Berita  

Mengenal Lebih Dekat Le’Meuria Centre

mengenal-lebih-dekat-le’meuria-centre

Liputan4.com Aceh timur – Kamis 18/03/2021
Nama Lembaga Le’Meuria Centre(LMC) dalam beberapa hari terakhir mencuat ke publik, seiring kegiatan webinar yang bertajuk “Menakar Kesaktian UUPA Terkait Pilkada Aceh tahun 2022” yang digagas oleh Le’ Meuriya Centre (LMC) yang bergerak dibidang Reseach & Studies yang bekerja sama dengan Forkamapa.

Banyak yang bertanya tentang latar belakang, platform, profil dan tujuan LMC, pertanyaan tersebut suatu hal yang wajar mengingat kehadiran LMC masih seumur jagung, namun kegiatan webinar yang dilaksanakan mengundang perhatian publik, ditengah-tengah polemik hiruk pikuk Pilkada Aceh tahun 2022.


Sekretaris LMC, Zulfahmi mengatakan LMC dibentuk atas dasar pemikiran dan gagasan dari beberapa komponen yang berbasis keilmuan dalam rangka mengembangkan kapasitas dan kompetensi penelitian untuk menciptakan peneliti yang berintegritas dan profesional serta meningkatkan kualitas hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan, dengan prinsip solidaritas sosial, kesetaraan, integritas, kesederhanaan, inklusivitas dan juga menganut nilai-nilai demokratis, transparan, akuntabel, berkesinambungan,

Selanjutnya Kata Zulfahmi berawal dari sebuah kesadaran dan spirit beberapa individu dengan latar belakang keilmuan yang berbeda , namun punya nilai dan prinsip yang sama bersepakat untuk mendirikan sebuah lembaga penelitian dan pendidikan untuk menjembatani pemikiran-pemikiran dan bersama seluruh komponen masyarakat lainnya yang se ide dan sepemikiran untuk membangun peradaban masyarakat Aceh pada umumnya dan Aceh Timur pada khususnya agar ada peningkatan ketertarikan masyarakat dalam mempelajari ilmu pengetahuan secara massif dan bekelanjutan untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-harinya. jelas
Alumni Universitas Malang ini.

Zulfahmi menambahkan “bahwa Sebuah peradaban yang maju dan modern dapat di nilai salah satu nya melalui sebuah tolak ukur adanya antusiasme dan fanatisme dari sebagian besar masyarakat untuk menuntut ilmu, mempelajari serta menggali ilmu pengetahuan seluas-luasnya dan selanjutnya di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tolak ukur yang lainnya adalah banyaknya pelaksanaan diskusi, brainstorming dan kajian-kajian ilmiah yang diselenggarakan oleh lembaga riset maupun lembaga independen lainnya yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Zulfahmi melanjutkan atas dasar pemikiran tersebut lah maka LMC didirikan.Sangat diperlukan adanya sebuah lembaga research and studies,lembaga yang fokus terhadap penelitian dan pendidikan, yang akan melakukan penelitian dan pendidikan serta berintegrasi dengan stakeholder terkait untuk menjawab konsep pemikiran-pemikiran yang berkembang di masyarakat yang terkadang tidak terorganisir, konsep dan gagasan yang selama ini sering lahir dari sebuah komunikasi melalui media warung kopi yang merupakan sebuah ‘kearifan lokal’ dari peradaban masyarakat Aceh sejak dulu, sering terabaikan begitu saja tanpa imlementasi, melalui LMC hal ini diupayakan untuk dikelola secara keilmuan yang selanjutnya secara sistematis akandi implementasikan ke sebuah tindakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Hal senada juga disampaikan Kordinator Managemen Media Jufri, Kehadirin Le’ Meuriya Centre (LMC) di tengah-tengah masyarakat untuk membangun atmosfir budaya keilmuan. Prinsip dasar bergeraknya adalah menemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dinamika sosial kemasyarakatan, selanjutnya melakukan analisa dan kajian menggunakan metode penelitian sesuai dengan kaidah keilmuan sehingga menghasilkan sebuah solusi dan rekomendasi yang implementatif dan dapat dipertanggungjawabkandengan memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal ke-Aceh-an, yang selanjutnya akan disumbangsihkan kepada pemerintah maupun masyarakat.
LMC didirikan olehindividu-individu potensial dari berbagai elemen sipil, seperti akademisi, aktivis, pemuda potensial, tokoh masyarakat dan lainnya.

Kedepannya kata Jufri dalam rangka pengembangan akan merekrut peneliti-peneliti potensial sesuai bidang keilmuannya masing-masing dan dalam pengembangannya juga akan bersifat terbuka dan siap bekerja sama dengan berbagai pihak, baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah untuk sama-sama bergerak mewujudkan visi dan misi lembaga LMC.

Jufri juga menjelaskan visi LMC yaitu mewujudkan peradaban madani yang profesional, modern, berdaya saing global dan bermanfaat serta berperan aktif dalam memajukan Aceh Timur khususnya dan Aceh pada umumnya.

Untuk capaian visi tersebut maka perlu langah -langkah kongkrit yang tertuang dalam misi organisasi, yang pertama perlu mendorong terwujudnya transformasi konsep berfikir masyarakat kearah yang lebih positif, konstruktif dan beradab; juga mendorong pemanfaatan sumber daya melalui pengembangan, pengkajian dengan berdasarkan kaidah keilmuan; di samping itu juga perlunya peran aktif dalam mewujudkan peradaban madani, juga akan memberikan advokasi dan edukasi kepada masyarakat dalam pengembangan inovasi, kreatifitas dan peningkatan produktivitas; melakukan analisis kajian terhadap program dan kebijakan publik; membuka akses suprastruktur dan infrastruktur kepenelitian kepada peneliti;serta membangun sinergi antara peneliti lembaga penelitian kementerian, lembaga non kementerian, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah daerah, pemerintah gampong, perguruan tinggi, dan badan usaha, serta lembaga internasional untuk menghasilkan solusi atas setiap dinamika permasalahan yang berkembang di tengah masyarakat berbasis keilmuan, tutup Jufri

Reporter Saif Aceh

Berita dengan Judul: Mengenal Lebih Dekat Le’Meuria Centre Terbit juga di: LIPUTAN4.COM. Reporter: Saif Aceh