Fenomena NFT kian menjadi-jadi, dan kegilaannya sudah menyebar secara luas. Kita telah menyaksikan bagaimana lukisan Basquiat diubah menjadi NFT tanpa izin pemegang hak cipta, topeng mendiang Chadwick Boseman yang dijadikan suvenir tamu penghargaan Oscar dan kubus tungsten yang cuma bisa dilihat dan disentuh setahun sekali. Kita juga sudah mendengar tentang NFT gambar batu yang harganya fantastis, atau bahkan NFT McRib spesial dari McDonald’s.
Kini, semakin banyak orang yang tertarik merajah tubuh mereka dengan gambar NFT. Buktinya bisa dilihat dari foto-foto yang seliweran di Twitter. Contoh paling populer yaitu tato “fren #69” bergambar penis Pepe the Frog yang menghiasi paha kolektor NFT fvckrender.
Banyak tatonya terinspirasi dari Bored Ape Yacht Club, koleksi 10.000 gambar kera yang dihasilkan secara algoritmik. Proyek tersebut mencuri perhatian penggemar NFT sejak dirilis musim panas ini. Pasalnya, artis dan influencer papan atas sering memamerkan dan mengagung-agungkan gambar kera bosan yang mereka beli.
Awalnya dijual seharga .08 ethereum/ETH (setara Rp2,8 juta), gambar NFT itu sekarang bernilai ratusan ribu dolar, dengan permutasi “langka” yang dibanderol mencapai $1 juta (Rp14 miliar). Ada anggapan kalian belum keren kalau belum mengoleksinya.
Melihat kesuksesannya, tidak heran jika kemudian lahir komunitas fanatik yang rela melakukan apa saja demi menunjukkan kecintaan mereka terhadap BAYC. Salah satunya dengan menorehkan secara permanen di tubuh mereka, tak peduli bahwa NFT menuai kritik dari segala arah dan volume bulanannya di marketplace populer OpenSea terus menurun dari puncak penjualan di musim panas.
“Gambar kera membuatku tersadar bahwa saya tidak perlu kerja banting tulang untuk perusahaan yang bahkan tidak peduli denganku. Saya loyal pada perusahaan ini selama lebih dari 10 tahun, dan hasilnya saya tidak bisa fokus pada passion atau melakukan hal-hal yang membuatku bahagia,” ungkap pengguna Twitter JOSO, yang mengunggah tato logo Bored Ape Yacht Club ke akunnya, ketika dihubungi Motherboard. “Saya masih bekerja di sana, tapi sekarang saya berusaha keras mewujudkan Web 3.0 sebagai profesi penuh waktu. Saya sangat tertarik dengan aspek komunitas yang dimiliki The Bored Ape Yacht Club, dan saya ingin menjadi bagian dari komunitas selama-lamanya. Karena itulah saya bikin tato ini.”
JOSO mengoleksi beberapa gambar NFT kera, termasuk gambar yang ditawarkan seharga 48.4 ETH (Rp2,6 miliar) saja, padahal iklannya lebih dari 420.69 ETH (hampir Rp23 miliar). Dia merayakan NFT ini ketika membuat tato akhir Agustus lalu. Dia juga membuat satu lagi untuk proyek NFT pribadinya, yang dinamai The One-Eyed Smiley (TOES). “Saya bikin NFT Toes karena ini proyek NFT pertamaku. Simbol itu juga sangat berarti buat saya karena mengingatkan bahwa saya masih bisa tersenyum bahkan saat melewati masa-masa sulit sekali pun.”
“Saya memiliki lebih dari 600 NFT,” lanjutnya. “Hal-hal yang sedang dibangun dan ide-ide yang sedang diciptakan akan mengubah masyarakat dan NFT berperan penting di dalamnya.”
Lainnya mungkin belum mengambil langkah seberani JOSO atau fvckrender, tapi mereka mulai mempertimbangkan untuk melakukan hal serupa.
“Saya takut jarum,” anggota awal BAYC bernama FriesFrame mengakui. “Saya sering bilang takkan pernah bikin tato karena tidak tahu ingin menorehkan gambar apa, yang akan menempel di tubuh seumur hidup. Tapi sekarang, saya pikir tidak ada salahnya menato gambar kera pada tubuh karena proyek ini telah mengubah hidupku.”
FriesFrame mengklaim dirinya salah satu dari 250 investor pertama yang nge-mint NFT Bored Ape. Dia mencetak 26 gambar dan menjual sebagian besar koleksinya. Menurut FriesFrame, hasil jualan cukup untuk melunasi utang dan mempersiapkan kelahiran anak kembarnya. “Saya biasanya paling tidak suka mengenakan sesuatu yang ada ‘merek’ atau bahkan kaus yang memiliki logo perusahaan. Tapi anehnya, saya siap terlibat dengan BAYC sejak awal rilis.”
Sejumlah penelitian menunjukkan mania NFT sangat terkonsentrasi, dan gelembungnya sebentar lagi akan meledak. Namun, itu takkan menghentikan perusahaan ikut bermain di dalam koleksi blockchain, game “play-to-earn” dan dunia musik dan pertunjukan terkait NFT yang semakin berkembang. Itu juga takkan menghentikan investor ritel untuk bermain dalam kasino NFT hingga lampu padam—atau setidaknya hingga mereka menato diri dengan pengingat permanen.