Perempuan lanjut usia bernama Beatriz García, 71 tahun, tidak khawatir sama sekali ketika Badai Tropis Karl diprediksi akan menghantam daerah tempat tinggalnya di Teluk Meksiko bulan lalu. “Saya langsung ngomong, ‘mereka [alien] akan melindungi kami’. Saya percaya alien ada, dan mereka punya markas besar,” tutur García.
Konon wilayah Madero dan Tampico, dua kota pesisir di bagian tenggara Tamaulipas, dijaga dan dilindungi oleh makhluk ekstraterestrial yang telah menghuni kedalaman Pantai Miramar sejak 50 tahun lalu. Itulah sebabnya kawasan tersebut tak pernah sekali pun diterjang bencana alam. Dan rupanya, ucapan García terbukti benar adanya. Badai Tropis Karl menjauhi garis pantai dan bergerak lebih jauh ke selatan, menyebabkan banjir di sejumlah titik yang menelan satu korban jiwa.
Tampaknya kurang tepat disebut sebagai kebetulan karena keberuntungan semacam ini bukan sekali dua kali terjadi. Sementara daerah lain di Teluk Meksiko selalu apes, fenomena cuaca ekstrem relatif langka di kota-kota ini, yang akhirnya memperkuat kepercayaan bahwa alien begitu peduli kepada penduduk Madero dan Tampico. Berkat legenda itu pulalah wilayah di sekitar Pantai Miramar bertransformasi menjadi pusat budaya alien. Legenda Amupac, yang diyakini merupakan markas besar alien, menjadi penggerak utama ekonomi warga. Rumah makan dan pusat cendera mata bertema alien berderet di sepanjang Playa Protegida (Pantai Dilindungi) untuk menarik minat wisatawan yang datang semata-mata karena penasaran dengan rumornya.
García mengatakan, dirinya mulai memercayai keberadaan makhluk luar angkasa setelah mengalami peristiwa aneh. Menurut pengakuannya, dia dan teman-temannya melihat benda asing terbang “dalam formasi” suatu malam pada 1967. Menariknya, tempat tinggal García di ujung selatan perbatasan negara bagian Tamaulipas jarang mengalami bencana alam sejak kejadian itu. Padahal sebelumnya, pada 1955 dan 1966, badai hebat meluluhlantakkan kedua kota.
García muda menceritakan apa yang telah ia saksikan kepada ayah ibu, tapi mereka menganggapnya angin lalu. Paling cuma pesawat, kata orang tuanya. “Gak mungkin itu pesawat. Jumlahnya banyak. Bahkan formasi terbangnya berbeda [dari pesawat biasa], lebih lambat.”
Namun, siapa sangka, banyak orang melihat benda serupa dari rumah mereka masing-masing. Keesokan harinya, pada 7 Agustus 1967, surat kabar El Sol de Tampico melaporkan “ribuan warga” menyaksikan fenomena asing di langit. Petugas ATC memperkirakan ada “sembilan benda tidak dikenal” yang terbang di langit.
“Mereka datang dari sana, tampaknya menuju ke laut,” kata García sambil menunjuk ke arah Tampico dan Madero.
VICE World News bertemu García di Pantai Miramar, ketika ia menghadiri acara El Día OVNI Tamaulipas pada 25 Oktober lalu. Acara tersebut digelar untuk merayakan hari besar Objeto Volador No Identificado (objek terbang tak teridentifikasi dalam bahasa Spanyol) yang ditetapkan sendiri oleh para warga. Hari itu, García mengenakan kaus tie-dye bergambar piring terbang dengan tulisan “believe”. Perempuan itu pergi ditemani putrinya yang sudah dewasa, yang terlihat memakai anting berbentuk kepala alien hijau. Tak ada yang memandang mereka aneh, karena mereka bukan satu-satunya yang berdandan seperti itu.
Acaranya diselenggarakan oleh Asosiasi Investigasi Ilmiah OVNI Tamaulipas (AICOT), grup yang memproklamirkan diri sebagai penyelidik alien. Mereka mengedukasi para pengunjung tentang penampakan OVNI yang terjadi baru-baru ini, peradaban Mesoamerika kuno yang dipercaya berhubungan dengan kehidupan ekstraterestrial hingga markas besar Amupac di dasar laut.
Pendiri AICOT, Juan Carlos Ramón López, merupakan tokoh terkemuka di kalangan pemburu alien di Meksiko. Kepada VICE World News, dia mengklaim pernah berkunjung ke Amupac pada 19 Juli 2013, melalui meditasi yang terarah dengan media “tubuh astral”, yang menurutnya berbeda dari tubuh fisik.
Menurutnya, Amupac adalah dunia “multidimensi intraterestrial” yang tampaknya terbuat dari kristal dan logam, dan dihuni oleh makhluk setinggi 10 kaki dan berkulit terang. Para penghuni Amupac dikatakan memiliki “kesadaran” yang lebih berevolusi. Energi mereka memancar ke seluruh penjuru ruangan.
“Di tempat ini, saya mendengar bahwa mereka memantau tahap planet ini,” tutur López. “Saya pribadi dapat menyimpulkan mereka adalah psikolog, ilmuwan yang terhubung dalam realitas ini, tapi mereka hidup di ruang yang tak kenal waktu.”
Studi tentang fenomena udara tak dikenal (UAP) telah meningkat pesat selama beberapa bulan terakhir. Baru-baru ini, Kongres Amerika Serikat mengadakan sidang kongres yang membahas penampakan UFO setelah laporan New York Times mengungkap pemerintah diam-diam mendalami kesaksian pasukan bersenjata AS terkait penampakan UFO. Itu merupakan sidang pertama yang membahas fenomena langit asing dalam 50 tahun terakhir.
Sebetulnya, El Día OVNI Tamaulipas pertama kali diadakan untuk mengejek mitos seputar alien di wilayah tersebut. Tokoh media dari negara bagian Nuevo Leon menyelenggarakan acara bernama El Día del Marciano (Hari Makhluk Mars) pada Oktober 2013. Bermodalkan pajangan patung kepala alien di dekat Pantai Miramar, dia mengundang pejabat setempat untuk menghadiri perayaan bohongan tersebut. Mereka benar-benar datang dengan mengenakan seragam. Foto-foto pejabat berdiri di sekeliling patung alien sontak viral di Meksiko, yang menjadikan mereka bulan-bulanan warga. Pemerintah tidak mengakui keterlibatan mereka dalam acara tersebut. Dan sejak itu, patung alien pun menghilang.
Akan tetapi, acara bohongan itu menginspirasi López untuk meresmikan OVNI sebagai hari libur nasional. Meski sekarang belum terwujud, acara-acara yang diusung AICOT telah menerima dukungan dari pemerintah.
“Dari anak-anak sampai orang tua datang ke tempat ini karena mereka tertarik dengan alien,” ungkap Nembra Carmen Jiménez, direktur pariwisata negara bagian Tamaulipas yang bergabung menjadi anggota AICOT.
Jiménez bekerja keras membantu AICOT agar perayaan OVNI diakui negara, mengingat topik tentang alien dan perannya sebagai pelindung kedua kota memiliki daya tarik yang begitu besar. Juni lalu, ia mengadakan Holistic Ufological Congress, konferensi penyelidik alien pertama di Tamaulipas. Para peminat UFO dari berbagai daerah berduyun-duyun menghadiri acara ini.
Jiménez mengaku pernah bertemu langsung dengan makhluk ekstraterestrial yang menjaga kawasan Teluk Meksiko. “Saya percaya alien ada. Saya telah melihat mereka sejak saya berumur lima tahun. Saya pernah berhubungan langsung dengan pesawat luar angkasa,” ujarnya. “Kita tidak sendirian di alam semesta.”
Walaupun begitu, tak semua penduduk negara bagian Tamaulipas percaya dengan keberadaan alien. Mereka skeptis dengan klaim makhluk luar angkasa mendirikan markas besar di dasar laut untuk menjaga keseimbangan alam di wilayah selatan Tamaulipas.
Javier Francisco Álvarez, pensiunan penjaga pelabuhan yang mendalami meteorologi maritim di daerah itu, menyebut Madero dan Tampico bukan satu-satunya kota yang aman dari badai. Menurutnya, ada banyak kota lain di sepanjang pesisir yang jarang mengalami bencana alam karena “lintasan fenomena hidrometeorologi tak menentu, sehingga tak selalu mengenai tempat yang sama.”
Selain itu, dia mengemukakan teori yang cukup populer di sana: perairan selatan Tamaulipas lebih dingin daripada wilayah utara dan selatan Teluk Meksiko. Itulah sebabnya badai hampir tidak pernah mendekati Madero dan Tampico.
“Suhu air laut sekitar satu atau dua derajat lebih dingin, sehingga mampu menarik massa udara yang mencegah terjadinya badai. Massa udara yang masuk melalui teluk dialihkan ke pantai Amerika Serikat dan menuju Tanah Genting Tehuantepec [di Meksiko Selatan],” terangnya.
Dia lebih lanjut memperingatkan agar penduduk setempat tidak lengah karena belum tentu wilayah tersebut akan selamanya beruntung. “Jangan sampai kita dibutakan oleh legenda urban. Penting bagi kita untuk mempersiapkan upaya pencegahan seandainya terjadi badai,” Álvarez melanjutkan.
Mitos Amupac semakin kencang berembus sejak ramalan Badai Gilbert akan menyapu wilayah Madero dan Tampico pada 1988 tidak terbukti. Badainya memorakporandakan Karibia, AS dan Meksiko Selatan, serta menelan lebih dari 300 korban jiwa. Pada 2005, ketika ada ancaman Badai Katrina, warga di sekitar Pantai Miramar berbondong-bondong mendatangi tempat itu untuk meminta perlindungan kepada alien. Badai menerjang daerah lain, terutama New Orleans, dan menewaskan lebih dari 1.800 orang.
Di tengah teriknya matahari, seorang lelaki berjalan menyusuri tepi Pantai Marimar bersama keponakannya. Ia tampak mengenakan kostum alien kebesaran. Sesekali dia berhenti karena diajak foto-foto oleh pengunjung pantai. Hari itu, dia punya misi mengajarkan keponakannya yang baru delapan tahun untuk menjadi “makhluk Mars”.
Lelaki yang akrab disapa El Marcianito, atau Makhluk Mars Kecil dalam bahasa Meksiko, mengaku sebagai alien yang diusir dari Amupac karena menjalin hubungan dengan manusia. Dia lebih lanjut mengatakan, uang hasil foto-foto ditabung untuk memperbaiki pesawatnya yang rusak. El Marcianito mengklaim ingin pulang ke tempat asalnya.
Lucunya, selama mengobrol bersama VICE World News, lelaki di balik kostum El Marcianito kadang-kadang keceplosan menceritakan kehidupannya sebagai manusia. Dia memberi tahu kami, keluarganya miskin dan mencari nafkah sebagai tukang sayur. Penghasilannya hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Katanya, dia bahkan tidak punya uang untuk beli hape.
El Marcianito berujar, dia pernah melakukan kontak dengan alien di dalam mimpi. Sejak itu, “diriku berubah sepenuhnya. Saya tak lagi seperti dulu,” katanya. Dari situlah, dia mulai dikenal sebagai El Marcianito, lelaki berkostum alien yang kotor oleh pasir.
Dia berulang kali menegaskan penghuni Bumi tidak perlu takut dengan alien. “Mereka tidak jahat,” tukasnya.
“Banyak orang percaya kepada kami karena kami benar-benar nyata. Kami ingin melindungi keindahan pantai Miramar. Kami akan menjaganya supaya tidak rusak,” simpul El Marcianito.