Berita  

Musibah Itu Datang Saat Virus Covid-19

musibah-itu-datang-saat-virus-covid-19

LIPUTAN4.COM, Pandemi Virus Covid-19 yang sejak tahun 2019 hingga saat ini masih belum bisa di bendung, penyebaran  serta penambahan pasien positif terus terjadi di mana- mana. Kita ketahui Virus Virus Covid-19 ini masuk Indonesia sekitar bulan  Maret karena di temukan pasien pertama dan di rawat di RS Sulianti Suroso pasien tersebut berasal dari Depok.


Hingga saat ini penyebaran virus tersebut terus di Indonesia, bahkan saat ini telah mencapai 1 juta lebih. Baik dari kalangan masyarakat dan pejabat, semua tidak lupus dari penyebaran serta penularan Virus Covid-19. Pemerintah dari awal sampai saat ini terus berusaha untuk menekan penyebaran dan penularan Virus Covid-19. Segala upaya telah di lakukan serta terobosan untuk pengendaliannya.

Pemerintah mulai melakukan PSBB( Pembatasan Sosial Berskala Besar) serta saat ini di lakukan PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) namun inipun belum di anggap berhasil karena penyebaran serta penambahan pasien positif terus bertambah.  Demi menjaga kesehatan masyarakat pemerintah juga sering mengadakan razia masket guna mencegah penularan Virus Covid-19, dinas terkait, Satpol PP serta Polri juga di kerahkan demi enjaga masyarkat.

Banyak pelaku usaha yang menjadi ibas dari Virus Covid-19 sehingga banyak berpengaruh terhadap pekerja. Saat inipun banyak PHK secar besar= besaran karena banyak pengsaha yang mengalami kebangkrutan. Banyakny apengangguran serta par apekaku UMKM sangat berpengaruh karena lesunya minat beli konsumen. Namun ada juga beberapa sektok yang tidak terpengaruh dengan adanya pandemi ini.

Sektor tersebut antara lain: Bisnis Rumah Sakit serta Klinik, sektor pertanian, namun secara menyelulur semua terkena imbas dari pandemi ini secara langsung dan tidak langsung. Dalam hal ini pemerintah selalu enghimbau agar masyarakat selaalu mematuhi protokol kesehatan yang ada untuk menekan penyebaran Virus Covid-19.

Dalam pandemi Virus Covid-19, Aku sangat merasakan  betapa beratnya mengdapai cobaan di saat loock down. Pembatasan dan sepinya ibu kota sangat terasa. Kendaraan yaang melintas tidak begitu banyak serta tidak ada kemacetan yang terjadi. Karena hanya  orang- orang tertent yag di izinkan untuk beraktifitas.

Takut terkena razia serta takut terpapar dengan  Virus Covid-19. Bahkan di Ruma Sakitpu sepi. Hanya orang-orang yang sakit dan di dampingi keluarga, itupun hanya satu maksimal. Ketiaka ada orang sakit di sekitar kita, kitapun takut. Apalagi di sertai bersin- bersin dan batuk. Banyak yang mengucilkan sesama gara- gara Virus Covid-19, tidak sedikit tenaga medis yang di gucilkan masyarakat.

Selalu bersyukur karena orang –orang sekitar yang terus suport serta mendukung di saat keadaan terendah. Selalu bersemangaat menjalani hidup dengan apa yang kita punya saat ini. Menikmati kehidupan dengan orang- orang yang kita sayangi.

Saat terindah adalah menikmati waktu bersama keluarga kecilku, istri dan anakku di saat akhir pekan. Kegembiraan tersebut terlihat pada raut wajah istri dan anakku, karena hari ini adalah hari minggu dimana semua aktivitas dan rutinitas dikantor libur. Terlihat jelas kegembiraan anakku tak kala ayahnya libur dan menghabiskan waktu bersama dirumah, bermain dan bercanda bersama. “Asik ayah libur, jangan kerja mulu ya, yah”, ucap anakku.

Menikmati liburan dirumah bersama istri dan anak adalah nikmat yang harus disyukuri. Santai bersama keluarga, nonton TV bersama di ruang  tengah sambil tiduran dan menikmati berbagai acara tv yang lagi tayang. Tiba-tiba motor yang ada di ruang tengah jatuh dan menimpa mata saya, sontak langsung berdiri.”innalillahi wainnnailaihi roji’un, ya Allah”, ucapku. Darah mengalir deras terus menerus sehingga istri dan anakku pada nangis ketakutan. Secara spontan istriku langsung mendirikan motor tersebut.

Aku mencoba bangun dan terus bangun terasa sangat berat dan sempoyongan dan melihat ke arah kaca almari yang ada di belakang, terlihat luka sobek pas  di mata kanan dan istriku berteriak “mata ayah”, kata istriku dan tidak  bisa berbicara apapun. Istri hanya menangis dan menyuruh untuk segera ke rumah sakit.

Di sudut kamar anakku terlihat menangis dan menjerit karena ketakutan mlihatku bersimbah darah. Aku mendengar apa yang di ucapkan anakku “maafin aku ayah, aku tidak  sengaja mainan motor” ucap anakku yang masih umur 5 tahun.

Antara panik dan bingung, aku mencari jaket untuk segera kerumah sakit. Aku ambil jaket berwarna Orange, Hitam yang merupakan jaket kebanggaanku Cikarang Satria Club dan langsung  menuju rumah sakit dengan menggunakan motor. Dalam fikiranku harus segera sampai rumah sakit karena kondisi semakin sempoyongan dan berkunang-kunang. Akhirnya sesampainya di rumah sakit Permata Keluarga Jababeka langsung keruang IGD. Tindakan yang dilakukan perawat rumah sakit tersebut adalah membersihkan darah dan memasang oksigen. Karena kondisi parah maka rumah sakit tersebut tidak sanggup menangani. “maaf pak, tadi bapak kesini sendiri,  iya sus”, tanya salah satu susternya.

              Suster : Pak ada nomor yang bisa dihubungi, karena bapak harus segera ditangani.

              Saya    :  Ada sus, Istri saya tapi keadaanya lagi hamil gak mungkin mendampingi.

              Suster  : Ya udah, minta nomor istri bapak saja.

              Saya    : Silahkan ambil Hp di jaket saya, saya sudah tidak kuat lagi.

Karena kami perantauan maka saat dihubungi rumah sakit istriku bingung. Karena saudara – saudara jauh tidak ada yang  merantau di daerah sini. Tetapi saat dihubungi rumah sakit istriku langsung menghubungi Fajar (Gendhon) ketua Cikarang Satria Club periode tahun lalu. Saat di kasih tahu bahwa saya berada  di rumah sakit Permata Keluarga Fajar(Gendhon) langsung menuju ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit langsung ke tempat pelayanan, bahwa pasien tidak bisa di tangani karena kendala peralatan tidak memadai dan di sarankan di bawa ke RS Sentra Medika. “Bang rumah sakit tidak sanggup suruh rujuk ke Sentra Medika, mau pakai grab apa motor”, kata Fajar(Gendhon). ‘Ya udah pakai motor aja”, kataku. Menahan sakit dan sempoyongan akhirnya di rujuk ke RS Sentra Medika.

“Mas gak usah pakai rujukan langsung bawa ke Sentra Medika aja, langsung ke IGDnya”, saran salah satu petugas di RS Permata Keluarga.

Di RS Sentra Medika langsung ke IGD dan langsung di tangani, di buka perban dan dibersihkan. Melihat lukannya parah akhirnya di suruh ke RSUD Kabupaten Bekasi. “langsung bawa ke RSUD aja mas, kita juga tidak ada alatnya untuk melakukan tindakan”, ujar salah satu perawat. Dan akhirnya di bawa ke RSUD Kabupaten  Bekasi dan di tangan dokter IGD, hampir sama di sana di buka perban di bersihkan serta di foto dan di beri obat anti nyeri. Setelah menunggu dari dokter matanya akhirnya di rujuk. Kali ini di sarankan ke RS JEC (Jakarta Eyes Center) dan RSCM.

 Ada beberapa orang yang menemani Joe, Riski, saat di rujuk akhirnya di bawa ke JEC Kranji dan hari minggu tutup. Dan di bawa ke Siloam Hospital di rumah sakit tersebut juga tidak mendukung dan akhirnya di bawa ke RSCM.

     Di IGD RSCM saya ditemani 2 orang yaitu Riski dan Fajar (Gendhon), akan tetapi yang  mendampingi dari pendaftaran serta pembelian obat adalah Fajar(Gendhon). Di lorong IGD RSCM banyak pasien dan dokter serta perawat yang bertugas. Dalam pendemi Virus Corona seperti ini semua pasien dan pendamping wajib menggunakan masker. Dokter dan perawat juga wajib memakai APD (Alat Perlindung Diri) apalagi RSCM merupakan rumah sakit rujukan untuk Virus Corona.

Waktu di tangani dokter mata dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari tekanan darah, cek darah, ronsen serta scan, untuk dilakukan tindakan selanjutnya serta pemberian obat tetes. Hikmah yang saya ambil  saat di IGD RSCM adalah merasa bersyukur sekeliling saya. “Alhamdulillah ya Allah”, karena RSCM ada rujukan penyakit sangat berat- berat dari berbagai daerah. Kata dokter Eva malam itu juga akan di operasi tetapi masih menunggu giliran. Saya langsung telpon istri “bu saya bentar lagi mau di operasi, minta doanya ya, gak usah mikir yang macem-macem apalagi saya sudah ditungguin Fajar (Gendhon) jangan lupa anak jangan di marahin”, kataku. Saya menenangkan istri karena kondisi istri lagi hamil 5 bulan biar tidak kepikiran walaupun sebenarnya mata saya rusak (buta) .

Fajar(gendhon) mendampingi hampir 1 hari semalam tidak tidur nungguin saya operasi. Dan akhirnya operasi di lakukan oleh dokter Beji, dokter Bunga dan team pada pagi hari dari jam 10:00 WIB sampai jam 16:00 WIB baru selesai dan saya pun baru sadar. Saya langsung di bawa ke ruang rawat inap di dampingi Fajar (Gendhon). Saya tanya “don saat saya di operasi kamu tidur gak ? tidur bang di kantin. Ya syukur kalau tidur takutnya drop, nanti kalau di ruang inap tidur karena besok kamu kerja, “iya bang” jawab Fajar (Gendhon)”.

Tepat jam 06:00 WIB pagi saya bangunkan karena perjalanan menuju ketempat kerja jauh “Don bangun kerja udah jam 06:00 pagi, kerja dulu nanti kesini lagi pulang kerja! Iya, bang” kata Fajar (Gendhon). Fajar(gendhon) langsung bangun dan cari sarapan dan langsung  akan berangkat kerja, tapi saat pukul 07:00 WIB balik lagi ke ruang rawat inap “kok balik lagi”, tanyak. “Iya bang saya cuti 2 hari aja senin dan hari ini takutnya abang hari ini sudah boleh pulang”, kata fajar(gendhon). Dan akhirnya siang di perbolehkan pulang oleh team dokter. Sesampainya di rumah dan aku jelaskan keadaan yang sesungguhnya kepada istri bahwa kondisi mata kanan rusak, jadi sudah tidak berfungsi lagi dan akhirnya istri menerima musibah tersebut.

Kontrol pertama tepat tanggal 14 April 2020, karena pasien prioritas habis operasi maka antreanpun cepat dan langsung masuk ke ruang klinik Kirana RSCM. Saat itu di periksa oleh dr. Risky Budiman dan dr. Rahma Putri, hasil pengecekan di serahkan di laporkan ke dr Anggun Ramayudarta. “Nanti kontrol lagi 2 minggu ya”, kata dr. Anggun.

Pendemi Virus Corona ada pembatsan pasien di lakukan juga di RSCM Kirana yang biasa melayani sampai 500 pasien saat ini hanya 30 pasien/hari. Jadi pengambilan nomor antreanpun mulai di buka jam 03:00 WIB dini hari, baru nanti jam 05:00 Wib diberi nomor antrian, jam 08:00 Wib mulai di buka untuk bisa masuk RSCM Kirana.

Kontrol kedua tepat tanggal 29 April 2020, pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis Retina. Kontrol ke dua ini dokter menyarankan kontrol lagi satu bulan lagi. Dokter Mario mengatakan “mata bapak sebelah kanan tidak bisa melihat lagi jadi jaga mata kiri bapak ya”, ucap dr. Mario. “Iya dok ,kataku, makasih banyak telah melakukan penanganan yang terbaik buat saya”, ” iya sama-sama”, tutup dr. Mario.

Saat  kontrol seperti saat ini bisa menguras  tenaga karena kita  harus kemali ke fskes 1 setelah itu baru ke RS tipe C untuk dibuatkan surat rujukan ke RSCM. Setelah itu barulah bisa daftar ke RSCM. Namun pendaftaran saat ini serba online jadi biasanya surat rujukan baru bisa di pakai sekali kare terkadang rujukan masih 2 bulan lagi namun RSCM sudah penuh  kwota pasiennya.

Alhamdulillah saat ini sudah haampi1 tahun berlalu. Dan kesehatan sudah makin baik walaupun hanya sebelah dan saat inipun masih rutin periksa ke RSCM. Walaupun berat dengan kondisi saat ini masih pandemi juga membuat semua makin sulit. Akan tetapi kita harus kuat dan terus berusaha dalam menghadapi suatu hal.Segala sesuatunya harus kita jalani dengan ketulusan serta keiklasan, semua sudah menjadi takdir. Oleh karena itu kita sebagai manusia hanya bisa pasrah serta berdoa.Semoga Allah  SWT memberikan kesehatan buat kita semua, rizki yang banyak untuk kita semua, amin.