Begitu menjelajahi sisi liar toko online, kalian akan menemukan jutaan benda yang berfungsi memenuhi kebutuhan seksual. Selain produk pengencang vagina, krim atau gel perangsang G-spot cukup populer di pasaran — terlepas dari masih adanya perdebatan area sensitif ini beneran ada atau tidak.
Aku menemukan beberapa — O.M.G-Spot Stim Serum, Discover G-spot Stimulating Serum dan GPS G-spot Cream — dan penasaran apa yang membedakan krim semacam ini dengan pelumas lainnya. Kalau memang lebih efektif, bagaimana rasanya ketika digunakan? Apakah meninggalkan efek “menggelitik” atau dingin kayak yang lain?
Aku ingin membuktikan manfaat serum O.M.G-Spot yang dijual Unbound, perusahaan yang menjual produk kesejahteraan seksual. Namun, sebelum melakukannya, aku bertanya kepada ginekolog Staci Tanouye di Florida, AS, tentang cara kerja produk ini. Menurut tulisan yang tertera di kemasan, serum ini terbuat dari minyak peppermint dan arginine yang dapat “meningkatkan ukuran dan sensitivitas G-spot, sehingga lebih mudah ditemukan.”
Tanouye mengklarifikasi efek minyak peppermint. “Mentol merupakan bahan aktif utama pada sebagian besar jenis krim ini. Mentol dapat menciptakan sensasi menggelitik di kulit,” terangnya. Mentol tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang, tapi bisa menimbulkan efek samping seperti rasa terbakar apabila digunakan secara internal.
Peneliti dan penulis rubrik seks Caroline West berujar, produk yang mengandung arginine pasti meninggalkan sensasi menggelitik. Senyawa organik tersebut akan berubah jadi neurotransmitter yang “memperlebar pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah lebih lancar,” kata West. Dia tidak menyarankan penggunaan produk berbahan arginine bagi penderita herpes karena senyawa ini memiliki sifat pertumbuhan virus.
Menurut Tanouye, cocok tidaknya produk perangsang G-spot dengan kondom dan mainan seks tergantung pada bahan dasarnya. Krim atau gel berbahan dasar minyak dapat meningkatkan risiko kondom sobek, sedangkan produk berbahan silikon tidak cocok digunakan bersama mainan seks karena dapat merusak materialnya. Dengan demikian, produk berbahan dasar air menjadi pilihan paling aman.
Aku paham gelnya dapat menyebabkan iritasi, sama seperti pelumas lain yang mengandung mentol. Kenyataan ini tidak mengurangi ketertarikanku dengan serum O.M.G-Spot. Produk ini vegan, berbahan dasar air dan dikemas dalam plastik kecil. Praktis dan gampang dibawa ke mana saja.
Ketika mencoba gelnya, aku berusaha merangsang diri dengan nonton bokep. Hal ini akan memudahkanku untuk menemukan G-spot. Aku berbaring telentang dengan bantal sebagai penyangga panggul agar lebih gampang menyentuh area sensitif. Aku meraba selangkangan hingga terangsang, lalu mengambil serum dengan ujung jari. Aku kemudian mengoleskannya dengan gerakan jari masuk vagina ke arah pusar.
Aku tidak merasakan perbedaan langsung. Gel ini mungkin butuh waktu untuk bekerja, sehingga aku mencari video lain dan mengambil mainan seks. Setelah mengoles serum, aku memasukkan vibrator ke dalam vagina dan tiba-tiba merasakan sensasi menggelitik — kurang lebih seperti saat kalian menggosok gigi pakai pasta mint. Dengan bantuan mainan seks, aku lebih mudah menemukan area G-spot yang teksturnya seperti berjalur. Ditambah serum, aku merasa G-spot memiliki tekstur lebih kenyal daripada saat tidak menggunakan gel perangsang. Sebelumnya, G-spot terasa kasar dan terlalu intens untuk dimainkan.
Walaupun gel Unbound tidak membuatku berorgasme lebih intens, serum ini memberikan kenikmatan rangsangan yang berkepanjangan. Gelnya juga membuat setiap lekukan vagina lebih sensitif. Aku tidak mengalami iritasi saat pemakaian pertama, tapi bukan berarti orang lain akan baik-baik saja sepertiku. Jika kulitmu sensitif, lebih baik cari aman dengan pelumas berbahan dasar air yang tidak mengandung mentol.
Secara keseluruhan, gel O.M.G-spot memberikan dorongan ekstra dalam proses penetrasi. Aku tidak sabar mencobanya bersama pasangan… Eh ini buat riset doang, kok.
Follow Tatyannah King di Instagram.