Jakarta, Liputan4.com | Minyak bisa diolah menjadi minyak tanah, bensin, solar dan lain-lainnya. Sangat disayangkan sumur-sumur bor minyak banyak yang terbengkalai di Indonesia padahal sumur-sumur tersebut masih menghasilkan minyak dikedalaman sumur.
Maka itu untuk mengatasi sumur-sumur minyak yang tidak berproduksi lagi bisa menjadi produksi minyak lagi dengan menggunakan teknologi Optimoil.
Jadi Optimoil Teknologi ini adalah teknologi terbaru dibidang oil lifting pengangkatan minyak dari sumur-sumur bor. Optimoil Ini sudah buatan Indonesia jadi saya sudah beli hak patennya dari Pe guarancis kemarin tanggal 6 Juni saya sudah tanda tangan. Hal ini diutarakan President Commissioner PT Ragam Maju Tangguh Louis Mario Pakaila kepada Liputan4.com pada acara Pameran Indonesia Energi dan Engineering 2022 di Gedung Jiexpo, Kemayoran Jakarta, Rabu (14/9).
Menurut President Commissioner PT Ragam Maju Tangguh Louis Mario Pakaila, jadi minyak ini semuanya nanti diproduksi didalam negeri dengan teknologi Optimoil. Kita akan ekspor minyak ke seluruh dunia itu kerjasama kita sama prinsipel. Nah kelebihan keunikan daripada alat Optimoil ini adalah dulu Indonesia itu kan eksportir minyak kita anggota OPEC bahkan Menteri Energi dulu tuh Subroto pernah jadi Presiden OPEC.
Nah, sejak itu turun-turun 20 tahun turun sekarang sudah impor minyak, importir Indonesia harus mengimpor 1 juta barel per hari sekarang karena sumur-sumur minyak itu udah banyak yang ditinggal. Dimana yang anda dengar begitu tapi yang saya bilang kalau menggunakan Optimoil teknologi ini sumur-sumur itu masih bisa kita kelola.
Lanjutnya lagi, minyaknya masih ada. Masalahnya adalah teknologinya itu nggak mumpuni untuk menggali minyak teknologinya udah nggak sampai kaya yang di Chevron di Rokan itu teknologi 40 tahun yang lalu.
Berapa kedalaman untuk mengambil minyak itu bisa sampai 1000 meter 1000 lebih teknologi yang lama itu nggak nyampe. Teknologi Optimoil ini bisa dipakai, ucapnya.
Jadi apa teknologi optimoil, kata Louis Mario Pakaila, yaitu alat teknologi yang dapat mengolah sumur-sumur minyak yang sudah ditinggal. Antara lain dari Chevron yang sudah ditinggalkan. Kemudian yang di Kalimantan juga sudah ditinggal.
Jadi memang udah tidak produktif lagi sumur-sumur bor tersebut. Kalau diterusin rugi lebih baik ditinggal saja. Teknologi nggak sampai dan kami akan masuk ke situ kami sudah mengadakan pembicaraan dengan Pertamina dengan Departemen Pertambangan Energi.
Wah ini kalau memang bisa dikerjakan silahkan kita kasih kesempatan dan saya yakin dalam 2 sampai 3 tahun yang akan datang Indonesia stop import nanti setelah itu baru eksport setelah 4, 5, sampai 6 tahun baru busa. Jadi kalau satu juta barel saja dalam 2 tahun 3 tahun kita sudah bisa capai, paparnya
Dijelaskan Louis Mario Pakaila, dimana peralatan Optimoil ini karena kecanggihannya jadi memang tidak dijual, sistem sewa juga tidak tapi sistem bagi hasil itu lebih bagus. Jadi Pertamina tinggal kasih dia punya sumur kita masuk saya dapat sambil minyaknya bagi hasil sama Pertamina dari pada sumur-sumur tergeletak udah mati lebih baik kasih saya, saya bangun menghasilkan minyak Pertamina dapat duit.
Kemudian begini, pertamina itu kan belum punya kontrak untuk sejenis ini belum ada karena ini teknologi terbaru yang Pertamina udah ada kontrak itu adalah sumur-sumur minyak yang di laut lepas tapi memang kapasitas produksinya tidak sebesar yang dilepas pantai tapi kalau jumlahnya sumur ini jauh lebih banyak di Indonesia ada jutaan sumur baik peninggalan Belanda yang belum tersentuh oleh Pertamina maupun peninggalan kontraktor-kontraktor kaya Total, Chevron, Conoco dan mobil oil itu kan sudah tinggal semua.
Nah kita datang kita buat teknologi kita hasilkan minyak. Jadi kalau kita lihat yang sekarang itu kan dikerjakan oleh rakyat konvensional dari sumur pakai timba begitu dia diatas dipindah dibuang ke bak penampung waktu dia ditimba dipindah tumpah-tumpah bocor-bocor dibuang kesitu blepotan kalau optimoil nggak ada yang begitu karena air ini crut oil ini yang dihasilkan itu bisa langsung dialirkan ke mobil tangki nggak perlu ke bak lagi karena airnya sudah nggak ada kalau yang konvensional airnya ikut terangkat pasir ikut terangkat tanahnya juga terangkat semua kalau ini hanya minyaknya terangkat langsung dikirim ketangki, terangnya.
Nyah, sebetulnya sih memang ini peluangnya luar biasa anda bayangi kalau sekarang harga minyak import 1 barel itu 110 $ sekarang kalau 1 juta barel perhari sudah berapa 110000000$ setiap hari anda harus bayar.
Bayangi rupiahnya berapa kenapa Trilliun nah saya kepengennya apa Indonesia lepas import minyak produksi dalam negeri.Hal ini sangat luar biasa dari teknologi itu. Duit bisa dipakai untuk apa bikin pendidikan untuk rumahsakit dan negara kita ini masih kaya sumber mineral kita masih banyak teknologi nggak kesampean itu problemnya, ujar Louis Mario Pakaila.
(Doli)
Berita dengan Judul: MINYAK KITA MASIH BANYAK pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Fredi Andi Baso