Liputan4.com 21/09/2022
Kota Pekalongan –
Kota Pekalongan sudah tak asing lagi dengan dampak perubahan iklim berupa peristiwa-peristiwa bencana. Dimana, wilayah ini dihadapkan pada berbagai persoalan terkait topografisnya, yaitu banjir dan rob (naiknya permukaan air laut), serta penurunan struktur tanah yang sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Sebagai kawasan pesisir, maka perlu dilakukan upaya-upaya adaptif untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satunya adalah dengan memperbaiki dan melindungi ekosistem mangrove. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekalongan berkolaborasi dengan Adaptation Fund Kemitraan bersama perangkat Kecamatan Pekalongan Utara, dan perangkat Kelurahan Kandang Panjang dan Kelurahan Bandengan serta relawan pegiat lingkungan menanam sebanyak 16.100 bibit mangrove di Kawasan Pesisir Pantai Utara Pekalongan. Kegiatan penanaman mangrove ini dibuka secara langsung oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, berlangsung di Kawasan Wisata Pusat Informasi Mangrove (PIM) Kota Pekalongan, Rabu (21/9/2022).
Dengan menaiki kapal ke lokasi penamaman mangrove, Walikota Aaf, sapaan akrabnya juga turut menanam secara langsung bibit mangrove beserta jajaran Kemitraan, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Joko Purnomo, Kepala Dinas Kominfo Kota Pekalongan, Arif Karyadi, Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, Kepala DPUPR, Bambang Sugiarto, Lurah Kandang Panjang, Amat Fauzan, Lurah Bandengan, Abidin, Kapolsek Pekalongan Utara, Kompol Joko Hendro Sulistiyo, Danramil Pekalongan Utara, Kaften Inf Sutrisno, dan pegiat peduli lingkungan lainnya.
Walikota Aaf mengapresiasi dan menyambut baik adanya gerakan merawat Pesisir Kota Pekalongan yang diinisiasi oleh jajaran Kemitraan dengan upaya penanaman bibit mangrove sebanyak 16.100 buah di dua lokasi yakni di Kelurahan Kandang Panjang dan Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara.
“Alhamdulillah pada pagi hari ini kami bersama Kemitraan, perangkat dan masyarakat Kandang Panjang dan Bandengan bersama-sama menanam bibit mangrove sebanyak 16.100 sebagai salah satu upaya menyelamatkan lingkungan,” ucap Aaf.
Aaf berharap, belasan ribu bibit mangrove yang ditanam di Kawasan Pesisir Utara Kota Pekalongan dapat tumhuh subur dan mampu mencegah abrasi serta dampak perubahan iklim lainnya. Pihaknya menekankan, perlunya upaya bergerak bersama untuk merawat dan peduli pesisir Kota Pekalongan yang diprediksi oleh Peneliti ITB akan tenggelam pada Tahun 2035. Menurutnya, saat ini bukan waktunya menyalahkan pihak tertentu, tetapi semua unsur masyarakat harus turut berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam upaya-upaya merawat pesisir Utara Kota Pekalongan ini.
“Kalau tidak bergerak merawat bersama ini akan percuma. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi semua pihak harus ikut peduli menyelamatkan lingkungan ini. Kita sudah melihat tanggul raksasa yang diperkirakan awet untuk jangka menengah sekitar 8 tahun, tetapi tahun ketiga sudah hampir limpas airnya. Upaya penanaman mangrove dari Kemitraan ini menjadi berkah bersama, dimana kegiatan ini merupakan project pertama Kemitraan di Kota Pekalongan yang diharapkan dalam menghadapi perubahan-perubahan iklim ini bisa berhasil,” tegasnya.
Ssmentara itu, Team Leader Project Management Unit Adaptation Fund Kemitraan, Andi Kiki menerangkan, kegiatan penanaman belasan ribu mangrove ini menjadi bagian dari upaya meminimalisir dampak perubahan iklim di Kota Pekalongan. Terlebih di Kota Pekalongan ini ada perkiraan potensi tenggelam akibat perubahan iklim, sehingga hal ini melatarbelakangi Kemitraan bekerjasama dengan Pemkot Pekalongan dan didukung perangkat kelurahan, kecamatan, hingga pegiat lingkungan untuk mengadaptasi permasalahan yang dihadapi perubahan iklim dengan melakukan penanaman belasan ribu bibit mangrove.
“Setidaknya, kegiatan penanaman mangrove ini tidak hanya berhenti disini, kami juga melakukan kegiatan serupa di lokasi-lokasi lain khususnya lokasi yang rawan bencana banjir rob. Melalui kegiatan ini, paling tidak menjadi upaya terpenting dalam merawat Kota Pekalongan untuk siap menghadapi perubahan-perubahan iklim ini dan adaptasi ini setidaknya para warga juga mampu mengimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari dalam aksi nyata perlindungan terhadap pesisir pantai maupun lingkungan sekitar,” ungkap Andi.
Andi menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat aktif merawat Kota Pekalongan dalam hal menghadapi perubahan-perubahan iklim.
“Kami apresiasi sekali kepada Pemkot dan semua pihak yang memberikan support penuh dan bertindak bersama-sama dalam meminimalisir isu-isu perubahan iklim ini,” ujarnya.
Ditambahkan Ketua Panitia Penanaman Mangrove, Eko Keanu mengatakan bahwa, adapun 16.100 bibit mangrove itu terdiri dari 13.800 bibit Avicennia Marina (Brayo/Api Api) dan 2.300 bibit Casuarina equisetifolia (Cemara Laut).
” Rinciannya, 11.500 bibit jenis Avicennia Marina (Brayo/Api-Api) di Kelurahan Kandang Panjang, 2.300 Jenis Avicennia Marina (Brayo/Api-Api) dan 2.300 jenis Casuarina Equesetifolia (Cemara Laut) di Kelurahan Bandengan,” katanya.
Lanjutnya, total area penanaman mangrove sebanyak 5.200 meter persegi.
” Penanaman ini melibatkan berbagai pihak diantaranya LPM/BKM Kelurahan, dan relawan lainya,” pungkas Eko.
Berita dengan Judul: Merawat Bersama Pesisir Pekalongan, Pemkot dan Kemitraan Tanam 16.100 Bibit Mangrove pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : DIAN PERTIWI