Liputan4.com, Banjarmasin-Membaca adalah inti dari pendidikan. Sayangnya budaya membaca di Indonesia masih sangat rendah. Data The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan, budaya membaca di Indonesia termasuk yang paling rendah dari tahun ke tahun. Untuk itu, orang tua perlu membangun budaya literasi pada anak sejak dini. Bagaimanakah caranya?
Tepatnya pada saat Momen libur sekolah biasanya diisi orang tua mengajak buah hatinya ke wahana bermain.
Namun, orang tua yang cerdas pastinya mencari alternatif tempat yang multifungsi, agar si anak juga mendapat ilmu pengetahuan tambahan, meski sedang menikmati libur.
Banyak orang bilang kalau diri mereka enggan membaca buku dikarenakan alasan keterbatasan bahan bacaan. Sebagian lagi beralasan tidak memiliki banyak dana untuk membeli buku. Namun, saat ditawarkan meminjam buku di perpustakaan sebagai alternatif bacaan secara gratis, jawabannya lain lagi, “Perpustakaannya nggak enak. Bukunya sudah nggak up to date.”
Padahal, wajah perpustakaan kita saat ini sudah sangat jauh sekali berubah jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Perkembangan dunia teknologi dan digital turut mempercepat laju perpustakaan-perpustakaan di Indonesia. Kini, pengunjung semakin dimanjakan dengan fasilitas-fasilitas menarik yang memudahkan akses dan kenyamanan pembaca.
Sebut saja salah satunya, Perpustakaan Palnam Jalan Ahmad Yani Km 6 Banjarmasin menjadi alternatif yang bisa dikunjungi. Sebab, Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalsel itu memiliki fasilitas ‘Kids Library’ sebutan beken perpustakaan anak, yang dilengkapi wahana bermain ramah anak dan lainnya.
Ruang Kid Library yang berada di lantai dasar mampu membuat anak-anak betah dengan segala fasilitas yang tersedia. Mulai dari buku-buku pelajaran, komik, buku gambar, hingga wahana bermain yang ramah anak.
Salah satu pengunjung Hj Ayu Risma Aryanthi ST warga jalan karang anyar 2 komplek pondok asri no 16 kelurahan loktabat utara banjarbaru, sengaja mengajak kedua anaknya Muhammad Athariz C.S usia 11 tahun dan Athaira Mecca 6 tahun berkunjung di Perpustakaan Palnam. Mereka tampak betah menikmati suasana ‘Kids Library’, belajar sambil bermain. “Ke sini mengisi waktu libur, membawa anak. tempatnya enak bisa belajar sambil bermain,” tutur Ayu, Sabtu (19/6/2021).
Ia mengatakan, Kids Library memang sering menjadi pilihannya mengajak kedua buah hatinya bermain terlepas dari libur sekolah. Di sini, Ayu juga mengajarkan si anak agar mandiri, saat meminjam buku di perpustakaan.
“Melihat perkembangan anak-anak, senang dan bangga, sudah bisa tanda tangan sendiri saat melakukan peminjaman buku,” ucapnya. Kalau beli lumayan harganya bunda, mecca suka lihat gambar real bunda (Kadispersip Kalsel), jadi suka ensiklopedi (Inggih nanti ulun upload di FB bu ulun tag ke pian) Nanti saya upload di FB Bunda, kata Ayu.
Selain itu Ayu mengatakan, Memasuki pintu depan, pengunjung akan disambut dengan ruangan ber-AC yang sejuk dan bersih. Minim sekali debu. Di sebelah kiri, ada lobi informasi untuk pengunjung bertanya dan meminta bantuan. Petugasnya ramah-ramah lho. Navigasinya juga memudahkan kita untuk menelusuri lantai dan ruang koleksi yang ada di Perpustakaan, jadi nggak akan tersesat.
Oh iya, ruangan untuk meja baca dan rak buku di Perpustakaan lumayan luas dan banyak lho. Buku-buku yang disediakan Perpustakaan juga bukanlah buku sembarang buku. Saya menjumpai banyak sekali buku bagus dan berkualitas. Bahkan, buku-buku yang sudah mulai langka juga dapat kita jumpai dengan mudah di sana. Meskipun saya sudah memiliki ribuan buku di rumah, saya tetap masih berbinar-binar dan melompat kegirangan saat menemukan buku-buku keren yang belum saya miliki. Saya selalu berdoa setiap menemukan buku keren yang saya belum punya, semoga saya dijauhkan dari pikiran buruk dan tidak menjadi seperti Gilkey si pencuri buku itu hihi, kata Ayu. Sekarang, jika ingin menjadi anggota Perpustakaan Palnam kita nggak perlu ribet mengurus pendaftaran. Pengunjung tinggal mengisi formulir secara online di komputer yang sudah tersedia di Perpustakaan. Syarat yang diperlukan hanya KTP bagi umum atau kartu pelajar/mahasiswa bagi pelajar dan mahasiswa untuk keperluan pengisian data. Kita mengisi sendiri di komputer langsung, ungkap Ayu.
Setelah mengisi formulir online, kita nanti akan diambil pas fotonya langsung di tempat oleh petugas perpustakaan di lobi informasi. Selanjutnya? Klik, klik. Tunggu sekitar 5-10 menit (tergantung jumlah antrian), kartu perpustakaan kita langsung dicetak saat itu juga.
Bentuk kartunya seperti KTP elektronik. Dapat digunakan untuk peminjaman buku maksimal 2 judul selama 14 hari. Nanti ketika kita meminjam buku, kartu kita akan ditahan di Perpustakaan dan akan dikembalikan setelah kita mengembalikan buku yang dipinjam, beber Ayu.
Memiliki kartu anggota Perpustakaan itu rasanya menyenangkan sekali. Ibaratnya kita turut andil dalam memajukan perpustakaan daerah setempat. Coba bayangkan, kalau saja rotasi buku di Perpustakaan itu ramai dan peminjamnya juga banyak, kemungkinan besar pengelola perpustakaan akan menambah koleksinya secara berkala. Semakin banyak yang senang ke perpustakaan, semoga semakin banyak yang suka membaca. Semakin literat, semakin cerdas dan bijak mengambil keputusan, pungkas Ayu.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimatan (Kadispersip) Hj Dra Nurliani Dardie M.AP mengatakan, Muhammad Athariz C.S usia 11 tahun dan Athaira Mecca 6 tahun turut membuat kartu anggota Perpustakaan Palnam. “Setelah anak-anak tadi mengisi data dan berfoto, tak sampai 5 menit mereka sudah mengantongi kartu anggota perpustakaan, tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ucap Nurliani kepada Liputan4.com, Sabtu (19/6/2021).
Perempuan energik yang akrab disapa Bunda Nunung ini mengungkapkan, desain dan arsitektur Bubungan Rumah Banjar membuat pengunjung terkesan dengan ciri khas Perpustakaan Palnam.
Pengunjung Perpustakaan terbilang cukup ramai meskipun mayoritasnya adalah pelajar dan mahasiswa yang sedang mencari bahan tugas atau skripsi. Untuk pengunjung umum mungkin tidak seramai kategori pertama, tetapi itu pun patut disyukuri karena artinya minat masyarakat terhadap bacaan semakin membaik.
Ruang buku anak termasuk yang paling cakep dibandingkan ruangan lainnya karena memiliki desain khusus untuk anak-anak; ceria dan penuh warna-warni. “Dengan konsep alam dan pepohonan, ruang baca anak ini tentu akan membuat anak-anak semangat untuk membaca buku,” pungkas Bunda Nunung. Berita dengan Judul: Membangun Budaya Literasi pada Anak Sejak Dini pertama kali terbit di: LIPUTAN4.COM oleh Reporter : Dessy Nathalia