Dunia kita sekarang punya tulang punggung yang tak terlihat mata: kabel-kabel optik. Tanpa kabel optik, tidak ada internet. Kalian pastinya kesulitan belajar jarak jauh selama pandemi, tidak bisa membaca artikel ini, dan nyaris mustahil menyaksikan video klip musisi favorit mancanegara.
Kabel optik adalah kunci peradaban Abad 21, ketika penetrasi internet amat tinggi dan manusia bisa dibilang sangat bergantung pada teknologi tesebut. Mayoritas orang awam tidak sadar, internet tidak sekadar mengandalkan sinyal Wi-Fi. Jaringan yang utama sebetulnya adalah kabel yang tersebar di dasar laut banyak negara.
Kabel-kabel itu mengusung informasi dalam ukuran jutaan terabit per detik. Dan, karena fungsinya amat penting, sudah ada seniman yang membuat peta 3 dimensi, menjelaskan detail posisi tiap kabel optik yang berperan penting bagi kelangsung akses internet kita semua.
Peta kabel optik bawah laut di seluruh dunia ini dibuat oleh Tyler Morgan-Wall, seorang coder independen di Amerika Serikat. Dia menggunakan GeoJSON—perangkat lunak open source yang lazim dipakai memvisualisasikan data geografis. Datanya sendiri diambil dari Submarine Cable Map, situs yang dikelola lembaga TeleGeography, yang meneliti berbagai aspek permukaan bumi.
Menurut TeleGeography, per 2021 ada 426 kabel optik bawah laut yang aktif mengirim data untuk menunjang internet di seluruh dunia. Sebagian besar kabel itu ukurannya kecil, diameternya setara selang air yang biasa kalian pakai buat menyiram tanaman. Sementara lilitan inti untuk pengiriman datanya cuma selebar rambut manusia.
Secara total, panjang seluruh kabel optik bawah laut itu mencapai 1.298.740 kilometer. Tidak semuanya panjang, ada yang ukurannya “cuma” beberapa kilometer, karena menghubungkan internet antar pulau. Tapi, beberapa kabel, seperti kabel optik penghubung Jepang ke Pesisir Amerika Serikat, panjangnya mencapai 16 ribu kilometer.
Seperti benda buatan manusia lain, kabel optik bawah laut bisa rusak (makanya tempo hari pengguna internet salah satu provider di Indonesia mengalami lemot berkepanjangan, gara-garanya ada gangguan di kabel laut milik BUMN kita). Karenanya, selalu ada perawatan rutin yang dilakukan penyelam berpengalaman, supaya kabel-kabel tersebut tetap berfungsi normal.
Oh iya, saat ada gangguan koneksi di Indonesia tempo hari, beredar rumor bahwa kabel laut tersebut rusak akibat gigitan hiu. Mohon maaf, itu informasi keliru. Menurut pakar, hiu tidak lazim menggigiti kabel optik bawah laut, dan kalau sampai ada kerusakan, gigitan binatang laut bukan salah satu penyebabnya.