Curhatan pembaca: Satu-satunya alasan saya bekerja yaitu untuk menghasilkan uang. Saya selalu melaksanakan pekerjaan dengan baik supaya tidak jadi pengangguran. Saya takut tak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya bekerja bukan karena saya mencintai pekerjaan itu, atau ingin mengembangkan “karier”.
Tak ada satu pun pekerjaan yang benar-benar saya minati. Yang terpenting adalah saya menemukan sumber mata pencaharian yang tidak buruk-buruk amat. Saya akan menunjukkan kinerja yang baik agar bisa tetap bekerja di sana.
Ketika bekerja di perusahaan, kita harus mengikuti semua kemauan kantor dan atasan. Saya memahami itu. Tapi saya kesulitan menghadapi obsesi perusahaan dengan “perkembangan karier”. Tidak ada salahnya mengusulkan ini kepada karyawan yang memang tertarik, tapi saya hanya tidak bisa mengerti kenapa orang yang tidak ada keinginan mengembangkan karier dipaksa untuk melakukannya juga. Tak peduli sudah berapa sering saya tersenyum dan mengatakan, “Saya sudah puas dengan yang saya jalani sekarang. Saya tidak punya tujuan selain bekerja sebaik mungkin,” atasan selalu bertanya apa yang ingin saya lakukan ke depannya.
Apakah berlebihan jika saya hanya menginginkan pekerjaan yang menghasilkan uang? Ataukah saya harus bersabar menghadapi omong kosong ini hingga pensiun? Haruskah saya membuat “tujuan” dan “cita-cita” palsu yang meyakinkan agar atasan berhenti menanyakannya? Saya tidak punya ide sama sekali, dan membutuhkan saranmu.
Sah-sah saja kalau kamu cuma ingin menghasilkan uang tanpa terikat secara emosional dengan pekerjaan. Banyak, kok, yang seperti itu. Tapi, yah, pada kenyataannya, kamu sebagai karyawan harus siap diajak ngobrol soal “pengembangan karier”.
Hal ini tergantung pada jalur karier kamu. Misalkan profesimu adalah pengantar pizza atau kasir, kamu mungkin tidak akan menghadapi tekanan manajerial yang mengharuskan kamu memiliki tujuan karier spesifik. Beda ceritanya kalau kamu berada di jalur yang profesional. Memang, sih, ada saja manajer yang mendorong pandangan spesifik tentang perkembangan karier di setiap sektor. Namun, biasanya ini lebih umum di beberapa profesi.
Dalam kasusmu, perusahaan sangat mementingkan itu. Saya penasaran bagaimana reaksi manajer ketika mengetahui kamu tidak memiliki tujuan apa-apa selain mempertahankan performa kerja dalam posisimu saat ini. Apakah manajer menerimanya atau mendesak kamu untuk memberikan jawaban lain? Jika dia menerimanya, kamu mungkin bisa menegaskan jawabannya tidak akan pernah berubah.
Jika manajer menginginkan yang lebih darimu, mungkin ada baiknya kamu mengatasi ketegangan secara terang-terangan. Kamu bisa saja ngomong seperti ini, “Saya puas dengan jabatan saat ini, dan tujuan karier yang saya miliki berpusat pada posisi setara. Saya paham Anda menginginkan saya untuk melakukan hal berbeda. Apakah tidak masalah jika saya tidak menginginkan peran yang lebih tinggi?” Bisa jadi mereka menginginkan pergantian berkala dalam pekerjaan kamu demi mendapatkan perspektif baru, atau mereka ingin memastikan kamu sudah tahu akan mencapai batas gaji suatu hari nanti. Tetapi ada kemungkinan ucapanmu akan menyadarkan manajer bahwa mereka harus menyesuaikan pendekatannya dengan kamu, karena “kebutuhan” yang mereka inginkan bukanlah kebutuhanmu. Jika manajer tak juga berhenti, itu artinya kamu bisa mendapat gambaran pembicaraannya akan selalu ada selama kamu bekerja di sana.
Apabila kamu merasa harus mencapai tingkat yang tidak kamu inginkan—dan manajer tidak mau menerima kejujuranmu—terkadang kamu bisa bersikap bijaksana. Kamu bisa menjawab seolah-olah kamu akan menanggapinya dengan serius (bukan mengabaikannya sepenuhnya). Berikut contoh jawaban yang bisa kamu pakai:
- “Saya belum tahu ingin melakukan apa untuk jangka panjang. Saya menyukai pekerjaan saat ini dan ingin fokus menjadi lebih baik lagi.”
- “Berkat profesi saat ini, saya bisa mengejar tujuan personal di luar pekerjaan yang cocok dengan hidup saya. Oleh karena itu, saya ingin terus mempertahankannya sebaik mungkin ke depannya.”
- “Saat ini, saya bisa fokus bekerja tanpa tekanan yang muncul seperti pada jabatan lebih tinggi, jadi saya bertujuan menjalaninya lebih baik lagi untuk waktu yang lama.”
Jawaban ini secara tidak langsung menegaskan kamu tidak membutuhkan perkembangan karier dengan cara yang lebih formal.
Manajer biasanya berpikiran perkembangan karier dibutuhkan untuk mempertahankan karyawan yang kinerjanya bagus. Bagi mereka, jika karyawan tidak melihat peningkatan dalam organisasi, orang itu akan mencari kemajuan di tempat lain. Maka lebih baik menjelaskan apa yang kamu ingin sebenarnya. Pembicaraan seputar perkembangan karier seharusnya akan berhenti, meski untuk sementara waktu.
Kabar baiknya, perkembangan karier biasanya dibahas setahun sekali atau setiap enam bulan sekali. Sering kali sebagai bagian dari evaluasi kinerja tahunan. Jika manajer suka mendesakmu memiliki tujuan karier tertentu, itu artinya kamu memang tidak cocok dengan dia. (Jujur saja, saya yakin tak ada satu pun orang yang menyukai manajer semacam ini karena mereka sangat menjengkelkan.)
Silakan baca saran-saran lainnya dari Alison Green di Ask a Manager atau dalam bukunya.