutur lelaki 27 tahun yang saat ini menjalani kegiatan magang di salah satu instansi pemerintahan.

Talenta BTS telah diakui dunia sejak pertama kali debut pada 2013. Mereka sukses memecahkan berbagai rekor dunia, pernah tampil dan berpidato dalam sidang majelis umum PBB, dan membawa pulang banyak penghargaan bergengsi. Tapi sebelum sesukses sekarang, ketujuh orang ini hanyalah sekelompok ABG yang berharap bisa terkenal, sama seperti yang diimpikan Kim.

Kim mulai memperlihatkan ketertarikan pada breakdance sejak remaja. Suatu hari, dia menemukan informasi audisi yang diselenggarakan oleh Big Hit Entertainment (sekarang HYBE), agensi yang menelurkan boyband Korea nomor satu di dunia. Dulu, jarang orang tahu tentang perusahaan ini. Kondisi bangunannya pun amat memprihatinkan. Namun, Kim tak mengindahkan itu semua. Setelah lolos audisi pada 2011, ia merantau ratusan kilometer jauhnya dari kampung halaman di Wonju untuk menjadi trainee.

Kim Ji-hun dan mantan trainee lain.
Kim Ji-hun dan mantan trainee lain.

Dia masih ingat, rapper BTS Suga membantunya mengangkat barang bawaan setibanya di asrama. Kim lalu berkenalan dengan anggota trainee lain, termasuk keenam laki-laki yang kini manggung bersama Suga.

“Saya tak lagi gugup karena sadar dikelilingi orang-orang baik. Sejak itu, yang saya pikirkan hanyalah melakukan yang terbaik,” kenangnya.

Kim memang terobsesi dengan K-Pop sedari kecil. Dia sangat mengidolakan Rain dan Seven. “Saya dulu menyukai penyanyi solo. Mereka terlihat keren, khususnya gerakan tarian mereka,” terangnya. “Mereka musisi panutan saya.”

Dia mempelajari lebih banyak jenis tarian selama masa-masa training. Kemampuan bernyanyi dan nge-rap Kim terus ditingkatkan supaya ia siap menjadi anggota boyband di masa depan. Namun, Kim kerap menerima teguran karena nyanyiannya tidak memenuhi standar, sehingga dia harus berlatih lebih keras lagi.

Semua tekanan ini memuncak selama evaluasi bulanan, yang mana ia wajib menampilkan kemajuan latihannya di depan para juri. Sebetulnya Kim suka saat dirinya menjadi sorotan, tapi ujian ini jauh lebih menegangkan. Pada momen inilah, nasibnya di dunia hiburan ditentukan.

“Saya mengatakan pada diri sendiri, ‘Saya tidak boleh membuat kesalahan. Saya harus sukses. Saya harus melakukan yang terbaik.’ Tekanan psikologis ini sangat berat. Saya masih bisa tersenyum saat naik panggung, tapi mendadak terdiam membeku,” kata Kim, mengenang evaluasi bulanan pertamanya. “Itu pertama kalinya saya menangis sejak menjadi trainee.”

Penampakan Kim Ji-hun saat ini.
Penampakan Kim Ji-hun saat ini.

Meskipun begitu, Kim takjub melihat bakat rekan-rekan trainee-nya. “Mereka orang-orang yang luar biasa berbakat. Saya jadi malu dengan kemampuan sendiri,” lanjutnya.

Industri K-Pop terkenal akan persaingannya yang sengit. Berbekal Hallyuwood Dream, calon bintang harus melewati jalan terjal nan panjang menuju kesuksesan. Kesehatan mental pun dikorbankan demi memantapkan namanya di kancah permusikan dunia.

Kim baru menyadari ini di kemudian hari. Kondisi psikisnya memburuk seiring berjalannya waktu. Tak peduli seberapa keras dia berusaha, selalu saja ada kesalahan yang dia perbuat. Kemampuannya jalan di tempat dan tak ada perkembangan.

“Saya kira kerja keras saja sudah cukup, tapi ternyata ada yang tak bisa dicapai hanya dengan kerja keras,” ujar Kim. Dia sampai merasa tertinggal dan dirinya trainee paling jelek di sana.

Itulah sebabnya Kim tidak marah atau kecewa saat tidak lulus ujian. Dia justru lebih sedih memikirkan tak bisa menghabiskan waktu bersama teman-temannya lagi.

“Saya menyalahkan diri sendiri karena gagal menjadi anggota tim,” ungkapnya. “RM dan J-Hope ada di sana, dan mereka tak bisa melihat ke arahku. Mereka hanya bisa bertanya, ‘Kamu baik-baik saja?’ Tentunya saya enggak baik-baik saja, tapi saya bisa bilang apa?”

Foto Jimin, anggota BTS.
Foto Jimin, anggota BTS.

Ibu Kim meneleponnya sambil menangis tersedu-sedu begitu mendengar kabar putranya dikeluarkan dari grup. Kim masih SMA kala itu, dan tidak punya persiapan apa-apa untuk memasuki kehidupan dewasa. Kariernya di dunia K-Pop sudah pupus. Masa depan yang penuh ketidakpastian begitu mengerikan.

“Orang biasanya punya mimpi dan harapan untuk hidup, tapi saya telah kehilangan segalanya,” tutur Kim. “Itu kali pertama saya belajar tentang kegagalan dan betapa menakutkannya itu.”

Kesedihan menghantuinya bertahun-tahun setelah ia meninggalkan asrama trainee di Seoul. “Saya depresi dan hidup penuh penyesalan hingga saya memasuki usia 20-an. Saya selalu berpikir kalau saya akan gagal dan tidak bisa melakukan apa-apa.”

Sekarang dia telah menemukan kepercayaan dirinya lagi. Kim masih tertarik menyelami dunia hiburan, sehingga dia mengelola kanal YouTube Bitoon.

Kim Ji-hun menjadi YouTuber.
Kim Ji-hun menjadi YouTuber.

Terlepas dari rintangan yang dihadapi selama menjadi trainee, Kim belum bisa melupakan hari-harinya yang menyenangkan di asrama. Dia terutama merindukan persahabatan bocah yang sama-sama bermimpi menancapkan kaki di kancah musik K-Pop.

“Itu kenangan terindah dalam hidup saya,” katanya. “Saya merindukan saat-saat itu.”

Keith Keunhyung Park berkontribusi dalam laporan ini.

Follow Koh Ewe di Instagram.