#Part 4
Oleh : Sofyan Mohammad**
——————————————————————————-
LIPUTAN4.COM, Salatiga – Bagi sebagian orang membaca sejarah atau mendengarkan tutur sejarah adalah sesuatu yang membosankan. Studi sejarah dianggap disiplin ilmu yang rumit dan berat sebab harus menanggung beban imajinasi dan kreatifitas berfikir. Terlebih Bagi sebagian masyarakat sekarang yang sudah terbiasa dengan kehidupan serba digital dengan fasilitas yang instans maka kajian sejarah adalah sesuatu yang sangat membosankan bahkan membingungkan.
Kemunculan Gus Muwafiq dalam setiap ceramah yang menyampaikan materi tentang kejadian dalam sisi waktu masa lalu, dengan kemasannya narasi yang sederhana nampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi umat.
Tablik akbar yang menghadirkan Gus Muwafiq dalam setiap kesempatan selalu dihadiri oleh ribuan jamaah yang rela berdesak desak dan rela menunggu berjam jam. Bahkan untuk dapat menghadirkan Gus Muwafiq sebagai penceramah saat ini, menurut penuturan panitia pengundang setidaknya harus mengantre jadwal beliau agar bisa hadir sampai 2-3 tahun berikutnya.
Materi ceramah Gus Muwafiq yang berpola dari kajian sejarah sangat mendapatkan apresiasi yang mendalam dari para netizen pengguna sosial media secara lintas batas.
Kemunculan Gus Muwafiq selaku pendakwah dengan genre kajian sejarah adalah sebuah fenomenal (the fenomenon). Materi sejarah yang disampaikan Gus Muwafiq adalah kajian yang bersumber dari Al Quran sebab bukankah sebagian isi dari Al Quran sendiri adalah kisah kisah hikmah masa lalu.
Sejarah sendiri merupakan rekonstruksi (pembangunan kembali) peristiwa masa lalu (yang bersifat penting, abadi dan unik) yang benar-benar terjadi dan berisi segala kegiatan manusia. Rekonstruksi ini dibuat para sejarawan dari hasil kesimpulan sumber sumber yang telah teruji (mukatabar)
Gus Muwafiq selaku Ulama yang menguasai sejarah memiliki sudut pemikiran yang komprehensif. Setidaknya dengan memperhatikan isi isi ceramahnya maka Gus Muwafiq memiliki cara berpikir kesejarahan yaitu cara berpikir diakronik dan sikronik. Secara diakronis Gus Muwafiq dapat menampilkan topik tentang peristiwa – peristiwa yang melintasi perjalanan waktu. Sebab ketika beliau menyampaikan gagasan kesejarahan secara diakronik terdengar sangat runtut, urut teratur dan berkesinambungan.
Dalam sudut kesejarahan berpikir secara diakronik, Gus Muwafiq dapat menekankan pada proses sehingga dapat mengidentifikasi suatu masalah dengan tepat seperti halnya seorang hakim sedang melakukan pemeriksaanya didalam persidangan yang terbuka untuk umum.
Dalam menyampaikan ceramah materi kesejarahan Gus Muwafiq nampak mampu menyajikan urutan waktu dengan menggunakan periodisasi suatu peristiwa masa lalu secara menyeluruh. Dalam penyampaian periodisasi dapat memudahkan umat yang mendengar untuk melihat dan memahami perkembangan manusia dari waktu ke waktu, hal ini terjadi karena telah terjadi kesinambungan antar periode, terjadinya kemungkinan pengulangan fenomena dan terjadinya perubahan dari periode awal hingga periode berikutnya.
Gus Muwafiq dengan cara yang berfikir sinkronik telah mengajarkan kepada umat untuk melihat peristiwa dari berbagai sisi secara luas. Dalam konten kesejarahanya beliau juga telah mempertimbangkan dimensi waktu, sehingga umat secara kritis dapat menganalisis lebih mendalam atas materi sejarah tertentu pada waktu tertentu.
Gus Muwafiq telah membawa kesadaran baru bagi umat tentang hal hal yang telah terjadi dimasa lalu, sebab beliau mampu menggunakan diksi kesejarahan secara sederhana namun bermuatan subtantif sehingga dalam kosmologi ilmu apa yang beliau sampaikan dapat melebar dalam ruang, menyempit dalam waktu dengan cakupan kajian pada satu hal yang dapat dilihat dari berbagai sisi.
Kesadaran tentang sejarah oleh umat menjadi sangat penting sebab sejarah tidak pernah akan bisa terjadi tanpa adanya ruang dan waktu. Hal itu dikarenakan manusia yang menjadi subjek dan objek sejarah bergerak pada dimensi ruang dan waktu.
Sejak masa lalu hingga kini, sejarah selalu berperan penting dalam pembangunan setiap peradaban manusia maupun bangsa. Di masa lalu, bangsa Yunani dapat mencapai puncak peradaban karena masyarakatnya belajar dari sejarah peradaban sebelumnya yaitu peradaban Mesopotania dan Babilonia.
Dengan metode dakwah menyampaikan kisah masa lalu maka muncul harapan agar umat dapat memahami jika sejarah sebagai kisah dan peristiwa dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada para pemuda generasi penerus. Sebut saja pada masa lalu para pemuda Indonesia mendapatkan inspirasi untuk berjuang meraih kemerdekaan karena belajar dari sejarah bangsa-bangsa di dunia, seperti Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, India, China, dan sebagainya.
Namun, seiring pergantian waktu sejarah tidak lagi dianggap penting oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama generasi muda (milenial). Mereka beranggapan bahwa belajar sejarah itu tidak menarik dan membosankan. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kini banyak orang Indonesia yang tidak memahami sejarah bangsanya.
Dengan tehnik dakwah kesejarahan yang disampaikan oleh Gus Muwafiq diharapkan benar benar dapat menyadarkan umat jika sejarah sebagai kisah dan peristiwa dalam ruang dan waktu mampu berperan penting dalam menyatukan segala perbedaan baik suku, budaya, agama dan ras, sehingga bangsa Indonesia dapat bersatu padu dalam upaya mewujudkan cita-cita bersama yaitu menjadi bangsa yang merdeka.
Sejarah juga berperan penting dalam menemukan jati diri bangsa dan membentuk kepribadian bangsa yang luhur dengan Pancasila sebagai pondasinya.
“Jangan menjadikan pendapat sebagai faktor perpecahan, karena pendapat yang memecah belah adalah kejahatan besar yang dapat merusak bangunan masyarakat serta menutup pintu kebaikan di penjuru mana pun”
Demikian dawuh Gus Muwafiq yang mengutip kata kata Hadrostusyech Hasyim Asy’ari di sela sela ngaji sejarah di ndalem ayem Muncar, Susukan Kab. Semarang.(2/11/22)
Semoga bermanfaat
Lahul Fatihah
Bersambung….
————————————————————————————
* Esai yang ditulis dalam paparan diksi ngaji dengan Romo Kyai Ahmad Muwafiq di Ndalem Ayem Muncar, Susukan, Kab. Semarang – Jateng
Referensi bersumber pula dari wawancara mendalam dengan para santri penderek (pengikut) Romo Kyai Ahmad Muwafiq
** Penulis adalah Alumni Pesantren Kilat sehari hari tinggal di Bantaran Kali Serang, Muncar, Susukan, Kab. Semarang.
Berita dengan Judul: Meneladani Keilmuan Gus Muwafiq Sebagai Seorang Pendakwah Yang Mendobrak Kesadaran Sejarah pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Jarkoni