Berita  

Lupakan Aplikasi Kencan, Kalian Bisa Temukan Cinta Sejati di Letterboxd dan Wattpad

lupakan-aplikasi-kencan,-kalian-bisa-temukan-cinta-sejati-di-letterboxd-dan-wattpad

Para hopeless romantic pasti mendambakan akhir bahagia seperti di film-film. Bayangkan betapa bahagianya jika berjodoh dengan orang yang tepat, layaknya kisah cinta Harry dan Sally. Tapi kenyataannya, mencari belahan jiwa tidak segampang itu. Di zaman serba digital, ketika kita melewatkan momen kebetulan karena lebih sering berkenalan di aplikasi kencan, tokoh utama terselip di antara ribuan pemain figuran. Menemukan pasangan ideal adalah momen langka.

Akan tetapi, kalian jangan putus harapan dulu. Masih ada cara alternatif untuk mendapatkan cinta sejati di internet. Cobalah bikin ulasan keren di situs review film. Siapa tahu saja, nanti ada yang mengajak kenalan. Seperti Erica, account executive berusia 27, yang berpacaran dengan Ben, pembuat film dokumenter berusia 26, berkat ulasan film Mank di Letterboxd. Mereka berdua memberikan skor sempurna untuk film garapan David Fincher.


Seperti yang dijelaskan dalam buku Carl Wilson berjudul Let’s Talk About Love: A Journey to the End of Taste, “selera merupakan cara membedakan diri sendiri dari orang lain, mengejar perbedaan.” Namun, mengejar perbedaan bisa membuat kita kesepian dan terkesan individualistis. Rasanya sangat menyenangkan ketika kita menemukan orang yang satu selera, kayak Summer dan Tom yang sama-sama suka The Smiths atau Natalie Portman yang memperkenalkan The Shins ke Zach Braff dalam film Garden State.

Sayangnya, banyak profil di aplikasi kencan yang tampak dibuat-buat. Kita memang bisa menghubungkan Spotify ke Tinder, tapi itu pun letaknya di paling bawah setelah koleksi foto terbaik kita. Di sisi lain, situs-situs seperti Letterboxd, Goodreads atau bahkan subreddit masih memperlihatkan keaslian dari diri kita. Platform semacam itu lebih mementingkan isi otak dan minat pengguna daripada penampilan fisik mereka.

“Tidak ada cara untuk mengetahui pendapat [seseorang] tentang film Kill Bill,” kata Erica ketika dihubungi melalui Zoom dari rumahnya di Chicago. Terlepas dari jarak yang memisahkan—Ben tinggal ribuan kilometer jauhnya dari Erica di Pantai Teluk Mississippi—kekuatan cinta mereka terhadap film tetap bertahan. “Dia bergurau, kalau saja kami bertemu 20 tahun lalu, mungkin kami ketemuan di Blockbuster [rental film di AS],” ujar Ben.

Letterboxd tidak punya fitur mengirim pesan pribadi. Masih untung jika gebetan menghubungkan akun Twitter atau email mereka ke bio. Kalian bisa mengikuti mereka di medsos, lalu berusaha memulai percakapan dengan mereka. Jika tidak ada, kalian harus mencarinya sendiri sampai ketemu. Usaha ini bisa menjadi bukti kalian benar-benar tulus mengajak mereka berkenalan. Erica menemukan email Ben setelah dia menulis naskah “Muppets Great Gatsby” yang viral di internet. Setelah teleponan dan video call, Erica terbang ke New Orleans untuk menemui Ben. Hubungan mereka cepat tumbuh. Dalam hitungan minggu, Ben mengunjungi Erica di Chicago dan mereka telah berkenalan dengan keluarga masing-masing. Hari-hari mereka dipenuhi maraton film dan obrolan penuh makna.

Walaupun pemimpin redaksi Letterboxd Gemma Gracewood mengatakan tidak ada rencana menambahkan fitur pesan pribadi — mengutip biaya desain dan ancaman terhadap etos informasi komunitasnya — dia yakin pengguna pasti akan menemukan cara untuk menghubungi satu sama lain. “Tujuannya biar orang bisa menulis ulasan dan mengikuti satu sama lain,” terangnya. “Kalian bisa ngobrol tentang film atau apa pun yang relevan. Begitu hal ini sifatnya menjadi pribadi, pengalaman akan berbeda dan tak lagi menjadi komunitas bersama.”

Forum penggemar sudah sejak dulu memberikan ruang bagi anak muda untuk mencurahkan isi hati mereka kepada orang asing, seperti subreddit r/teenagers, situs penggemar macam Gaga Daily dan KatyCats.com, atau fitur pesan IMDb yang kini sudah ditutup — kebetulan editor Letterboxd di West Coast, Jack Moulton, kenalan sama istrinya dari sini. Yang berubah sekarang adalah banyak dari kita sudah muak dan jenuh dengan aplikasi kencan. “Kalian akan merasa bosan kalau sudah lama main aplikasi kencan, misalnya setahun lebih. Isinya itu-itu saja,” keluh Ben. “Kalian pasti sering menemukan kalimat semacam ‘I’m just a Pam looking for a Jim’.”

Selain referensi acara TV yang klise, pesan tak senonoh, terutama dari laki-laki, merajalela di ruang digital. Hasil survei Pew Research Center mengungkapkan, 60 persen pengguna perempuan di Amerika berusia 18-34 terus dihubungi match meski mereka telah menyatakan ketidaktertarikannya; sedangkan 57 persen dikirimi pesan dan gambar vulgar yang tidak diinginkan. Walaupun tidak menutup kemungkinan pengguna situs budaya pop melakukan hal serupa, isinya jauh lebih sehat dan berfaedah. Hal ini akhirnya menimbulkan pertanyaan: haruskah ruang ini tetap murni sebagaimana mestinya dan terpisah dari dunia kencan online?

Situs semacam Letterboxd, Goodreads dan Wattpad sifatnya lebih intim dan pribadi. Sistem ulasan Letterboxd disebut diari, pengguna Goodreads bisa mengulas dan membuat rak buku digital mereka, dan beberapa entri Wattpad bagaikan diambil dari jurnal pribadi. Menggunakan platform-platform ini mirip seperti mengajak pacar main ke rumah, dan mereka bisa melihat seperti apa selera kalian dari koleksi yang dipajang di ruang tamu atau kamar.

Hubungan Jack*, kartunis 19 tahun dari British Columbia, Kanada, dan mantan pacarnya bersemi di situs penerbitan mandiri Wattpad. Lelaki yang saat itu masih 14 tahun memiliki hobi membaca dan menulis fan fiction, sama seperti perempuan yang dia taksir. “Saya ingin memiliki pasangan yang mirip denganku,” dia menjelaskan melalui email. “Prediktabilitas penting bagi saya yang autis dan menderita PTSD kompleks. Saya tidak memiliki stabilitas, jadi cenderung mencari pasangan dengan sangat hati-hati.”

Cinta mereka kandas karena masalah komunikasi, perbedaan waktu (mantannya tinggal di Yunani), dan kebutuhan masing-masing yang berbeda. Jack mengaku belum tertarik dengan aplikasi kencan tradisional, tapi tetap terbuka untuk bertemu orang yang satu selera. “Saya banyak belajar tentang diri sendiri sejak beranjak dewasa, dan saya tidak mengesampingkannya untuk suatu hubungan…” tutur Jack. “Saya akan menunggu sampai lebih tua. Jika nanti Wattpad masih ada, mungkin saya akan bertemu seseorang di sana.”

Bagi yang lain, jarak jauh tidak menjadi masalah. Hal itu justru mempererat hubungan mereka. Janet Santacruz, mahasiswi 24 tahun di Washington, berkenalan dengan lelaki asal Georgia Andrew Lively di Wattpad pada 2011. Saat itu, mereka masing-masing baru berusia 14 dan 15. Mereka menjalani LDR selama 10 tahun, dan sebagian besar komunikasi mereka mengandalkan video call. Obrolan tentang anime seperti Naruto dan My Hero Academia menjadi dasar yang kokoh untuk membangun hubungan sehat dan penuh cinta.

“Saya merasa dia tetap seperti dulu, meski minat atau arah hidup kami berubah,” kata Janeth, yang mengaku pertama kali bertemu Andrew pada 2019. “Keluarga saya berantakan, dan dia menjadi tumpuan saya untuk melalui semuanya. Dia selalu menghargai dan memprioritaskan saya.”

Setelah sembilan tahun hanya bermain video game bareng dan kencan virtual, antisipasi yang mereka rasakan saat akan bertemu langsung sangat luar biasa. Janneth menceritakan pengalaman kencan offline perdana dengan Andrew layaknya menggambarkan pengalaman bertemu artis untuk pertama kalinya. Contohnya, Andrew ternyata lebih tinggi dari yang dia duga. “Saya takut energinya akan berbeda atau kami tidak bisa akrab [begitu bertatapan muka], atau saya bakal merasa jengkel dengannya karena saya agak introvert,” ungkapnya. “[Tapi] kami sudah lama mengenal satu sama lain, jadi saya tidak merasa ada yang berbeda ketika dia menemui saya langsung. Kepribadian kami cocok satu sama lain. Saya merasa sangat terhibur dengan kehadirannya.”

Terlepas dari mana kalian bertemu pasangan, bukankah ini yang kita semua inginkan? Menemukan tambatan hati yang memahami kita dan bisa membuat kita lebih bahagia.

*Nama telah diubah untuk menjaga privasi