Pada 2020, video viral pembunuhan George Floyd oleh personel polisi Derek Chauvin memicu gelombang aksi protes besar-besaran di seluruh penjuru Amerika Serikat. Warga turun ke jalan mengecam kekerasan yang dilakukan polisi dan perannya dalam melanggengkan rasisme sistemik. Seperti kebanyakan orang, peristiwa nahas itu membakar amarah seniman Grayson Earle. Dia pun melampiaskan emosinya pada video game, dengan cara nge-hack Grand Theft Auto V supaya karakter polisi saling adu jotos.
“Saya berusaha menciptakan semacam karya seni video katarsis, yang membuat polisi berdatangan dari segala arah dan melawan satu sama lain menggunakan mesin GTA,” terangnya.
Komunitas pemain GTA selama ini suka memodifikasi game agar karakter melakukan hal-hal yang tak terduga. Mereka bahkan bisa membuat satu karakter berantem dengan karakter lain. Tapi anehnya, Earle gagal melakukan itu pada NPC (karakter non-pemain) polisi.
“Kita bisa bikin, misalnya, tukang pos berkelahi dengan polisi,” kata Earle. “Tapi ketika kalian memberikan kode yang sama persis pada dua polisi, karakternya tidak menyerang satu sama lain. Mereka justru berlari ke arah berlawanan atau malah duduk sambil memandangi polisi yang seharusnya diajak bertengkar, bahkan ketika polisi itu memukuli warga sipil di siang bolong. Tentunya ini mengingatkan kita pada dua orang petugas yang hanya menyaksikan George Floyd dicekik sampai tewas.”
Earle memutar otak untuk mengakalinya, tapi tetap tak berhasil. Dari situlah muncul proyek baru berjudul ‘kenapa polisi tidak bisa melawan satu sama lain?’
Pertanyaan itu wajar muncul di benak orang yang berusaha memprogram ulang suatu game. Tapi bagi Earle, yang telah mengembangkan game meluncurkan bankir dari meriam dan aplikasi kripto yang secara pasif mengumpulkan uang tebusan penjara, hal ini juga menimbulkan pertanyaan yang lebih luas: dalam simulasi lingkungan perkotaan yang sangat maju, bahkan yang mendorong kekerasan dan kejahatan sebagai bagian penting dari permainan, mengapa dan bagaimana asumsi sosial dan struktur sosial muncul?
“Ada hal-hal yang tidak bisa dilanggar, bahkan mengesampingkan hubungan dengan polisi,” Earle berujar. “Kalian cuma bisa punya hubungan heteroseksual di game; kalian cuma bisa memainkan karakter laki-laki.”
Karya berupa instalasi video dua layar itu pertama kali diputar di Pusat Seni dan Urbanisme Berlin pada Jumat, lalu pindah ke Taiwan untuk diinstal di bangunan bekas kantor polisi. Videonya mempertontonkan perjuangan Earle memulai perkelahian di antara NPC polisi GTA. Di satu layar, Earle menjalankan berbagai skenario absurd untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Upayanya ini berakhir pada kerumunan polisi yang terjun dari langit dan berlari ke arah berlawanan, sementara Earle tampak frustrasi.
Di layar lain, modifikasi kode bergulir di samping pertanyaan Earle kepada komunitas modding. Pertanyaannya sama seperti judul proyek. Di forum online, Earle menanyakan pendapat para modder kenapa bisa ada “hardcoded relationship groups” dalam game, istilah yang dapat menggambarkan serikat polisi semudah fitur permainan. Beberapa modder mengakui ini. “Benar sekali,” tulis pengguna dengan nama Aurora11. Dia menghubungkan perilaku polisi di GTA dengan pengalaman pribadi. “Mereka mengemudi di atas batas kecepatan dan menggunakan jalur darurat yang tidak perlu karena hukum tidak berlaku pada mereka. Saya pernah ditilang karena menyalakan lampu kabut, tapi mereka bisa menggunakan lampu darurat yang silau.”
“Karya saya mencoba mengajukan pendapat naif, seperti ‘kenapa polisi tidak bisa saling berkelahi?’” tuturnya. “Cara ini menarik untuk melibatkan komunitas teknis dengan pertanyaan yang sangat politis dan sebaliknya, karena orang-orang yang menonton video ini dari konteks seni nantinya melihat dari perspektif politik, dan menyaksikan bagaimana politik itu tercermin dalam aspek teknis sebenarnya dari game.”
Semakin banyak pertanyaan yang muncul akibat proyek ini. Seperti yang diakui Earle, status istimewa polisi di GTA tampaknya bukan bagian dari agenda politik yang sengaja dikodekan. Bagaikan di kehidupan nyata, polisi memainkan peran tertentu dan hubungan mereka satu sama lain sangat berbeda dari hubungan mereka dengan orang lain. Game juga sarat akan pertanyaan politik dan sosial. Tapi apabila sistem yang membedakan otoritas dari orang lain bisa masuk game subversif seperti Grand Theft Auto, itu berarti juga bisa muncul di mana saja.
“Rockstar Games pasti tidak pernah dengan sengaja berpikir, ‘kita harus bikin kayak begini,’” kata Earle. “Saya berhasil menghubungi seorang karyawan dari temannya teman, dan bertanya kepada mereka asumsi atau penemuan saya benar atau tidak. Saya meminta mereka menjelaskan kenapa polisi tidak dapat bertengkar satu sama lain di dalam game. Mereka hanya menjawab telah terikat perjanjian rahasia, tapi ini mengindikasikan perkiraan saya benar.”