Berita  

Meneladani Keilmuan Gus Muwafiq Sebagai Seorang Social Engineering

meneladani-keilmuan-gus-muwafiq-sebagai-seorang-social-engineering

Meneladani Keilmuan Gus Muwafiq Sebagai Seorang Social Engineering
Oleh : Sofyan Mohammad**
LIPUTAN4.COM, Salatiga – Gus Muwafig adalah salah satu sosok Ulama yang fenomenal, jika ditinjau dari konten konten ceramahnya maupun strategi dakwahnya. Baik yang off air maupun secara online yang tersebar luas dalam berbagai kanal sosial media.

Materi ceramah yang lebih banyak menukil kisah kisah berserak masa lalu, menjadi semacam mata air jernih yang muncul di tengah tengah padang gersang bagi kehidupan modernitas yang serba instan saat ini.


Gus Muwafiq selaku Da’i mampu secara koheren menggugah kesadaran umat tentang keluhuran masa lalu karena dalam setiap ceramahnya bertutur tentang kehidupan dan peradaban dalam konteks waktu.

Waktu dalam pengertian sejarah adalah sebuah garis yang lurus ke depan untuk menunjuk adanya kesinambungan waktu antara masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang dan masa lalu sendiri sangat menentukan masa yang akan datang.

Gus Muwafiq sebagai seorang pendakwah mampu mengkreasi metode berdakwah secara tepat seperti strategi dakwah yang dahulu dilakukan Wali Songo yang berdakwah dengan menggunakan cara yang halus melalui pendekatan kebudayaan, kesenian, maupun pendidikan. Para anggota Dewan Dakwah tersebut selanjutnya oleh masyarakat, diberi gelar Sunan yang artinya “yang dihormati”.

Secara etimologi dakwah adalah menyerukan, mengajak umat manusia kepada jalan Allah. Dalam berdakwah Gus Muwafiq sering melalui metode tausiyah yang berarti ceramah keagamaan yang berisi pesan-pesan dalam hal kebenaran dan kesabaran. Pengertian ini dengan merujuk pada Qs. Al-‘Ashr ayat 3 “Watawa shoubil haqi watawa shoubish shabr” (Dan mereka saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran).

Sebagai pendakwah yang hidup dijaman modern maka tausiyah yang disampaikan Gus Muwafiq sering dilakukan secara off air yaitu melalui tabligh akbar di hadapan ribuan jamaah yang juga diunggah secara online dalam kanal kanal sosial media, sehingga bisa diakses oleh umat secara lintas batas.

Gus Muwafiq sebagai penyeru Agama dianggap sangat memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan Agama maupun tradisi masyarakat. Sebagai seorang da’i Gus Muwafiq juga merupakan pelaku rekayasa social (social engineering) atau dalam ilmu sosiologi disebut agent of change (agen perubahan sosial), baik yang bersifat individu (fardi) maupun berupa kolektif (jama’ah) atau organisasi.

Sebagai pelaku Social Engineering Gus Muwafiq dianggap memiliki pengetahuan agama sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an, Al-Hadis, Sirah Nabi SAW, Ilmu Fikih, Ilmu Ushul Fiqh, Ilmu Akidah, lmu Tasawuf, Sejarah hidup Khulafa’ Rasyidin dan Salafush Shaleh maupun pengetahuan tentang ajaran Islam yang menyeluruh dan terpadu.

Bertolak dari materi tausiyahnya yang sudah tersebar luas, terlihat Gus Muwafiq mampu menjadikan ilmu pengetahuan yang dimiliki sebagai media untuk mengenal tradisi masyarakat dan persoalan-persoalan yang dihadapinya.

Cara berdakwah Gus Muwafiq dilakukan dengan hikmah (bijak) yang terlihat beliau mampu berdialog secara baik dengan umat. Sebagai pelaku rekayasa sosial Gus Muwafiq sangat mengetahui setiap gejala gejala perubahan sosial, terkait dengan hal ini dalam Al-Qur ‘an untuk mengungkapkan kondisi sosial masyarakat yang perlu diubah terdapat lafal ”al-zhulumaat” yang memiliki makna yaitu kegelapan, kebodohan, kumusyrikan dan kefasikan.

Materi yang disampaikan oleh Gus Muwafiq dalam memainkan peran sebagai social engineering untuk merubah perilaku masyarakat yang buruk tersebut adalah bertolak dari petunjuk Allah SWT dan metode Nabi Muhammad SAW. Metode dakwah Gus Muwafiq telah menempuh tahap taghyir ma bi al-anfusihim (perubahan apa yang terdapat di dalam diri) berupa perubahan pemahaman, keyakinan, dan akhlak. Pada tahap ini, materi Gus Muwafiq adalah buah dari pemikiran, akidah dan ibadah. Pada tahap taghyir ma biqaumin yaitu kondisi sosial Gus Muwafiq juga menyampaikan aspek kebudayaan, muamalah ekonomi, sosial – kemasyarakatan, politilk dan lain sebagainya.

Kedua tahapan ini merupakan garis besar metode rekayasa sosial yang diajarkan dalam Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW berdasarkan Fiman Allah SWT dalam Qs. Ar-Ra’d ayat 11 “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. …….”

Konten Tausiyah yang menukil kehidupan masa lalu adalah salah satu metode untuk melakukan perubahan sosial guna melawan fenomena kegelapan, kebodohan, kumusyrikan dan kefasikan.

Dalam konteks ini materi sejarah yang sering disampaikan oleh Gus Muwafiq sangat strategis untuk mengapai harapan untuk kebesaran Negeri ini. Sebab Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Sebagai sebuah bangsa yang besar, Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman.

Keberadaan Indonesia sebagai sebuah negara, dalam hal pendiriannya tidaklah melalui proses yang mudah melainkan perlu perjuangan dan pengorbanan dari segenap rakyat Indonesia termasuk para pahlawan yang telah mendahului kita semua. Oleh karena itu, agar bangsa yang besar ini tetap utuh dan terjaga diperlukan penanaman nilai-nilai kebangsaan dengan spirit untuk mencintai negeri (hubbul wathon minal iman) sebagaimana sering diungkapkan Gus Muwafiq dalam setiap kesempatan ceramahnya.

Keunggulan Gus Muwafiq bertindak selaku social engineering selain karena ditopang oleh pengetahuan Agama dan pengetahuan sejarah maka juga dilengkapi dengan pengetahuan rohani. Sebagai seorang ulama Gus Muwafiq sudah sangat familiar dengan laku prehatin – Riyadhoh yang merupakan latihan rohani dengan cara melakukan ritual ibadah tertentu yang bertujuan menundukkan nafsu syahwat. Proses ini dalam ilmu tasawuf disebut dengan ath-Thariqah.

Seperti telah diceritakan oleh para santri pendereknya jika Gus Muwafiq konon telah menempuh berbagai proses riyadhoh baik yang bersifat al –jisim, yaitu melalui gerakan fisik untuk kesehatan jasmani maupun proses riyadhoh al-nafs, yaitu melalui olah batin yang dilakukan melalui olah pikir dan olah hati yang bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan kualitas rohani. Karena hal tersebut maka Gus Muwafiq diyakini akan terbiasa mengendalikan hawa nafsu dalam dirinya (sudah selesai dengan dirinya sendiri), sehingga mampu menjalankan amanah menyebarkan rahmat dan kebaikan.

Terkait dengan laku spritualitas maka manusia sebagai makhluk tertinggi ciptaan Allah memiliki kemampuan baik kemampuan fisik, intelektual, dan moral, tetapi juga memiliki kekuatan spiritual. Sebagian dari kekuatan itu telah dikenali dengan dalam kajian ilmu tertentu akan tetapi sebagian lagi, terutama yang berhubungan dengan kekuatan rohani manusia (spiritual power), belum banyak yang diketahui dan dikembangkan. Tak heran bila ada pakar yang menyebut manusia sebagai The Unknown, yaitu makhluk yang belum sepenuhnya diketahui.

“Kehidupan dunia dan akhirat di hati seorang manusia ibarat dua skala keseimbangan, ketika salah satunya menjadi berat, maka yang lain akan menjadi ringan” demikian petuah Gus Muwafiq dalam suatu kesempatan tausiyah dihadapan para santri santrinya.

Semoga bermanfaat
Lahul Fatihah

Bersambung….

————————————————————————————
* Esai yang ditulis dalam paparan diksi ngaji dengan Romo Kyai Ahmad Muwafiq di Ndalem Ayem Muncar, Susukan, Kab. SemarangSemarang – Jateng
Referensi bersumber pula dari wawancara mendalam dengan para santri penderek (pengikut) Romo Kyai Ahmad Muwafiq

** Penulis adalah Alumni Pesantren Kilat sehari hari tinggal di Desa.

Berita dengan Judul: Meneladani Keilmuan Gus Muwafiq Sebagai Seorang Social Engineering pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Jarkoni