Ceritanya sedang ada tren tato baru, dan kalian tidak mau ketinggalan. Kalian ingin mengabadikannya secara permanen di tubuh. Namun, begitu trennya basi, kalian mungkin akan menyesali tato tersebut. Sayangnya, kalian tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima kenyataan tato itu akan melekat di kulit seumur hidupmu.
Contohnya seperti tato tribal atau geometris ala Tumblr yang tak lagi laku di pasaran. Simbol-simbol di film Harry Potter pun kian berkurang peminatnya, terutama setelah J.K. Rowling membuat berbagai postingan problematis. Belum lagi, tato-tato yang terinspirasi dari meme, seperti “RIP Harambe”.
Tidak masalah jika kalian benar-benar menyukai tatonya, tapi bagaimana nasib orang-orang yang berharap tidak pernah menato tubuh dengan sesuatu yang pernah keren pada zamannya? Apa yang bisa kita lakukan agar tidak masuk perangkap ini? Kira-kira tato apa saja yang sekarang populer, tapi akan basi di masa depan? Apakah tato kode QR termasuk yang cepat basi?
VICE meminta pendapat lima seniman tato yang memahami tren saat ini. Berikut jawaban mereka:
Lucie, 24 tahun: ‘Tato berukuran kecil dengan garis sangat tipis’
Semakin banyak orang yang menginginkan tato kecil dan bergaris tipis. Saya sering menolak permintaan yang tatonya terlalu kecil dan memiliki banyak detail kecil, karena takkan terlihat bagus dalam jangka panjang begitu tintanya menyebar di kulit.
Saya juga memperhatikan orang-orang yang menginginkan tato ular, naga, kupu-kupu, matahari dan bulan. Ada juga tren tinta merah, yang menurut saya akan basi suatu saat nanti. Saya rasa tato semacam ini bisa populer karena kelihatan edgy dan unik. Memang kelihatan bagus, tapi menurut saya tinta hitam tampak lebih bersih dan tajam.
Beberapa tato yang saya sebutkan tadi akan ngetren dan basi dalam beberapa tahun kemudian, tapi sejujurnya saya berpikir itu bukan hal terpenting. Kalau kalian memang menyukainya, ya bikin saja.
Ben, 28 tahun: ‘Blackwork’
Saya memperkirakan 50 persen klien saya pelajar yang baru beranjak dewasa, jadi mereka masih bereksperimen dengan gaya mereka masing-masing. Tak ada yang salah dengan itu. Tapi, banyak juga yang sudah memahami gaya mereka. Ini keren, tapi gaya selalu berubah-ubah. Kalian bisa beli baju baru, [atau] memotong rambut dengan gaya baru, tapi kalian tidak bisa menyingkirkan tato. Ada beberapa gaya, seperti tradisional yang saya rasa akan ngetren sepanjang masa, tapi gaya-gaya seperti blackwork [tato besar berwarna hitam legam] mungkin memiliki batas waktu.
Jemima, 23 tahun: ‘Tato ACAB imut-imut’
Saya memperhatikan segelintir orang kulit putih dari kalangan menengah ke atas memiliki tato ACAB yang imut. Rasanya aneh melihat itu. Saya penasaran apa motivasi mereka membuat tato tersebut. Apakah mereka benar-benar memperjuangkan pesan itu, dan memang peduli dengan kelas pekerja, orang kulit Hitam dan cokelat, dan komunitas queer yang dirugikan kepolisian sebagai suatu lembaga? Tapi saya rasa itu juga bukan hakku menentukan alasannya.
Saya jarang mengkhawatirkan tato yang basi. Setiap orang punya seleranya sendiri. Selama itu tidak memengaruhiku, saya takkan terlalu memikirkan tato orang lain.
Amy, 22 tahun: ‘Tato wajah’
Beberapa tren tato lama-lama terasa basic. Tato pertama yang terlintas di pikiran yaitu tato tahun lahir dengan font Old English. Itu sangat ngetren, dan akan kehilangan pamornya. Tidak ada alasan pasti, hanya saja itu mirip fast fashion. Hal semacam ini lama-lama terlihat norak dan ketinggalan zaman.
Contoh lainnya, tato wajah yang menjadi tren besar sejak popularitas XXXTentacion dan Lil Peep melejit. Saya sebenarnya tidak suka mengatakan ini karena kedengarannya seperti orang tua, tapi tato tersebut berasal dari “pemberontakan”. Apa pun yang trendi, atau meme, juga termasuk. Kalian akan menyesalinya karena meme lama-lama jadi garing. Misalnya seperti meme tahun 2016 yang bikin merinding.
Samalandra, 31 tahun: ‘Tato jam dan mawar’
Belakangan ini, banyak yang tertarik dengan tato jam dan mawar, malaikat dan awan. Tato minimalis juga semakin populer selama dua tahun terakhir. Bulan, bintang, titik-titik, panah, simbol astrologi, inisial nama orang yang dicintai, koordinat tempat spesial. Tato semacam ini biasanya pakai tinta hitam dan terletak di mana saja, dari belakang telinga, sisi tulang rusuk hingga jari kaki dan tangan.
Semua desain akan ngetren dan basi. Begitu ada artis, penyanyi atau atlet yang bikin tato baru, apa pun tatonya mungkin akan menjadi tren baru. Klien membawa foto tato mereka sebagai referensi. Menurut saya, sebaiknya orang berhenti mengikuti tren dan fokus pada hal-hal yang memang mereka sukai — pelajari gayanya dan dapatkan tato yang dipersonalisasi. Tren selalu timbul tenggelam, sedangkan tato akan bersama kalian selamanya. Jadi kalau pun tatonya populer pada saat itu, kalian bisa memberikan sentuhan pribadi agar terlihat lebih unik.
Bea, 23 tahun: ‘Kupu-kupu dan pola tribal’
Tren tato terbaru berkorelasi dengan mode saat ini. Gaya 90-an ngetren lagi, begitu juga dengan tren tato. Saya sering mengerjakan tato kupu-kupu, pola tribal, tramp stamp, kawat berduri dan semua desain yang dianggap bagus pada era 90-an.
Saya merasa hidup kita menjadi lebih santai sekarang, jadi kalau pun tatonya berasal dari tren, orang sepertinya tidak akan menyesalinya. Saya pribadi justru berpikiran, ketika orang memaksakan untuk memiliki tato yang bermakna, mereka akan menyesali tato itu suatu saat nanti.