Laporan terbaru dari Pusat Pelayanan Anti Narkotika Italia menemukan, dari total 14 ton kokain yang masuk ke negara itu melalui jalur laut Mediterania tahun lalu, 13,6 ton di antaranya berada di Gioia Tauro, sebuah pelabuhan di provinsi Calabria. Wilayah di sebelah barat daya Italia ini merupakan markas besar ‘Ndrangheta, sindikat mafia paling disegani di dunia. Usut punya usut, pembangunan pelabuhan itu tak hanya didanai oleh kelompok, tetapi juga dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh mereka.
Tingkat penyitaan kokain di dua pelabuhan utama pantai barat Genoa dan Livorno telah menurun selama dua tahun terakhir. Namun, lain ceritanya di Gioia Tauro, yang mengalami peningkatan baru-baru ini. Sepanjang 2021 saja, pihak berwajib menyita sebanyak 13,3 ton kokain di pelabuhan yang terletak di “jari kaki” Italia, hampir enam kali lipat lebih banyak dari 2,3 ton kokain yang disita 2011 silam. Dengan bertambahnya pelabuhan sebagai pintu masuk narkoba jenis kokain dari Amerika Selatan, itu berarti Calabria menyumbang dua pertiga dari semua kokain yang disita melalui jalur darat, udara dan laut di Italia.
Besarnya volume barang sitaan di pelabuhan sering kali mencerminkan jumlah narkoba yang diselundupkan melalui jalur tersebut. Diperkirakan untuk setiap kilo narkoba yang disita pihak berwenang, rata-rata lima kilo lainnya tak terdeteksi keberadaannya lantaran telah diambil alih geng kriminal yang berkuasa. Jika dihitung secara statistik, itu artinya setara 70 juta gram kantong kokain murni berhasil diselundupkan melalui Gioia Tauro tahun lalu.
Menurut laporan tersebut, jumlah kokain yang disita di Gioia Tauro semakin “menegaskan peran penting pelabuhan ini” dalam industri obat-obatan terlarang Italia.
Pelabuhan itu dikabarkan sering menjadi lokasi transit peredaran narkoba menuju wilayah Balkan, Laut Aegea dan Laut Hitam. Dewasa ini, semakin banyak obat-obatan terlarang yang disita dalam perjalanan dari Gioia Tauro ke Turki, negara yang perdagangan stimulannya dikuasai geng kriminal.
Tak lama setelah pelabuhan dibuka pada 1995, dua klan ‘Ndrangheta yang paling berkuasa di daerah tersebut—Piromalli-Molé di Gioia Tauro dan Pesce di Rosarno—memungut uang keamanan sebesar Rp22 ribu untuk setiap kontainer yang datang.
Laporan Komisi Eropa pada 2012 terkait pengaruh mafia di Gioia Tauro menyimpulkan “aktivitas ‘Ndrangheta semakin mendunia pada 1990-an, seiring berjalannya pembangunan Gioia Tauro”. Kejahatan terorganisir dikatakan telah “menikmati keuntungan” dari operasi pelabuhan, yang mana “seluruh kegiatan internal dan subkontraknya dikendalikan oleh mafia, dari urusan manajemen distribusi hingga bea cukai dan penyimpanan kontainer”. 35 persen bisnis yang beroperasi di pelabuhan ditemukan memiliki kaitan dengan mafia.
Berdasarkan penjelasan Anna Sergi, kriminolog dan profesor University of Essex yang mendalami kejahatan terorganisir seperti ‘Ndrangheta, kepolisian nasional Italia dan Europol memperkirakan sindikat mafia di Calabria menguasai sekitar dua pertiga perdagangan kokain Eropa.
“Gioia Tauro telah menjadi sumber investasi besar bagi ‘Ndrangheta. Mereka tak hanya mengimpor kokainnya sendiri, tetapi juga menawarkan perlindungan bagi para pendatang baru yang ingin mengimpor kokain dan lainnya,” terangnya. “Selain mengeksploitasi Gioia Tauro melalui peredaran narkoba, klan ‘Ndrangheta juga turun mencampuri proses perekrutan di pelabuhan dan melakukan aksi korupsi di tingkat yang lebih tinggi.”
Tahun lalu, polisi berhasil membongkar campur tangan ‘Ndrangheta dalam sektor pemerintahan kota Rosarno. Mereka memengaruhi pemilihan lokal agar bisa menguasai badan-badan resmi di daerah tersebut. Hasil penyelidikan berujung pada penangkapan 49 orang yang dicurigai terlibat dengan ‘Ndrangheta. Dalam kasus lain, otoritas pelabuhan menemukan bukti adanya tempat pemurnian dan pengemasan kokain yang sedang dibangun di dekat pelabuhan. Laboratorium itu dikelola oleh oknum asal Amerika Serikat yang memiliki hubungan dengan kelompok tersebut.
Polisi telah melaksanakan serangkaian operasi penertiban sindikat mafia di Gioia Tauro, serta razia narkoba besar-besaran di pelabuhan itu. Seperti Desember lalu, misalnya. Kepolisian Italia menemukan tiga ton kokain yang disembunyikan dalam dua pengiriman pisang, kacang tanah dan mesin cuci.
Dalam buku berjudul Chasing the Mafia: ‘Ndrangheta, memories and journeys, Sergi mengungkapkan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan Gioia Tauro, terutama di masa-masa awal berdirinya pada 1990-an, sebagian besar dikendalikan oleh “beberapa klan terpenting ‘Ndrangheta”.
Sergi menyebut Gioia Tauro termasuk pelabuhan yang unik. Sementara geng kriminal lain hanya menguasai operasi pelabuhan di daerah kekuasaan mereka, ‘Ndrangheta menjadi alasan utama pelabuhan itu bisa berdiri. Mereka jugalah yang memungkinkan lancarnya aliran masuk narkoba ke Italia.
“Uang untuk membeli obat-obatan itu berasal dari wilayah yang sama obat-obatannya tiba dan didistribusikan. Investor kokain tak selalu menjadi distributor, tapi bedanya di Gioia Tauro, mereka jugalah yang menjadi distributornya.
“Klan ‘Ndrangheta berinvestasi, mengimpor, menerima serta mendistribusikan penjualan kokain. Namun, tak semuanya seperti ini. Bahkan klan ‘Ndrangheta yang aktif di tempat lain pun tidak seperti ini.”
Dengan kata lain, peredaran narkotika di Gioia Tauro memberi kekuatan yang teramat besar bagi sindikat mafia tersebut, baik dalam bisnis kokain maupun menguasai wilayah.